Monday, January 21, 2013

0 BUNGA YANG BERGUGURAN


“I need you now”, sebuah kata rintihan, rintihan yang bertengger pada titik yang sama, tak berubah dan tak bergerak. Mengeluh dan mengadu menjadi kebiasaan yang tak pernah berakhir. Rintihan-rintihan itu menyebar, terdengar keseluruh pojok dinding yang membisu kemudian berkata “aku harus bagaimana”, dan tak ada kata-kata yang terucapkan. Semangat-semangat yang dulu membara, berkobar bagaikan api, mengaung diseluruh telinga sehingga membuat orang merasa segan dan malu untuk berhadapan. Genderang perang menjadi suara yang ganas, bagaikan singa yang sedang kelaparan. Gaung-gaung perubahan menjadi target yang empuk demi kemenangan sejati. Itulah kekuatan sejati yang pernah Berjaya pada ribuan prajurit yang tangguh dan pemberani.

“I need you now because I’m sick”, apakah aku pantas mengucapkan ini semua?, padahal aku bagian dari itu semua. aku hanya ingin mengungkapkan apa yang pernah aku rasakan dan masih terjadi. Terus kapan harus berubah?, kapan gaung-gaung sejati akan berkobar lagi? Ataukah semua itu akan lenyap dan tak akan pernah ada?. Biarlah waktu yang menjawab itu semua. kesadaran tentang nilai yang pernah melekat seharusnya menjadi pengikat yang kuat bukan dijadikan sebagai bahan bacaan namun tak pernah dipahami. Sehingga tidak adanya relevansi gerakan yang muncul, semuanya menjadi lunak tak berdaya. Bagaikan singa yang jatuh sakit.

“where we complain”, semua melayang tanpa ada pijakan. Dimanakah kami mengadu?, berteriak, seolah-olah tak ada yang mendengar teriakannya. Padahal orang-orang sudah mulai muak mendengar teriakan yang memecahkan gendang telinga. Tak berguna dan tak bermamfaat. Yang ada hanya mengganggu aktivitas orang lain. Berpikir bagaikan maut yang mematikan. Berbicara bagaikan alunan nada yang merdu. Serta mengaplikasikanya bagaikan bagaikan lagu yang didegar. Mengerti namun hanya terdiam dan hanya suara yang keluar.

“Who is wrong?”, sebuah pertanyaan akhir ketika semua bingung. Tak tau arah, yang ada hanya kembali mengeluh. Mencaci maki diri sendiri, terkadang mencaci maki kawan sendiri, membentak dengan kencang. Dan, bumi ikut bergerumuruh. semua merasa benar dan tak ada yang mau mengalah, mengejek satu sama lain. Yang pada akhirnya semuanya menjadi pinter dan tidak mau diatur oleh peraturan yang ada. Tak ada atas dan tak ada bawah. Tak ada depan maupun belakang, semuanya memiliki derajat yang sama. Membuat semua menjadi berantakan. Yang mengakibatkan disini kalah dan disana kalah dan penyesalan pun harus dengan terpaksa terucapkan.

“what is the solution to all of these?”, bagaimana ini, sekarang apa yang harus kita lakukan jika sudah seperti ini. patuah tertua. Kesal dan tak menerima kekalahan menjadi aib bagi generasi selanjutnya. Rekayasa sosialpun mulai dibicarkan. Menjadikan yang tak mungkin menjadi mungkin. Karena itulah satu-satunya cara jitu yang dimilki. Perkumpulan-perkumpulan terselubung digelar dimana-mana, mencari solusi dengan penuh semangat bagaikan singa yang baru sembuh. Detik demi detik menjadi berharga namun sebelum itu dimanakah mereka semua, apakah bersembunyi dibalik keramaian?.

Post a Comment

komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau

Simak juga Post Sarjana Muda 45 Minggu ini

Hidup hanyalah sekedar jalan-jalan untuk menikmati kehidupan, hidup hanyalah sekedar hembusan nafas untuk melangkah menikmati jeruji Tuhan, hidup hanyalah gambaran Tuhan akan kehidupan yang lebih abadi. Oleh karena itu…, tak perlu rebut, tak perlu risau, tak perlu bingung, tak perlu galau, tak perlu merasa tertipu, tak perlu merasa bahwa hidup ini tak adil, tak perlu memberontak, tak perlu bangga, tak perlu sombong. Yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap proses yang ada, karena proses akan menentukan bahwa jalan-jalan dibumi yang kita lakukan sukses atau gagal. (Surga ataukah Neraka).

Data Pengunjung

Popular Posts

My Archive RLM

 

Negara Pengunjung RLM


PUTRA NTB MENULIS
SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Statistic RLM

LOGO

LOGO
PUTRA LOMBOK MENULIS "BATUJAI"

Translate