Saturday, March 23, 2013

0 BUDAYA INDIVIDUALISME VS BUDAYA KOMUNIKASI


Pada sebuah perbincangan yang menarik beberapa hari yang lalu, sebuah perbincangan mengenai kehidupan dunia selanjutnya, dimana peradaban dunia akan dikuasai oleh teknologi komunikasi yang pada dasarnya bahwa teknologi komunikasi sudah berkembang pesat dewasa ini. tanpa teknologi komunikasi, manusia akan merasa kaku dan tidak bisa berbuat apa-apa karena sudah terbiasa menggunakannya, sampai-sampai untuk memperkenalkan sebuah sajian resep masakan yang enak dipublikasikan lewat teknologi komunikasi (internet). Sehingga untuk menyajikan resep masakan yang enak buat keluarga didapatkan lewat teknologi komunikasi.

Ada beberapa hal yang menarik dari pembicaraan tersebut, yakni budaya komunikasi yang erat pada masyarakat harus luntur dengan adanya budaya individualisme yang sedang gencar dibicarakan dilangan mahasiswa saat ini. ini lah pembicaraan yang dilakukan di angkringan pinggir jalan depan UAD Jogjakarta.

Bang, menurut abang, apa sih budaya individualisme itu?

Budaya individualisme adalah budaya yang mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan yang lainnya, orang lain adalah nomor seratus dan kepentingan pribadi wajib didahulukan.

Menurut saya bang, kepentingan pribadi memang harus didahulukan dari kepentingan orang lain, toh apakah dia juga mementingkan kepentingan kita?

Secara prinsif individualisme, ya. Akan tetapi dalam prinsif sosial, kita sebagai warga Negara indonesia yang baik dan benar harus memiliki sifat sosial yang tinggi, sifat yang akan menjamin kehidupan kita diakhirat nanti. Apalagi kita ini adalah umat muslim yang sudah diajarkan tentang bagaimana pentingnya membantu orang lain dalam kesusahan, jangan hanya berlimpah harta namun tak memiliki sifat darmawan sama sekali, uang disimpan sendiri dan tak pernah mau berbagi.

Ya juga sih bang. Terus menurut abang, komunikasi yang selama ini dibangun oleh masyarakat, apakah akan luntur dengan budaya individualisme?

Banyak hal yang harus kita pertimbangkan sebagai umat muslim dalam menjaga keharmonisan bermasyarakat, dari sisi individualisme dalam ruang lingkup keluarga untuk menjamin kesejahteraan hidup adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan ini, menjamin generasi kita agar tidak menjadi budak dikehidupan nanti. Namun dari sisi sosial, kita tidak boleh berpaling muka akan penderitaan atau kesusahan orang lain, saling membantu dan melindingi sesama adalah anjuran wajib bagi orang-orang yang mampu, karena dibalik rezeki yang didapatkan ada bagian orang lain yang wajib diberikan, entah dengan cara apapun.

Budaya komunikasi masyarakat terutama pada masyarakat desa masih mampu terjaga dengan baik serta mampu memasukkan budaya baru dan tidak meninggalkan budaya lama. Sehingga itu menjadi sebuah kekayaan budaya bagi Negara indonesia ini, apabila budaya lama tidak terjaga dengan baik maka kekayaan budaya yang dimiliki oleh indonesia tidak akan sebanyak yang kita kenal saat ini, baik dari sabang sampai marauke. Kembali lagi kepertanyaan bahwa Kalau kita mau melihat budaya komunikasi kota dengan budaya komunikasi desa, memiliki perbedaan yang sangat signifikan, antara nafsi-nafsi dengan saling memberi.

Namun, bukan berarti kita harus menyalahkan komunikasi yang dibangun diperkotaan, umpamanya budaya komunikasi kota (budaya kaya) sedangkan budaya komuniasi desa (budaya miskin). Budaya komuniasi kota atau budaya kaya adalah sebuah kalangan orang-orang kaya yang hidup serba berkecukupan, sebuah kehidupan yang dibentengi dengan tembok besar dan aktivitas yang berjalan sendiri dan ini pada ruang lingkup masyarakat kota bukan dilihat dari perorang. Misalnya pada perumahan elit, dimana perumahan elit ini dihuni oleh pejabat-pejabat tinggi atau konglomerat. Secara sederhana para penghuni tersebut adalah bagian dari masyarakat yang harus mentaati segala peraturan yang ada. Namun apakah mereka berkomunikasi secara efektif satu sama yang lainnya?

Budaya komunikasi desa adalah sebuah komunikasi yang dibangun antar keseluruhan penghuni desa. Sebuah budaya komunikasi bebas yang tidak memandang status antara si kaya dan si miskin, tak ada tembok penghalang dan saling berintraksi dengan baik satu sama lain, itu adalah pemahaman awan yang dilandaskan pada dasar kebersamaan pada masyarakat desa. Namun pada dewasa ini, desa pun mulai terkikis, budaya individualisme sudah menyerang sedikit demi sedikit.

Jika perkembangan budaya individualisme terus menyerang pada masyarakat desa maka budaya sosial masyarakat akan luntur, salah satu yang menyebabkan hal tersebut adalah pembangunan rumah yang berdasarkan dibangun atas dasar kepentingan bukan atas dasar masyarakat itu sendiri, misalnya; villa, hotel, rumah BTN dan sebagainya.

Berarti individualisme ini sangat berbahaya dong bang, bagi keharmonisan hidup yang kita jalani sekarang ini? kehidupan yang saling berbagi, menyapa serta berbagi cerita dengan tetangga disaat pagi mulai tersenyum, ngopi bersama dan lainnya.

Itulah sebenarnya tugas kita dan seluruh mahasiswa indonesia untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini melalui menghancurkan budaya individualisme dan menerapkan budaya sosial yang tinggi agar NKRI tidak terpecahkan. Namun dewasa ini, kebanyakan yang menerapkan budaya individualisme adalah kalangan generasi muda, dikarenakan kurang berkomunikasi dengan generasi lain, terlihat dari pertikaian organisasi pada tataran mahasiswa, saling menjelekkan bahkan saling membunuh ketika masalah tidak bisa diselesaikan, ada yang membunuh secara langsung dan ada yang membunuh secara karekter mahasiswa lain sehingga menimbulkan permusuhan berkepanjangan.

Dari hal tersebut sudah bida kita banyangkan bagaimana bentuk sosial yang terbangun pada generai berikutnya, apabila permasalah para organisasi kampus dibawa pada ranah permusuhan berkepanjangan. Contoh sederhana yang bisa kita ambil adalah bagaimana bentuk pemerintahan SBY, ketika sudah dinyakan sah sebagai presiden RI banyak permusuhan yang terjadi, sebuah permusuhan yang ditujukan kepada bapak SBY akan ketidak puasan kekalahan partainya, yang seharunya para politik elit tersebut saling mendukung demi kejayaan bangsa indonesia bukan mementingkan partainya yang harus selalu menjadi penguasa.

Terus menurut abang, solusi yang tepat untuk menyelesaikan ini atau mengakhiri atau kata yang lebih tepat adalah melekatkan budaya sosial pada keseluruhan tataran masyarakat indonesia saat ini, seperti apa?

Untuk menyelesaikan semua ini agar NKRI tetap terjaga dengan utuh, yakni;

Pertama; generasi mudah harus lebih tegas dan kritis dalam melihat sisi-sisi kehidupan selanjutnya, artinya bahwa mahasiswa tidak boleh terpengaruh dengan keadaan sebentar (sogokan uang) terhadap misi-misi yang berkepentingan terhadap golongan, dimainkan seperti drama klasik yang professional dan membuat mahasiswa harus terhibur akan permainan tersebut. Sehingga pada akhirnya mahasiswa hanya bisa menonton dan tidak bisa berbuat apa-apa dengan musibah global yang akan terjadi.

Kedua; masyarakat harus menyadari secara utuh akan kehadiran budaya individualisme, jangan hanya dijadikan sebagai ladang yang empuk untuk mendapatkan kesenangan yang bersifat pada kepentingan pribadi bukan pada kepentingan sosial masyarakat tersebut. Karena sekarang banyak kita lihat bahwa kepentingan-kepentingan tersebut banyak menyebar diseluruh pelosok desa dan memiliki sasaran pada masyarakat yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang pasti.

Ketiga; ketiga elemen penting dalam pertumbuhan ekonomi bangsa harus saling mengerti dan member solusi yang baik agar tidak terjadi hal tersebut, ketiga elemen tersebut adalah generasi muda, pemerintah dan pengusaha indonesia baik pengusaha luar maupun dalam negeri. Selama ini ketiga elemen ini tidak pernah sinergis dalam membangun indonesia menuju lebih baik, para pengusaha saling menjatuhkan, para elit politik pun seperti itu sehingga pada tataran mahasiswa, ikut-ikutan saling menjatuhkan, padahal seharunya kita sebagai generasi bangsa indonesia harus saling membangun agar NKRI tidak terpecah belahkan. I LOVE INDONESIA.

Mendengar penjelasan tersebut, sedikit membuat pikiran saya terbuka, sebuah pelajaran sederhana dari minum kopi pada angkringan depan UAD Jogja.


Post a Comment

komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau

Simak juga Post Sarjana Muda 45 Minggu ini

Hidup hanyalah sekedar jalan-jalan untuk menikmati kehidupan, hidup hanyalah sekedar hembusan nafas untuk melangkah menikmati jeruji Tuhan, hidup hanyalah gambaran Tuhan akan kehidupan yang lebih abadi. Oleh karena itu…, tak perlu rebut, tak perlu risau, tak perlu bingung, tak perlu galau, tak perlu merasa tertipu, tak perlu merasa bahwa hidup ini tak adil, tak perlu memberontak, tak perlu bangga, tak perlu sombong. Yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap proses yang ada, karena proses akan menentukan bahwa jalan-jalan dibumi yang kita lakukan sukses atau gagal. (Surga ataukah Neraka).

Data Pengunjung

Popular Posts

My Archive RLM

 

Negara Pengunjung RLM


PUTRA NTB MENULIS
SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Statistic RLM

LOGO

LOGO
PUTRA LOMBOK MENULIS "BATUJAI"

Translate