Wednesday, March 20, 2013

0 Kerinduan Sang Perantau





Sudah lima bulan berjalan aku meninggalkan rumah tercinta, rumah yang selalu menjadi ingatan setiap saat, sehingga terkadang membuat ku ingin pulang agar kerinduan akan suasana rumah terobati. Apalagi minggu-minggu ini, aku sering bermimpi bertemu dengan kedua orang tua ku, mimpi itu membuat ku semakin ingin pulang. Hidup merantau walau ingin menuntut ilmu memang tidak mudah, merasakan kegelisahan dan kerinduan yang terdalam, hal tersebut menjadi mimpi buruk bagi orang-orang merantau namun akan menjadi salah satu kekuatan terbesar dalam menggapai harapan yang dicita-citakan.

Merantau ternyata tidak seperti apa yang aku banyangkan selama ini, hidup di pulau orang dengan menemukan sebuah kondisi baru serta pengalaman baru yang akan membuat kita semakin dewasa dalam berpikir. Lebih banyak bergaul dengan orang-orang baru dan lebih happy ketimbang sebelumnya, namun semua itu jauh diluar dugaan saya. Memang benar bahwa merantau akan membuat kita lebih mendapatkan pengalaman namun bagi orang yang tidak pernah merantau sama sekali akan merasakan hal yang berbeda, kerinduan terhadap orang tua, lingkungan rumah dan yang lainnya serta jauh dari kasih sayang orang tua.

Salah satu yang lagi saya kuatkan saat ini adalah kerinduan terhadap orang tua, saudara dan orang-orang tercinta yang selama ini mengajarkan saya arti sebuah kehidupan, kehidupan yang harus ditempuh dengan semangat agar apa yang saya cita-citakan dapat saya gapai. Sebuah pendidikan yang luar biasa saya dapatkan dari keluarga tercinta. Apalagi pendidikan dan kasih sayang yang saya dapatkan dari ibunda tercinta, semua itu tak akan pernah aku lupakan dan aku selalu berharap serta merdo’a semoga suatu saat nanti, aku bisa membuat mereka tersenyum tanpa air mata lagi. Dan mereka hanya akan menjalankan ibadah tanpa harus memikirkan beban, dengan apa mereka harus mengisi kekuatan untuk melaksanakan ibadah. Amin.

Bagaimana pun tegarnya seorang perantau, munafik jika mengatakan tidak merindukan situasi rumah. Dengan alasan pengalaman yang saya rasakan sendiri. Orang-orang yang merantau dan tidak pernah ingat sama orang tua dan situasi rumah adalah orang-orang yang hanya memikirkan kepentingan kehidupan perutnya sendiri. Tidak pernah berpikir akan kasih sayang dan kerinduan orang tua terhadap dirinya.


Inilah kehidupan, kawan…
Jauh dari kasih sayang orang tua…
Jauh dari lingkungan…
Jauh dari persahabatan…
Walau menemukan sahabat baru…
Merenggut bagai waktu yang tak mau berhenti…
Bagai petir yang menyambar bumi…
Bagai penyakit yang mematikan…
Namun, inilah kehidupan, kawan…
Kehidupan yang harus ditempuh…
Demi impian dan cita-cita…
Seperti ayah yang selalu bilang…?
Kejarlah mimpi mu agar engkau tidak dibodoh-bodohkan
Dan jika engaku sudah mendapatkannya…?
Jangan membodoh-bodohkan…
Karena ilmu bukan seperti lidah tak bertulang…
Bercabang, bagaikan pohon yang banyak rantingnya…

Post a Comment

komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau

Simak juga Post Sarjana Muda 45 Minggu ini

Hidup hanyalah sekedar jalan-jalan untuk menikmati kehidupan, hidup hanyalah sekedar hembusan nafas untuk melangkah menikmati jeruji Tuhan, hidup hanyalah gambaran Tuhan akan kehidupan yang lebih abadi. Oleh karena itu…, tak perlu rebut, tak perlu risau, tak perlu bingung, tak perlu galau, tak perlu merasa tertipu, tak perlu merasa bahwa hidup ini tak adil, tak perlu memberontak, tak perlu bangga, tak perlu sombong. Yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap proses yang ada, karena proses akan menentukan bahwa jalan-jalan dibumi yang kita lakukan sukses atau gagal. (Surga ataukah Neraka).

Data Pengunjung

Popular Posts

My Archive RLM

 

Negara Pengunjung RLM


PUTRA NTB MENULIS
SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Statistic RLM

LOGO

LOGO
PUTRA LOMBOK MENULIS "BATUJAI"

Translate