Wednesday, February 6, 2013

0 MAKANAN TELAH TIBA, RAKYAT BERPESTA 8



“Kekanak-kanakan” itulah yang dikatakan Ahmad Mubarroq dalm apa kabar indonesia pagi lewat telepon di TVONE. Para elit politik bergejuh bagaikan para remaja yang sedang adu argumen, tak ada yang mau mengalah dan mau menang sendiri karena ego yang tinggi. Dan bahkan harus diselesaikan dengan tawuran. Apakah wajar jika kita analogikan para elit politik bangsa indonesia ini seperti anak remaja yang sedang adu argument? Saya rasa dan anda juga pasti mengatakan lebih dari itu, karena memang tak ada bedanya. Salah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh pembawa acara kepada salah satu kader Demokrat (Bapak Ruhut), para elit politik indonesia sedang gencar-gencarnya mebahas permasalahan kebobrokan partai demokrat, agar partai penguasa ini hancur, sedang permasalahan rakyat begitu banyak yang masih belum terselesakan? bagaimana menurut bapak?


“Kekanak-kanakan” kata-kata yang betul apa adanya yang dilontarkan oleh bapak Ahmad Mubarroq. Misalnya saja waktu keputusan mengenai BBM, apakah akan dinaikkan atau ditetapkan sesuai dengan harga biasanya, para elit politik bertengkar dan tidak mau mengalah dalam mengadu argument, bahkan beberapa partai keluar dari persidangan gara-gara argumennya tidak disetujui dengan pasti, namun hasilnya BBM tetap dengan harga semula akan tetapi ada beberapa undang-undang baru yang ditetapkan yang lebih berbahaya lagi. Salah satu contoh lain yang lebih unik lagi adalah salah satu anggota DPR dengan asik menonton video yang ditangkap oleh kamera, padahal waktu itu sedang melaksanakan persidangan. Dan banyak lagi contoh-contoh yang membenarkan kata-kata dari bapak Ahmad Mubarroq.

Dari sisi partai, semua partai tak ada yang salah, bahkan semua partai adalah suci, namun tergantung orang-orang yang berada didalamnya. Partai dibentuk oleh manusia sebagai jalan batu loncatan, dari miskin menjadi kaya, dari katrok menjadi terkenal bagaikan artis musiman (sekarang tenar besok gak lagi). Pembentukan partai pun tidak semata-mata untuk menjadikan partai semakin terkenal dan rakyat tersepelekan, semuanya memiliki tujuan yang luhur dalam membangun bangsa indonesia yang lebih baik, “coba saja anda lihat iklan setiap partai” apakah mereka ingin terkenal seperti artis? saya rasa tidak, karena jika ingin terkenal seperti artis maka iklan tersebut tidak akan pernah berhenti ditayangkan. Apakah mereka ingin dipilih? Jawaban saya (ya) dan anda juga pasti (ya). Karena iklan tersebut ditayangkan ketika pemilu akan menjelang. Benar kan?





Tak jauh beda ketika pemilihan presiden mahasiswa, para tim sukses bergeliria mencari masa pendukung. Membuat iklan sebaik mungkin, program yang ditawarkan, calon yang diusung harus betul-betul dikenal oleh mahasiswa (calon pemilih), organisasinya besar atau kecil, KPUnya seperti apa dan lainnya. Semuanya sama (proses), namun memiliki perbedaan yang tidak bisa disamakan bahwa antara pemilihan presiden Negara dengan presiden kampus. Mahasiswa belajar menjadi pemain elit agar bisa menguasai mahasiswa-mahasiswa yang lain, yang kerjaannya hanya kuliah saja.Dari hal tersebut mahasiswa sudah mengajarkan diri untuk membentuk kubu-kubu, saling beradu argument bahkan saling menunjukkan kekuatan (fawer) sehingga kelak juga akan menunjukkan kekuatannya pada semua orang.

“Nasib bangsa 10 tahun yang akan datang bisa dilihat dari generasi masa sekarang” aneh tapi nyata. Sebuah kata-kata yang bisa menjadi tolak ukur bagi masyarakat untuk melihat perkembangan bangsa indonesia tercinta ini. sehingga bisa saya ambil kesimpulan bahwa orang tua sebagai ayah dan ibu generasi bangsa yang sesungguhnya bisa melihat nasib mereka selanjutnya, dengan mendidik anaknya menjadi anak yang berbudi luhur dan memiliki jiwa social yang tinggi sehingga kelak ia akan menjadi pemimpin besar yang lebih mengutamakan rakyat ketimbang mengutamakan kesejahteraan kantong kering. “semua orang tua, baik dari pejabat tingkat tinggi sampai rakyat tingkat bawah”


Post a Comment

komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau

Simak juga Post Sarjana Muda 45 Minggu ini

Hidup hanyalah sekedar jalan-jalan untuk menikmati kehidupan, hidup hanyalah sekedar hembusan nafas untuk melangkah menikmati jeruji Tuhan, hidup hanyalah gambaran Tuhan akan kehidupan yang lebih abadi. Oleh karena itu…, tak perlu rebut, tak perlu risau, tak perlu bingung, tak perlu galau, tak perlu merasa tertipu, tak perlu merasa bahwa hidup ini tak adil, tak perlu memberontak, tak perlu bangga, tak perlu sombong. Yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap proses yang ada, karena proses akan menentukan bahwa jalan-jalan dibumi yang kita lakukan sukses atau gagal. (Surga ataukah Neraka).

Data Pengunjung

Popular Posts

My Archive RLM

 

Negara Pengunjung RLM


PUTRA NTB MENULIS
SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Statistic RLM

LOGO

LOGO
PUTRA LOMBOK MENULIS "BATUJAI"

Translate