Wednesday, January 30, 2013

0 PENA Kehidupan


Di tengah dunia yang begitu gemuruh ini, kadang diriku pun ikut gemuruh bersama angin politik, bersama tiupan emosi, bersama kedengaran kecemburuan yang menyumbati telinga. Dunia semakin panas dengan langkah kapitalis di balik satu ciptaan-Nya, hanyalah kehilangan kemanusiaan di balik satu manusia, fakta.  Hari- hari aku lewati hanya begitu saja bersama semua gemuruh ini, hati selalu pedis dan menderita akan suara kecemburuan manusia dan terdengar suara tangisan manusia, nafas pun hampir terputus di tengah jagat raja. Sebagian gunung aku telah mendaki bersama kepedihan hati tanpa memuji atas kasih setia-Nya.

Di pertengahan gunung, aku hampir terantuk kaki, ternyata di belahan Roh nafas, ada jaringan yang memaparkan rencanaku, impianku kepada kawan-kawannya. Sungguh aku tidak mengatakan sepata kata kepada bangsa dan orang berseragam itu. Dimana aku menyimpang rahasiaku, kalau orang berserangam rapi itu menangkap aku? Biarkanlah hidup ini begitu merana tanpa rencana demi bangsa dan rakyatku. Sungguh, aku tidak tahan untuk hidup. Di jagat alam pikir, hanyalah ingin pulang ke sebuah desa saja. Namun TUHAN tidak menerima rencanaku dan aku tinggal dan hidup dalam lantaran bau sampah di pingiran kota, jagat raya pun mengenaliku sejak jaringan itu ada.

Semuanya telah berlalu bersama gemuruh global. Melihat semua tangisan, melihat semua pertumpahan darah, melihat bunyi rentetan senjata yang kena pada tubuh manusia sungguh ingin menangis bersama mereka, namun sayangnya aku tidak bisa menangis langsung, sejak aku berada di sebuah desa yang sangat jauh dari kota dan aku teringat semua kekerasan itu sungguh aku tidak bisa terbayangkan hanya menambah luka yang tidak bisa terobati. Sejak aku berada di desa pun selalu terdengar tangisan manusia itu. Wahhh kemana aku pergi agar aku tidak mendengar lagi tangisan manusia itu, tiada tempat untuk aku pergi hanyalah ada jalan terbaik adalah mencari DIA yang mati demi umat manusia sebab perasaan tenang dan akan terasa dekat dengan DIA.

Di tengah pertarungan-pertarungan politik itu aku pun binggung bersama politik seakan-akan pemilu ini yang mengatur kehidupan aku. Namun di samping aku ada sebuah buku yang begitu tebal dan buku itu mendekati aku, aku pikir tandanya Tuhan menunjukkan jalan kebenaran, sebab Tuhan adalah tujuang akhir hidup manusia dan kebenaran hidup manusia. Sekalipun dunia mengencar aku, politik mengancam aku dan sekalipun diriku dirabek- rabek, dihina dan dicungkil balik pedisnya peluruh cangih, suara kebenaranku akan tetap pada bangsa dan rakyat sebab kebenaran tetap kebenaran, kebenaran adalah Allah, Allah adalah kebenaran hidup manusia


Post a Comment

komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau

Simak juga Post Sarjana Muda 45 Minggu ini

Hidup hanyalah sekedar jalan-jalan untuk menikmati kehidupan, hidup hanyalah sekedar hembusan nafas untuk melangkah menikmati jeruji Tuhan, hidup hanyalah gambaran Tuhan akan kehidupan yang lebih abadi. Oleh karena itu…, tak perlu rebut, tak perlu risau, tak perlu bingung, tak perlu galau, tak perlu merasa tertipu, tak perlu merasa bahwa hidup ini tak adil, tak perlu memberontak, tak perlu bangga, tak perlu sombong. Yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap proses yang ada, karena proses akan menentukan bahwa jalan-jalan dibumi yang kita lakukan sukses atau gagal. (Surga ataukah Neraka).

Data Pengunjung

Popular Posts

My Archive RLM

 

Negara Pengunjung RLM


PUTRA NTB MENULIS
SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Statistic RLM

LOGO

LOGO
PUTRA LOMBOK MENULIS "BATUJAI"

Translate