Sunday, January 27, 2013

0 MAKANAN TELAH TIBA, RAKYAT BERPESTA 4


Perputaran panjang perpolitikan Indonesia, membuat rakyat Indonesia semakin mengerti dan memahami kondisi Indonesia yang kian memburuk. Banyaknya penyelewengan uang rakyat (korupsi) semakin membuat rakyat tak percaya terhadap pemerintah, alih-alih perubahan menjadi momok yang menakutkan namun tetap dirasakan bagaikan angin dan hujan yang membuat bencana. Begitu banyak cerita duka dan luka yang telah muncul sebagai perusak kepercayaan, lidah yang bergoyang mengisi janji yang tak pernah terealisasikan. Siapakah yang salah, para elit politik atau masyarakat yang tak berdaya? Pemelihan presiden kini sudah semakin dekat, datang bagaikan makanan yang empuk bagi para pemain namun awal kembali bagi penderitaan rakyat yang direkayasa menjadi kesejahteraan.

Pemilihan ini pun menjadi momok yang mengerikan, banyak para roh-roh gentayangan berkeliaran menebarkan ketakutan, menebar janji dan memberi uang agar rakyat terdiam. Sejarah lama yang begitu pahit kini akan terulang kembali, pembodohan kepada rakyat, penindasan intelektual, pembekuan generasi dan lainya, walau tidak terlihat nyata di pandangan masyarakat Indonesia namun muncul sebagai bentuk kepedulian pemerintah. Rasa peduli yang membungkam segalanya, Kepedulian ditelurkan dalam bentuk jalan tengah “materi” sehingga masyarakat dan para generasi muda menjadi manja, tidak memiliki keberanian sejati demi terbebasnya penderitaan rakyat di negeri sendiri. Warisan yang luhur dalam bait perjuangan sejati para pejuang indonesia kini telah luntur, para generasi muda lebih memanjakan diri dengan mengambil jalan tengah.

“pasir telah menjadi debu, debu tidak akan bisa menjadi pasir”, inilah kata-kata yang bisa saya ungkap terhadap perjalanan indonesia meraih kemerdekaan. Perjuangan sejati dan cita-cita yang murni untuk membebaskan bangsa indonesia dari tangan penjajah, kini hanyalah dongeng sebelum tudur untuk anak-anak, setelah dewasa, dongeng tersebut hilang ditelan waktu sehingga generasi bangsa tidak mengerti akan perjuang dan cita-cita sejati para pejuang. “yang muda bangkit” hanya sebuah simbul untuk membekukan dan memanjakan generasi muda agar mengikuti arus yang diinginkan, sedangkan rakyat hanya menunggu nasib dan terus berjuang demi melanjutkan hidup, tidak pernah merasakan makna kemerdekaan yang sejati.

Slogan indonesia yang mengatakan “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat” mungkin dewasa ini bisa diganti dengan “oleh mu dan untuk ku” karena slogan ini lebih pas jika kita melihat realita saat ini. dipilih dari rakyat dan jika memang bukan untuk rakyat lagi melainkan untuk diri sendiri. Kekuasaan hanya dijadikan sebagai ajang karir agar bisa menguasai rakyat. Rakyat boleh bangga telah memilih kandidatnya namun akankah kebanggaan itu di bawa oleh kandidat? Ini menjadi sebuah pertanyaan besar bagi rakyat saat ini. rakyat selalu mendengar suara perubahan, baik dari kemiskinan maupun yang lainnya, namun hal tersebut hanyalah angin yang berlalu dari hari ke hari semakin banyak rakyat yang menderita, tidur di emperan, bawah kolom jembatan, pengemis yang bayak yang berkeliaran dan para generasi muda yang turun kejalan untuk meminta-minta, padahal indonesia memiliki kekayaan yang melimpah namun tidak bisa dikelola dengan baik untuk kesejahteraan rakyat.

kemiskinan dan penderitaan rakyat indonesia , yang semakin meluas dan melebar kemana-mana dan seharusnya mereka bisa merasakan kenikmatan dan kemerdekaan yang mereka miliki tapi malah sebaliknya.Bukan merasakan kenikmatan tersebut tapi malah merasakan kemiskinan dan kesengsaraan tersebut dikarena ulah oleh segelintir orang-orang yang serakah. Yang mana mereka sudah merasakan sangat banyak , tapi tidak merasa belum cukup puas.


Post a Comment

komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau

Simak juga Post Sarjana Muda 45 Minggu ini

Hidup hanyalah sekedar jalan-jalan untuk menikmati kehidupan, hidup hanyalah sekedar hembusan nafas untuk melangkah menikmati jeruji Tuhan, hidup hanyalah gambaran Tuhan akan kehidupan yang lebih abadi. Oleh karena itu…, tak perlu rebut, tak perlu risau, tak perlu bingung, tak perlu galau, tak perlu merasa tertipu, tak perlu merasa bahwa hidup ini tak adil, tak perlu memberontak, tak perlu bangga, tak perlu sombong. Yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap proses yang ada, karena proses akan menentukan bahwa jalan-jalan dibumi yang kita lakukan sukses atau gagal. (Surga ataukah Neraka).

Data Pengunjung

Popular Posts

My Archive RLM

 

Negara Pengunjung RLM


PUTRA NTB MENULIS
SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Statistic RLM

LOGO

LOGO
PUTRA LOMBOK MENULIS "BATUJAI"

Translate