Apa ini ayok? siapa yang bisa sebut saya kasih
seratus ribu, hehehe…,becanda grather.., eh kok grather sih? Sorry keseleo
tangan, maksudnya becanda brather. Yang jelas itu adalah lampu lalu lintas yang
menjadi pengatur bagi pengemudi, jika para pengemudi motor maupun mobil bahkan
sepeda sekaligus atau dokar (cidomo) psti akan kebingungan siapa yang dulu
jalan karena semuanya ingin jalan duluan, tidak mau didahului malah ingin
mendahului terus agar tidak terlambat kerja atau aktivitas yang lainnya,
sehingga tak jarang kejadian mengerikan terjadi setiap hari, gara-gara ingin
mendahului namun tak ingin didahului. Namun karena adanya lampu lalu lintas ini
menjadi teratur walau terkadang ada saja yang melanggarnya ketika ada
kesempatan.
Tiga tanda lampu lalu lintas adalah simbol komunikasi
yang paling efektif walau terkadang mereka hanya menganggap sekedar lampu lalu
lintas saja. Namun asal anda tahu saja walau anda sudah mengetahuinya bahwa
lampu lalu lintas itu adalah simbol komunikasi yang paling efektif dan terbukti
keberhasilannya diseluruh dunia bukan hanya di indonesia saja. Terus apa
kaitannya. Lampu lalu lintas dibuat oleh pemerintah untuk dijadikan sebagai
pengatur lalu lintas, para polisi sebagai penanggungjawab utama sedikit tidak
terlalu repot mengatur lalu lintas, coba deh bayangkan, jika lampu lalu lintas
dalam sebulan ini tidak berpungsi, anda bisa bayangkan bagaimana keringat yang
keluar dari para polisi bahkan akan dikatakan bahwa para polisi itu belum mandi
sehingga semua pakaiannya basah ketika mengatur lalu lintas. Semuanya akan berubah secara drastic, bayak
terjadi pelanggaran dan bayak terjadi kecelakaan yang akan merenggut nyawa para
pengemudi. Apakah anda bisa bayangkan ini semua. apalagi, misalnya Jakarta. Waduh…,
saya sendiri tidak bisa bayangkan.
Sebenarnya, apa sih maksud dari ilustrasi ini?
apakah ada yang bermakna? sebenarnya ini hanya bayangan saja ketika saya
mengemudi dan mencoba memotret nyala merah lampu lalu lintas. Dan terlintas
dalam benak ku bahwa aku ingin mencoba menggali sedikit tentang lampu lalu
lintas dengan mengkolaborasikan dengan apa yang ada dibenak ku selama ini yakni
masalah yang selama ini muncul dipermukaan media yang membuat rakyat tidak
percaya seutuhnya kepada pemerintah yang selama ini memperlihatkan
kekanak-kanakkanya. Ini bukan saja menjadi masalah dalam ruang lingkup
pemerintah malah momok yang menakutkan bagi masyarakat sebagai bagian dari
indonesia raya ini.
Lampu lalu lintas (merah, hijau dan kuning). Merah
berarti berhenti, hijau berarti jalan terus dan kuning berarti hati-hati. Tiga bagian
simbol komunikasi yang paling efektif yang ikut menjaga nyawa manusia (dalam
arti luas). Mungkin kalau hewan yang mengerti akan simbul itu ketika berlari
akan ikut berhenti untuk menjadi hewan taat aturan. Lampu ini pun diatur
sedemikian rupa agar tidak bertabarakan satu sama lain, selalu tepat dan tidak
pernah meleset, jika meleset maka bukan lampu lalu lintas namanya. Kalau boleh
saya mendiskripsikan maka merah berarti tanda taat, hijau berarti tanda jangan
putus asa (semangat) dan kuning berarti tanda refleksi. Tanda-tanda ini merupakan
sifat yang ada pada diri kita semua, anda, mereka bahkan mungkin diri saya
sendiri.
Taat merupakan kepatuhan kita terhadap sesuatu
maupun seseorang sehingga kita tunduk dan tidak pernah membantah kata-kata atau
perintahnya. Semangat atau jangan pernah putus asa adalah hal yang harus dan
wajib kita miliki agar apa yang kita impikan dapat kita wujudkan. Refleksi adalah
bagian terpenting dari ketaatan dan semangat yang kita miliki agar tidak
terulang kedua kalinya sesuatu yang tidak kita ingin sesali. Ketiga bagian ini
menjadi satu rangkaian yang tidak terpisahkan sehingga pantas saja salah satu
fungsi dari lampu lalu lintas adalah ikut serta dalam menjaga nyawa manusia
dalam berkendaraan lalu lintas, lampu lalu lintas seolah-olah tak mau terjadi
sesuatu pada setiap pengendarai hingga merenggut nyawa.
Kaitannya dengan apa yang ada dibenak ku seperti
apa yang aku tulis diatas bahwa dibuat oleh pemerintah dan pemerintah pun
begitu taat pada aturan ini, apalagi para aparat Negara yang menjaga keamaan
rakyat (polisi dan lainnya), saking taatnya mereka tidak mau satu pun
pengendara melanggarnya sehingga selalu berjaga-jaga saat bertugas. Namun yang
menjadi masalahnya disini adalah lampu lalu lintas yang begitu sederhana yang
hanya memiliki tiga bagian (merah, hijau dan kuning) begitu diatati oleh semua
orang bukan hanya dari kalangan masyarakat bawah sampai tingkat atas. Sedangkan
amanah yang begitu berat begitu mudah dihianati. Koropsi terjadi dimana-mana,
baik dari tingkat desa sampai tingkat pusat. Amanah yang diberikan oleh lapisan
masyarakat sebagai pemimpin. Pemimpin yang mampu mensejahterakan rakyat bukan
mensejahterakan kantong kering.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau