Duhai malam
Ingin rasanya
menikmati mu
Tertawa bersama
dalam sepi
Bersama dedaunan
yang melambai
Ranting-ranting
pohon yang menari
Karena nada angin
yang begitu merdu
Sehingga bintang
malam tak sadar
Tersenyum keras
hingga terdengar suaranya
Walau jauh
Namun mampu membuat
para penonton tercengang
Dan kini aku hanya
ditemani malam yang aneh
Mungkin kau anggap
aku gila
Atau sengaja kau
meledek ku
Aku hanya bisa
bilang
Jangan kau
tertawakan ku
Tak tahan rasanya
harus tertunduk malu pada mu
Biarkahlah hanya tanaman
kecil ku
Menggores luka
hingga aku sadar
Bahwa aku telah
terluka.
Kini aku bersama mu
Ingin menjaga mu
Karena kau adalah
obat luka
Diam tak berkata
Namun mengerti akan
duka
Biarkan saja semua
orang berkata
Biar ramai, hingga
tak sepi
Namun apa
mereka mengerti
Aku yakin dan kau
pun yakin
Bahwa mereka tak
akan pernah mengerti
Sampai mereka tahu
tentang arti
Lebih baik, kau
menemani ku
Anggap saja semua
ini penonton bisu
Mendengar namun tak
bersuara
Agar aduan ku, kau
tak sia-siakan
Aku hanya ingin
berdua
Bercerita tentang
manisnya gula
Bercerita tentang
pahitnya kopi
Tentang bahagia
Tentang luka dan
duka
Tentang tawa
Tentang semua,
semua yang aku rasa
Sehingga aku bisa
mengetahui
Kau tertawa atau
meneteskan air mata
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau