Sebelum lebih lanjut anda membaca tulisan ini,
simak beberapa pertanyaan yang mungkin menurut anda sederhana namun inilah yang
terkadang menjadi pemicu perkelahian atau tawuran antarwarga masyarakat.
Apakah komunikasi antarpribadi dalam masyarakat yang
kita tempati terjalin dengan baik atau efektif?
Apakah komunikasi antarpribadi menjadi warna yang
membuat masyarakat yang kita tempati menjadi berbeda dengan masyarakat
tetangga?
Apakah komunikasi antarpribadi dalam masyarakat yang
kita tempati tidak terjalin dengan baik atau acuh tak acuh antar sesama masyarakat?
Berapa kalikah kita bersilaturrahmi untuk meningkatkan
komunikasi antarpribadi yang baik atau efektif setiap hari kepada tetangga?
Apakah individualisme masyarakat dalam menentukan
kehidupan yang lebih baik, lebih diutamakan ketimbang menjalin kebersamaan
dalam membangun masyarakat yang mandiri?
Komunikasi adalah menyampaikan pesan, baik itu
melalaui media maupun secara langsung. Sedangkan proses penyampain komunikasi membutuhkan
satu orang atau lebih, berperan sebagai komukator atau pembawa amanah untuk
menyampaikan pesan yang diembannya. dalam hal ini, komunikasi dibagi menjadi
dua bagian, yakni; komunikasi biasa dan komunikasi tidak biasa (komunikasi
profesional). Komunikasi biasa adalah komunikasi antar satu orang atau lebih,
yang dimana komunikasi yang dilakukan tidak memiliki pesan namun lebih kepada
komunikasi bercanda. Misalnya; komunikasi yang dilakukan dua anak muda yang
sedang berjaga di pos ronda, komunikasi yang dilakukan hanya bertujuan untuk
menghilangkan rasa ngantuk, omongan mereka ngelantur dan tidak terarah, yang
penting apa yang diomongkan tidak membuat mereka tertidur.
Sedangkan komunikasi tidak biasa (komunikasi profesional)
adalah sebuah komunikasi yang memiliki tujuan dan terarah, dalam hal ini
kedisiplinan dan kepiwaian komukator dalam menyampaikan pesan sangat menentukan
apakah komunikasi itu efektif atau tidak, komunikator harus siap menanggung
segala resiko apabila pesan yang
disampaikannya gagal. Sehingga peran komunikasi, baik itu komunikasi
antarpribadi, kelompok, massa dan lainnya sangat penting untuk pencitraan dari
komunikasi itu sendiri.
Peran Komunikasi Antarpribadi Dalam
Masyarakat Untuk Mewujudkan Solidaritas Yang Tinggi.
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan
mahluk Tuhan yang lainnya. Manusia juga diciptakan sebagai mahluk
multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara
personal maupun sosial. Di sisi lain, kerena manusia adalah mahluk sosial, maka
manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri, baik dalam konteks fisik maupun
dalam konteks sosial budaya.
Aktifitas interaksi sosial dan tindakan
komunikasi ini dilakukan baik secara verbal, non verbal maupun simbolis.
Kebutuhan adanya sebuah sinergi fungsional dan akselerasi positif dalam
melakukan pemenuhan kebutuhan manusia satu dengan yang lainnya, ini kemudian melahirkan
kebutuhan tentang adanya norma-norma dan nilai-nilai sosial yang mampu mengatur
tindakan manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya, sehingga tercipta
keseimbangan sosial (social equilibrium) antara hak dan kewajiban dalam
pemenuhan kebutuhan manusia, terutama juga kondisi keseimbangan itu akan menciptakan
tatanan sosial (social order) dalam proses kehidupan masyarakat saat ini dan
waktu yang akan datang. (Farid Hamid, Heri Budianto. Ilmu Komunikasi, Sekarang
dan Tantangan Masa Depan, (Jakarta: Kencana, 2011) cet. I, hal. 11).
Masyarakat adalah sebuah kelompok yang secara
mendasar saling membutuhkan satu sama lain, hal ini sesuai dengan sifat sosial
yang dimiliki oleh manusia. Saling membutuhkan bahkan harus saling tolong
menolong agar lingkungan hidup dalam suatu masyarakat tersebut menjadi aman dan
damai serta penuh silaturrahmi. Tanpa adanya hal tersebut maka akan terlihat
masyarakat yang berbasis “lo lo…, gue gue” yang artinya tidak ada rasa peduli
yang kuat antar sesama warga masyarakat.
Pada umumnya, masyarakat membutuhkan kenyaman
dan kedamaian dalam menjalani hidup sehari-hari, terlepas dari kebisingan,
perampokan, pencurian, keributan, tawuran dan lainnya sebagainya. hal tersebut
dikarenakan manusia tidak memiliki kekuatan seutuhnya, kekuatan yang akan
membuatnya menjadi abadi tinggal didunia ini, namun memiliki batas tertentu
sesuai dengan perjanjian yang dibuat dengan Tuhan sebelum diturunkan kebumi. Pada
hakekat ini, manusia membutuhkan perlindungan, kebersamaan yang kuat serta
pertolongan yang terus menerus untuk menciptakan silaturrahmi yang kuat dan
masyarakat yang nyaman.
Kendati demikian, dewasa ini jauh dari harapan kenyaman
dan kedamaian yang diinginkan dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak adanya
komunikasi antarpribadi yang efektif, tawuran, perselisihan dan lainnya,
apalagi dengan banjir yang selalu menghantui sehingga sebagian orang yang
memiliki uang banyak mencari tempat yang jauh dari hal tersebut. Salah satunya
tempat adalah hotel mewah yang penuh dengan kenyaman, kesejukan, kedamaian dan
keamanan dua puluh empat jam. Selain hotel, terdapat perumahan-perumahan mewah
yang dibangun oleh perusahaan swasta untuk memberikan kenyaman dan keamanan
dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
Hotel maupun perumahan menjadi sebuah ciri khas
masyarakat kota, yang kemudian mengkotakkan diri dengan masyarakat kota yang
terpinggirkan atau masyarakat kota yang miskin, pembuatan perumah yang mewah dan
hotel merupakan sebuah peng-kotak-an penduduk, secara sadar mereka sudah
memisahkan diri dari bagian masyarakat yang kumuh menuju masyarakat yang
nafsi-nafsi namun bersih. Sehingga terkadang masyarakat menengah kebawah merasa
malu dan enggan walau hanya menginjak halaman rumah tersebut. Begitu juga
sebaliknya, orang kaya merasa tidak nyaman dan enak menginjak rumah yang kumuh.
Akibatnya, komunikasi antarpribadi antara yang kaya dengan yang miskin jauh
tidak terjadi, bahkan saling bersebrangan dan bertolak belakang.
Pemahaman terhadap proses pembentukan
kepribadian setiap pihak yang terlibat dalam komunikasi menjadi penting dan
mempengaruhi keberhasilan komunikasi, sehingga hubungan intraksi sosial dalam
hubugan komunikasi antarpribadi di dalam kelompok masyarakat yang normal
biasanya memerlukan pertukaran secara timbal balik di mana pengirim (senders)
dan penerima (receivers) yang saling kenal satu sama lain dalam tingkat saling
ketergantungan yang tinggi dan dinamis. (W. A. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan
Masyarakat (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hal. 210)
Hubungan masyarakat yang harmonis adalah
hubungan yang tidak memandang suatu perbedaan, baik itu kelas sosial maupaun
yang lainnya. Seperti yang masih terjadi pada warga masyarakat pedesaan yang
jauh dari kehidudapan individualisme sosial. Suatu kehidupan yang memandang
bahwa keberhasilan individu dalam mencapai tarap hidup yang lebih baik adalah
hal yang utama ketimbang bersama-sama dengan masyarakat lain berjuang untuk
menumbuhkan ekonomi yang mapan, sehingga masyarakat menjadi mandiri dan tidak
berketergantungan kepada uluran tangan pemerintah yang tida jelas.
Perlu diketahui bahwa, lahan atau tanah yang
sudah penuh terbangun oleh pembangunan-pembangunan besar, seperti gedung
bertingkat dan perumahan-perumahan mewah yang berkelas tinggi, sudah tidak ada
lagi tempat untuk membangun hal tersebut, maka sasaran pemerintah atau swasta
selanjutnya adalah desa. Desa yang masih luas dan belum tertata rapi, yang ada
hanya perumahan-perumahan sederhana dan penuh dengan hubungan harmonis antar
warga masyarakat. Namun tidak semerta-merta pemerintah dan swasta membangun
secara tiba-tiba, namun terdiri dari berbagai macam tahap agar pembangunan itu
sesuai dengan rencana besar yang sudah ditargetkan.
Tentunya, untuk menjaga kestabilan komunikasi
antarpribadi yang efektif dalam masyarakat pedesaan, pemerintah daerah dan
generasi muda yang ada, dan tokoh-tokoh adat harus menyiapkan konsep yang
matang agar tidak menjadi sasaran pembangunan yang berkelas tinggi. Keterbukaan
rumah untuk saling beritraksi harus dilestarikan agar komunikasi terus berjalan
tanpa henti.
Jadi, komunikasi antarpribadi dalam masyarakat
memiliki peran penting dalam menjaga solidaritas masyarakat, karena dengan
terjalinnya komunikasi antarpribadi yang efektif akan menimbulkan persatuan dan
kesatuan masyarakat dalam sama-sama menjaga dan mewujudkan masyarakat yang
aman, damai, sejahtera dan mandiri, serta masyarakat yang jauh dari kemiskinan
dan menunggu uluran tangan pemerintah.
2 comments
realitas masyarakat sangat tidak mengerti dengan komunikasi antar pribadi,kalo pun dimengerti maka tidak akan ada konflik antar masyarakat karena masyarakat paham dengan fungsi kehidupannya.menurut saya tulisan ini sudah bagus namun perlu ada kerelasi antar sesama dan pandangan lain sebagai pendukung tulisan...salam senior...hehhehe
ternyata ini komentarx. mantap pak. akan tetapi yang perlu kita cermati adalah elemen dari masyarakat itu sendiri, siapa yang dikatakan sebagai basis masyarakat adalah hal yang perlu kita sadari. sekali lagi, pada dasarnya masyarakat sadar akan KAP akan tetapi mereka lebih sadar akan KAP secara awam,artinya tidak mengerti dan mehami teori. mereka melaksanakan KAP akan tetapi tidak tahu bahwa komunikasi yang dilakukan adalah KAP. itulah yang kemudian tugas anda sebgai seorang KPU (elemen dari masyarakat yang berbasis pemerintah) untuk menjadi garda depan dalam menjaga dan terus melestarikan KAP dalam sebuah budaya masyarakat tradisional. bukankah begitu pak hamdan?
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau