Pembanguanan desa yang dibicarakan selama ini,
masih saja menjadi sebuah dengungan tanpa hasil. Masih banyak desa-desa yang
ada di indonesia ini tertinggal dan jauh dari kehidupan layak, pendidikan yang
tidak bermutu dan jauh dari akses masyarakat, kesehatan yang masih dibawah
standar serta akses ekonomi yang masih belum tersedia dan stabil sehingga
rakyat harus terbiasa dengan keadaan yang dirasakan. Mengeluh bagi masyarakat
adalah sebuah kata yang sering terucap namun tidak ada gunanya sama sekali, sehingga
lebih baik mencari nafkah ketimbang harus memikirkan beban-beban yang tidak
kunjung terselesaikan, walau dalam hati mereka ingin merasakan nikmatnya
kehidupan yang lebih baik dan mandiri.
Dalam mewujudkan pembangunan masyarakat yang
lebih baik, pemerintah seharunya menjadi garda depan, bukan hanya menjadi garda
depan disaat pemilu tiba, namun disetiap kondisi apapun karena itu adalah
tanggung jawab pemerintah seutuhnya. Dalam pembangunan masyarakat yang lebih
baik, masyarakat harus ikut serta dalam mengemban tugas pemerintah, karena
tanpa keinginan dan bantuan masyarakat pembangunan tidak akan pernah bisa
berjalan dengan lancar. Sifat individualisme dalam bermasyarakat harus
dihilangkan dan membudayakan saling tolong menolong seta bahu membahu dalam
pembangunan masyarakat desa yang lebih mandiri.
Selain itu, Pemerintah harus bisa merangsang
masyarakat untuk mendaoatkan kemudahan-kemudahan agar pembangunan bisa
berlangsung dengan partisipasi yang tinggi. disamping dukungan pemerintah pusat
telah pula ada kesediaan pemerintah daerah menempatkan desa-desa tertinggal itu
dalam prioritas yang tinggi. Keterpaduan program pembangunan antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah dalam penanganan daerah tertinggal diharapkan akan
lebih fokus, efisien dan cepat.
Seperti yang dikatakan oleh Bapak Prof. Haryono,
dalam sebuah acara yang rembug desa nasional daerah tertinggal di palangkaraya pada
tanggal 24 April 2008 yang saya ambil dari sebuah media online http://madina.co.id, bahwa para Kepala Desa dianjurkan bekerja keras
mengajak masyarakat membangun kebersamaan dan menghidupkan budaya peduli sesama
anak bangsa. Untuk itu di desa-desa tertinggal perlu dikembangkan wadah
kebersamaan berupa kelompok-kelompok keluarga di pedesaan dan pedukuhan.
Kelompok-kelompok di pedesaan itu tidak saja
berkumpul untuk omong-mong atau berunding tanpa hasil, tetapi bersama-sama
merumuskan masalah dan mencari penyelesaian masalah secara gotong royong. Karena
harus dilakukan secara gotong royong, diharapkan masalah yang dikumpulkan tidak
muluk-muluk tetapi dibatasi tiga hal yang utama, yaitu bagaimana agar setiap
keluarga minimal salah satu anggotanya mempunyai pekerjaan yang dapat menopang
kehidupan keluarga, mendorong dan menjamin agar anak-anak dibawah usia 15 tahun
disekolahkan sehingga tidak ada satu anakpun yang terlantar tidak sekolah, dan
ketiga, diusahakan agar siapapun yang sakit bisa memperoleh akses terhadap
pelayanan kesehatan yang memadai dan disembuhkan.
Penanganan berbagai prioritas itu harus
dilakukan dengan menghidupkan budaya peduli sesama, gotong royong, dan
berkelanjutan. Tidak boleh dilakukan dengan menggantungkan diri terhadap proyek
pemerintah atau menyerah dengan alasan tidak ada dana. Karena itu
pertemuan-pertemuan dalam Posdaya harus dilakukan dengan membeberkan semua
persoalan masyarakat disekitar Posdaya, yang kaya dan yang miskin dikut
sertakan secara aktif, agar bersama-sama bisa mengembangkan kepedulian dan
partisipasi yang tinggi.
Dalam sebuah pemikiran sederhana saya bahwa
komponen dari setiap elemen dalam pembangunan memang tidak boleh bertolak
belakang atau saling bersebrangan, masyarakat tidak boleh acuh terhadap
pemerintah dan pemerintah juga harus lebih serius memperhatikan rakyat yang
masih jauh dari kata standar atau kelayakan hidup yang didefinisikan dalam
Undang-Undang. Dengan keadaan seperti ini, kemiskinan dapat dipecahkan dan
selesaikan dengan baik oleh pemerintah indonesia.
Selain itu, membuka lapangan pekerjaan yang
memadai bagi masyarakat atau generasi muda dan lebih mendahulukan putra daerah
merupakan hal yang harus diutamakan, jangan sampai putra daerah menjadi
penonton dan peminta setia yang tidak bisa berbuat apa-apa. Karena sekarang ini
banyak geneasi muda yang lulus SMA maupun Perguruan Tinggi menjadi
pengangguran. Padahal kalau kita kaji, mereka memiliki skill yang memang
dibutuhkan oleh pemerintah untuk mengemban tugas dengan sebaik-baiknya.
Setelah membuka lapangan pekerjaan yang memadai,
tentunya pemerintah tidak boleh setengah-setengah dalam memakmurkan dan
mensejahterakan rakyat, pengembangan masyarakat pun harus terus dilakukan agar
masyarakat menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung dengan bantuan pemerintah
yang selama ini lebih membuat masyarakat lebih manja dan tidak mau kerja keras.
Pengembangan masyarakat ini dimulai dengan pelatihan-pelatihan yang memang
bertujuan untuk membuat masyarakat menjadi kebal akan kehidupan yang selalu
pahit.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau