Aku bangga ketika
kau duduk pada tahta
Duduk dengan gagah
penuh dengan wibawa
Terpancar sebuah
sinar cahaya
Karena kau adalah
pahlawan dengan nada bijaksana
Aku bangga ketika
kau tertempel pada dinding
Bersandingan bagai
pahlawan tak kalah tanding
Dilihat oleh semua
orang dan bikin merinding
namun kini
aku menangis disaat
kau berlari
menjauh tak
menyukai
bagai kami seperti
kotoran sapi
kotor dan
menjijikkan
namun, apakah kau
pernah mengerti
disaat kami
memberikan tangan untuk memilih
berharap engkau
menjadi yang terpilih
agar mampu membawa
bangsa menjadi bangsa yang bersih
kau pernah berjanji
dengan manis
gagah berdiri
didepan media
dengan nada lantang
dan menantang
bersihkan bangsa
dari koruptor agar rakyat tak menjadi malang
agar rakyat menjadi
menang
agar rakyat
terkekang
namun itu, hanya
suara layu
bagaikan mimpi
indah yang telah berlalu
ingin dirasakan
namun kapan akan datang
dan kini
ketika koruptor
mulau muncul
berdalih dengan
bibir lantang
didorong dengan
lidah yang tak bertulang
namun kau diam
walau telah ditantang
membuat kami
menjadi malas
dengan wajah yang
memelas
ketika para elit
politik mulai membangun kepentingan
dan kami, hanya
bisa menonton
seolah-olah kami tak
ada namun menjadi kepentingan mu
bagai barang
dagangan yang laku
dan semua ini
menjadi palsu
sehingga satu kata
yang bisa diucapkan
hidup ini hanya
sementara
life - choice - dead
wait and see.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau