wahyudin bersama ibunda tercintanya.
Tak ada banyangan dalam otak ku malam ini, kaku
dan tak punya inspsirasi sama sekali. Akhirnya aku mencoba nonton tv dan
kebetulan acara TRAN7 membahas tentang hidup, perjuangan melawan dunia yang
begitu pahit. Eittss…, bukan melawan dunia untuk berperang tapi menggapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Menggapai masa depan yang cerah agar tak
diremehkan oleh orang lain. Saat menonton acara Hitan Putih, ada seorang
bintang tamu yang bernama Wahyudin, seorang bintang tamu yang keren malah lebih
keren dari pembawa acaranya (dedy). Awal nonton, dalam otak ku penasan apakah
benar wahyudin seorang pemulung sehingga membuat aku tidak boleh ketinggalan
sampai akhir.
saat dedy menjelaskan tentang identitas
wahyudin, rasa penasaran ku semakin kuat, saya yakin, siapapun yang menonton
acara Hitam Putih malam ini pasti merasakan sesuatu yang berbeda. sebuah
biografi hidup tentang seorang anak pemulung yang berjuang demi masa depan dan
terus ingin mengeyam pendidikan walau profesinya sebagai seorang pemulung
sampah. Saat aku mendengar cerita hidupnya, tiba-tiba aku merinding, sebuah
kisah yang begitu hebat menurut saya, seorang pemuda tampan, berjuang demi masa
depan yang lenih baik dan taat terhadap orang tua, dan dijuluki sebagai
“pemulung ganteng” namun itu tak menjadi masalah baginya, itu hanya sebuah anugrah
yang diberikan oleh Allah kepadanya.
Wahyudin adalah seorang pemulung namun bisa melanjutkan
kuliahnya sampai perguruan tinggi dan berencana ingin melanjutkan kuliah (s2)
sebuah tujuan yang begitu kuat saat, wahyudin menceritakan niatnya kepada dedy
maupun kepada seluruh yang ada dalam acara tersebut, termasuk saya sebagai
penonton setia pada acara itu (Hitam Putih). Salah satu impain wahyu yang belum
terwujud adalah menjadi pengusaha, memiliki usaha sendiri dan menjadi penulis
buku. Wwwooooowwww…..!!!
Pendidikan menurut wahyudin adalah hal yang
paling penting, karena dengan berpendidikan, kita bisa menggapai impian yang
kita inginkan. Apa yang diungkapkannya adalah hal yang sering diungkapkan oleh
orang lain namun hanya saja ada perbedaan tersendiri, karena antara anak miskin
sama anak orang kaya sangat jauh berbeda ketika mengungkapkan kata pendidikan
apalagi mengeyam pendidikan. Bahkan hal-hal tersebut sudah banyak
dipertontonkan dilayar kaca televisi anda.
Salah satu kegiatan sosial yang dilakukan oleh
wahyudin seorang pemulung adalah menyantuni anak yatim piatu dan orang-orang
jompo. Kebayang gak sih? Wahyudin pergi memulung kemudian menyisakan uangnya
untuk ditabung agar busa memberi santunan sebesar 50rb perorang anak yatim
piatu dan orang-orang jompo (satu kampung lima RT), yang beralamat Kampung Kalimangis,
Gang Lame, Jatikarya, Jatisampurna, Bekasi, Jawa Barat. Saya rasa bagi kita yang belum terbiasa mengais
rezeki dipembuangan sampah tidak bisa melakukan hal tersebut.
Salah satu cerita yang membuat saya merasa
terharu adalah ketika wahyudin masih SMP kelas satu, waktu itu, kalau orang tua
wahyudin dan dia sendiri ingin nonton tv harus pergi kerumah tetangga untuk
menonton tv. Wahyudin pun berpikir bahwa, apakah harus seperti ini untuk
selamanya? Dia pun berjuang keras untuk menabung sebesar 3rb perhari hasil
mulung untuk membeli tv, dan akhirnya selama satu tahun uangnya terkumpul dan
membeli sebuah tv untuk orang tuanya dan tv tersebut masih sampai sekarang
dipakai oleh ornag tuanya untuk nonton tv.
“Dan
kesimpulan dari hal tersebut adalah hidup akan berguana ketika bisa berbuat
untuk orang lain”
3 comments
bener2 perjuangan yang mengharukan,,,,,,
kenyataan yang pahit kelak akan terasa indah,,
good,,,,!
amin...mari kita do'akan bersama semoga wahyudin bisa membahagiakan orang tuannya dan mendapatkan impiannya...
dan buat kita juga,,, erfina...ma kasih dah mampir, mg sehat selalu?
amin ya robbal alamin,,,,,
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau