Dalam hidup ini, berbagai macam nikmat yang
telah diberikan kepada kita sebagai hamba Tuhan dalam menjalankan segala
sesuatu yang menjadi keridho’anNya, berbagai macam cara pun kita lakukan dalam
mensyukurinya karena itu adalah anugrah terindah dan petunjuk jalan kita dalam
menggapai masa depan yang lebih baik. Salah satu yang harus kita syukuri dalam
hidup ini adalah bertemu dan berdialog dengan orang-orang hebat, orang-orang
hebat yang memberikan dan mengajarkan ilmu kepada kita semua sehingga apa yang
diberi dan kita pelajari menjadi begitu bermakna ketika kita mengaplikasikannya
dalam kehidupan ini. baik dari pandangan sosial, agama, ilmu politik, budaya,
komunikasi, filsafat dan ilmu-ilmu yang lainnya.
Dalam hal tersebut, dewasa ini sudah disediakan
dengan instan dan tanpa basa-basi, namun tergantung, apakah anda mau menggali
ilmu itu semua? dalam pertemuan kita dengan orang-orang hebat, bukan berarti
harus berpandangan muka, berjabat tangan, melihat dia berbicara di depan kita,
atau mendengar wejangan yang bisa kita ambil sebagai pelajaran, akan teteapi,
secara tidak langsung kita lebih dari sekedar itu, seperti orang mengatakan “kau
sedang apa bro? aku sedang bercanda gurau dengan orang hebat (membaca bukunya)”
yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah apakah anda sering bercanda
gurau dengan orang-orang hebat yang anda kagumi? Mari kita refleksi…!!!
Selain dari orang-orang hebat yang kita kenal,
saya pernah berpikir tentang selain orang-orang hebat yang dikenal oleh semua
orang, siapa lagi orang-orang hebat itu? Jawaban saya adalah “Orang Tua” apakah
jawaban anda sama dengan saya? Sehingga orang tualah yang paling hebat dalam
menciptakan generasi di dunia ini, tanpa ada orang tua, maka tak aka nada peradaban
di muka bumi ini. termasuk “Saya, Anda, Dia, Mereka dan Kita semua (sebagai Generasi
Muda)” ketika kelak menjadi orang tua. Banyak hal yang harus kita gali dali
pelajaran yang kita dapatkan dari orang tua, bukan hanya sekedar melahirkan dan
membesarkan kita menjadi kita yang saat ini. bukan hanya bagaimana kita harus
bersikap, menempatkan posisi dalam masyarakat, dalam kehidupan ini, menjadi
seorang generasi yang tangguh dan berguna bagi orang lain, serta hanya sekedar
mengenal hidup namun lebih dari pada itu.
Salah satu pesan yang tidak akan pernah saya
lupakan dari orang tua saya adalah, perbanyaklah sahabat mu, jangan sampai
berkurang walau hanya setengah karena jika itu yang terjadi maka ada keburukan mu
dalam dirinya, namun jika sahabat mu bertambah menjadi lebih banyak maka tidak
ada keburukan sedikit pun dalam diri mu akan tetapi jangan hanya bersahabat
hanya sekedar materi atau fisik namun bersahabatlah sesuai dengan yang
diajarkan oleh Rasulullah, bersahabat karena hati, sosial dan demi keselamatan
dunia dan akhirat. Berserah diri kepadaNya, karena Dia-lah Tuhan Yang Maha
Segalanya.
Nasehat beliau adalah nasehat yang selalu aku
dengar, apalagi ketika aku berangkat dari lombok menuju rantauan, menuntut ilmu
demi masa depan yang lebih baik, nasehat itu menjadikan langkah ku lebih
ringan, cobaan yang aku hadapi menjadi lebih indah disaat menimpa ku dan
mencoba mengambil hikmah dibalik itu semua. karena aku merasa bahwa ini semua
masih bukan apa-apa dibandingkan dengan apa yang dihadapinya sebelumnya,
sebagai orang tua yang tangguh dalam menghadapi kehidupan ini. justru inilah
kehidupan dan pengajaran yang lebih berharga buat saya untuk lebih mendekatkan
diri kepadaNya dan lebih bercanda gurau dengan orang-orang hebat lainnya.
Hal yang paling kita inginkan sebagai generasi
muda adalah menjadi orang-orang hebat seperti orang-orang hebat sebelumnya,
menjadi kaya raya agar mampu menguasai dunia dan bisa melakukan apa saja yang
kita inginkan. Namun apakah kita pernah sadar bahwa orang-orang hebat begitu
gigih belajar dan terus berkreasi agar mampu menciptakan sesuatu yang bermakna
dan menjdi pelajaran dimasa mendatang (dimasa kita sekarang), mungkin kita
sadar atau menyadarinya lebih dari kata sadar. Mari kita refleksi diri sendiri…!!!
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau