“UANG ADALAH RAJA” raja adalah penguasa
kehidupan, kehidupan adalah sebuah pengalaman sementara karena izinNya. Secara sederhana,
maka uang adalah uang bukan raja, uang tidak mampu menundukkan kehidupan karena
kehidupan tidak bisa ditundukkan kecuali akan kehendak dan kekuatanNya.
Kemenangan dunia hanya kemenangan sementara, dikasih sebuah pilihan oleh Tuhan
dan anugrah yang tinggi sehingga manusia bisa berbuat apa saja sesuai dengan
nafsunya. Tapi, peluklah kehidupan dengan damai agar kehidupan ini berpihak,
menjadikan kita menang baik dunia maupun akhirat, uang memang bagian terbesar
dalam kehidupan dunia namun uang tidak memiliki arti ketika kita sudah kembali
padaNya.
Sayangi, dan cintai kehidupan, buatlah menjadi
bermakana disetiap langkah agar tak satupun dalam kehidupan ini menangis akan
kecelakaan kita namun tersenyum bahagia akan keselamatan yang akan kita
dapatkan, karena akan membawa kita pada puncak kehidupan yang abadi dan bahagia.
Apakah kita pernah merasa bahwa apa yang kita alami pada kehidupan adalah tamu?
Sedih, bahagia, mujur, buruk, pinter, bodoh, punya karir hebat, tak memiliki
apa-apa dan yang lainnya adalah bagian kehidupan yang memberi kita arti yang
begitu bermakna, namun mampukah kita menerima itu semua adalah kuncinya. Apakah
kita menerima atau kita tolak sebagai tamu kehidupan kita? Layaknya sebagai
tamu yang sedang bersilaturrahmi.
Apakah
Perlu Mengahargai Tamu…?
Sebagai seoarang hamba Allah, kita semua sudah
mengerti dan memahami akan hal tersebut, pepatah kuno mengatakan “tamu adalah
raja” sebuah pepatah sederhana namun memiliki makna yang luas, apalagi bagi
umat muslim, sudah diajarkan sejak zaman dahulu tentang pentingnya menghargai
tamu. Namun dalam hal ini, tamu adalah sebuah iringin hidup yang kita lalui,
tamu bukan orang yang sedang berkunjung kerumah kita melainkan apa yang kita
hadapi setiap hari, baik itu bahagia, sedih dan lain sebagainya.
Apakah
kita perlu Belajar dari tamu…?
Kehidupan yang penuh dengan kekecewaan,
kesedihan, keburukan, penderitaan, penyakit dan sebagainya yang berlawanan
dengan positif biasanya sering kali kita mengeluh dan banyak protes terhadap
hal tersebut namun jika kita menghadapi kebahagiaan, tersenyum setiap hari, kebaikan,
kondisi yang selalu fit, serba ada dan lain sebagainya, malah membuat kita
semangat dan penuh percaya diri akan apa yang kita dapatkan, terkadang lupa
dengan apa yang pernah dilalui tersebut sehingga kita terus merasa maju dan
tidak mau kembali pada keadaan awal, seperti pepatah yang mengatakan “tidak ada
orang yang mau jatuh kelubang yang sama”.
Tak salah jika kita dalam hal tersebut namun
kita tidak boleh lupa akan masalah yang membuat kita jatuh dan merasakan
penderitaan yang menyakitkan. Belajar dan terus belajar dari setiap tamu yang
datang akan membuat kita terus memahami bagaimana makna positif yang kita
jalani dalam kehidupan ini. sehingga kita tidak terburu-buru dan tidak menjadi
orang yang sombong setelah mendapatkan kesuksesan.
Kekurangan yang pernah kita miliki menjadi
pelajaran yang berharga dan kelebihan yang kita dapatkan akan menjadi pelajaran
yang lebih berharga lagi jika kita mampu menempatkannya pada posisi yang tepat.
Kelebihan dan kekurangan adalah dua sisi yang akan membuat kita merasa kuat dan
semangat dalam menggapai masa depan, pendorong dalam daya bertarung melawan
kehidupan yang begitu pahit pada dewasa ini. jangan sampai kekurangan menjadi
pemicu kehancuran serta jangan sampai kelebihan menjadi pemicu kesombongan
dalam melangkah hidup yang sementara ini.
Mensyukuri apa pun yang diberikan oleh Allah
adalah hal yang terbaik yang harus kita lakukan demi ridho’nya Allah akan jalan
yang kita tempuh. Memperkuat dan memperkebal diri dengan iman dan taqwa adalah
penyelamat bagi kehidupan setelah kematian kita semua. banyak orang yang terus
berlari dari kenyataan, segala kekuatan dan energy dihabiskan untuk terus
berlari namun tidak mencapai sampai garis pinis yang diinginkan, bahkan
kekecewaan yang didapatkan. Sejauh apapun perjalanan yang kita tempuh dab
berapun uang yang kita keluarkan semua akan sia-sia ketika tubuh sudah
bersentuhan dengan tanah, menggunakan kain kafan yang suci dan menghadap
kiblat.
Berjuang dalam mendapatkan hidup yang nyaman
memang tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan, mengucapkannya dengan
lidah dan berpikir seperti otak yang tiada hukum dalam melarangnya. menjalani
hidup penuh dengan kesulitan dan kesedihan, walaupun itu adalah anak pejabat
tertinggi namun tak sesulit dan sesedih yang dialamai oleh seorang anak rakyat
paling bawah (miskin, penegemis dan lainnya). Namun yang harus kita percaya
adalah Tuhan Maha Bijaksana dan Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang akan umatnya.
Dari permasalahan hidup tak semua orang mengerti
akan hal tersebut, tak menerima kesusahan dan kesedihan serta tidak menerima
kenyataan bahwa hidupnya memang sudah seperti itu sehingga pada akhirnya mereka
berpikir bahwa tidak memiliki kelebihan sama sekali, kekurangan menjadi bahan renungan
untuk tidak berbuat apa-apa, bahkan putus asa dan tidak memiliki semangat untuk
hidup. Namun Bagi sebagaian orang kepahitan hidup justru menjadi pelajaran
berharga, belajar lebih baik agar tidak terus menerus dalam keterpurukan.
Kepahitan hidup membuatnya serta menggiringnya ketahap kesuksesan. Pahitnya
hidup adalah mutiara yang terpendam jika kita bisa belajar dan memahami arti
dari semua itu, dengan pahit kita bisa merakan manisnya hidup, dengan pahit
cita-cita bisa kita raih dengan berharga dan tidak menjadikan kita sombong
dalam melangkah.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau