Polemik demi polemik telah terhembus dengan
lembut, rakyat menghirup dan membiarkannya berlalu karena hanya hembusan yang
sejuk. Apalagi dengan kondisi Nusa Tenggara Barat yang semakin kacau dan tidak
stabil. Dan semua itu telah menyengsarakan rakyat. Hanya rakyatlah yang menjadi
imbas dari pemain lembut dari pejabat. Misalnya; harga tembakau yang turun drastis
pada tahun 2012 dan rakyat hanya bisa ikat kepala dan pasrah. Namun pabrik
rokok semakin gencar dan puas akan hal tersebut. Tertawa akan kemenangan yang
begitu besar. Rokok-rokok yang sudah siap di konsumsi semakin mahal walau
tembakau turun dengan drastis. Peristiw ini menjadi cambuk bagi rakyat NTB
untuk mendukung gubernus NTB yang masih duduk di tahta rakyat.
Peristiwa turunnya harga tembakau ini, membuat
rakyat semakin terombang-ambing, rugi berpuluh-puluhan juta bahkan ratusan
juta. Sungguh cambuk yang mematikan. Rakyat kini harus berpikir seratus kali
untuk menanam tembakau lagi, karena trauma dengan kerugian yang begitu besar
menimpanya, pukulan yang membuat rakyat harus menderita, sedangkan pemerintah
hanya menanggapinya dengan sepele, berkelit seperti tidak memiliki beban
terhadap masalah yang dihadapi rakyat. Dengan tegas merasa sedih namun tertawa
dibalik kursi empuk. Kesedihan pemerintah hanya bualan semata, yang penting
lidah ngomong dengan bijaksana.
Saat ini, rakyat hanya dijadikan sebagai umpan
yang lezat bagi para pemancing, mereka membungkusnya dengan baik dan berharap
ikan besar memakannya. Sungguh kasihan dan tak memiliki perasaan terhadap nasib
rakyat. Beberapa bulan yang lalu, sebuah peristiwa tragis yang memilukan,
rakyat di buat takut dan berserakan. Sedangkan para pemain tertawa dengan
membusungkan dada. Rakyat menjadi bahan percobaan yang asik dan menarik,
padahal rakyat lah yang memberikan amanat agar menajdi pemimpin yang mampu
melindungi rakyat, kok malah rakyat yang ditakuti. Peristiwa-peristiwa ini
bukan hanya sekedar peristiwa yang sepele namun memiliki dampak yang signifikan
terhadap ketakutan rakyat.
Tidak hanya sekedar itu, Bandara International
Lombok (BIL) sampai saat ini hanya sekedar bangunan yang tumbuh dengan rapuh
dan itu pun sudah beberapa kali perbaikan. Beberapa pejabat menggunakan
jabatannya untuk bermain agar mendapat jatah, tidak mempedulikan fisik BIL yang
harus segera terbangun dengan kokoh. “kantong terisi, rakyat memberi” itulah
slogan yang pas buat kondisi Indonesia secara umum dan NTB secara khusus, wabil
khusus lagi adalah Lombok. Kalau menjelaskan permaslahan maka tak akan pernah
habis sampai kiamat.
Pemilu rakyat yang sebentar lagi melanda,
menjadi moment yang tepat untuk menjadikan rakyat tertawa dibalik kesengsaraan,
moment pemelihan hanya sebuah simbul belaka. Sebuah pemborosan Negara besar-besaran,
dan itu pun menggunakan uang dari rakyat. Entah kapan rakyat harus menanggung
beban dipundaknya dengan perbuatan para penguasa yang tidak bertanggung jawab,
jawaban satu-satu yang memungkinkan adalah kiamat, karena dengan kiamat tidak
ada orang lagi yang berbuat seenaknya.
Permasalahan yang paling menonjol saat ini
adalah pembangunan irigasi yang belum maksimal, air terbuang dengan sia-sia,
kemduian rakyat harus menunggu musim hujan agar bisa menanam padi dan
sebagainya. Ini terjadi, khususnya di Lombok tengah, Lombok tengah yang
memiliki bandungan tidak bisa dikelola dengan baik, airnya mengalir ke Lombok barat,
dan Lombok barat menjadi subur. Lombok tengah hanya sebagai penyedia lahar
kesuburan bagi lombok barat. Dan hal ini adalah masalah kecil bagi pemerintah
karena selama ini, itu yang terjadi. Pembuatan irigisai tidak pernah terurus
dengan baik, dan para pemegang kebijakan hanya mondar-mandir menikmati
pasilitas yang mewah dari rakyat.
Generasi muda yang dijadikan sebagai garda
depan, malah memamfaatkan keadaan dengan mengatasnamakan perubahan demi rakyat.
Pro rakyat terus didengungkan agar mendapat tempat di hati rakyat. Para pemuda
atau generasi bangsa malah mengikuti alur pembuat kebijakan. Mereka menyeru
ketika tak ada isi perut dan kangker (kantong kering). Perubahan hanya sekedar
suara yang keluar tanpa makna, peristiwa-peristiwa masa lalu tentang sejarah
gerakan mahasiswa hanya sebuah sejarah yang berlalu. Kini, generasi baru muncul
dengan wajah baru yang lebih lembut dan penuh harapan, membuat rakyat harus
tertipu dan penuh percaya.
Dunia ini, seolah-olah menangis akan kondisi
diri yang dipenuhi dengan kebohongan para penghuni. Entah sampai kapan harus
menahan sabar atas masalah yang dihadapinya. Kini, tinggal bagaimana generasi
muda menjadi penerang sejati bagi rakyat, agar permasalahan rakyat
terselesaikan dengan cepat. Para koruptor-koruptor segera dibersihkan dan para
penguasa yang menggunakan jabatannya dengan segera dipecat dari jabatannya,
agar rakyat tak menerima bebas yang dibuatnya (pejabat yang tak
bertanggungjawab).
Kini,
aku menangis
Di
huni para perusak
Di
injak oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab
Sungguh
orang-orang yang tak tau terima kasih
Hanya
menerima dan tak bisa memberi
Biarlah
aku yang menjadi saksi
Agar
semuanya terbukti dengan adil
Dan
tak ada lagi kebohongan.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau