Thursday, January 10, 2013

0 SEPEDA ONTEL


Pagi yang sunyi tanpa ada yang berisik, suara ayam berkokok yang biasanya ku dengar kini tidak ada lagi, cahaya matahari pun tak tampak dari jendela kamarku. Mungkin karena cahaya yang masuk ditutupi dengan warung yang ada depan kamarku. Pagi itu aku bangun duluan dari pada temen-temenku yang masih lelap  karena ke-capek-an, aku bangkit dan menuju kamar mandi. Membersihkan badan karena selama diperjalanan aku gak pernah mandi, hanya membersihkan muka dengan sabun pembersih, rasanya begitu berbeda, segar dan agak dingin. Tidak seperti aku mandi waktu di rumah ku. Selesai mandi, aku ganti pakaian ku yang aku beli di Lombok dan memakai sedikit hand body. Berjalan keluar melihat suasana pagi. Suasana yang berbeda dan penasaran didalam lubuk hati ku. Ternyata matahari dah cukup tinggi, menunjukkan kira-kira pukul sembilan pagi lebih yang ku sangka bahwa masih sekitar jam tujuh atau setengah delapan.
Rumah tempak aku ngekos adalah rumah yang sederhana namun cukup menampung sekitar 20 anak. Dekat pinggir jalan dan menghadap ke timur. Pengalaman pertama pun dimulai, biasanya dimataram maupun dirumahku sendiri, aku jarang melihat sepeda yang mondar mandir, malah orang gengsi memakai sepeda untuk jalan-jalan. Paling tidak sepeda motor buntut ketimbang memakai sepeda. Bingung, heran dan merasa kagum mulai bercampur menjadi satu. Namun waktu itu aku tidak terlalu menghiraukan karena perutku sudah memanggil untuk di isi. Kebetulan tempat makan di depan mata jadi aku tidak perlu jalan kaki lagi untuk membeli nasi untuk sarapan. Assalamualaikum mbak. Dari dalam terdengar suara menyahut dengan manis. Waalikumsalam. Kamu mau makan ya? Silahkan nasinya ambil sendiri dan sayur juga. Ternyata yang jualan seorang cewek, berumur sekitar dua puluh tujuh tahun dan delapan belas tahun.
Tanpa bingung lagi, aku pun mengambil nasik dan beberapa lauk yang sudah tersedia. Aku makan dan akhirnya perutku sudah terisi dan tidak memanggil lagi untuk di isi.
“berapa mbak”?
Sebelum dia menjawab, dia menyakan kepada saya, apa-apa saja yang saya ambil.
“tadi kamu pakai apa”?
“hati, daging dan beberapa sayuran mbak”?
Setelah dihitung-hitung, total harga yang aku makan adalah sembilan ribu. Dalam hati aku merasa bahwa ini sangat murah sekali, tidak seperti biasanya. Dipikiran ku berkisar sekitar lima belas ribu-an. Akan tetapi aku tidak ambil pusing mungkin inilah harga makanan disini. Kembali lagi pada keheranan ku tentang sepeda. Semakin lama semakin banyak orang yang menggunakan sepeda, mondar mandir di depan kos ku, baik itu cewek maupun cowok, anak-anak maupun orang tua. Dalam hati aku bertanya, apakah  karena memang senang memakai sepeda atau bagaimana? Ataukah karena disni diwajibkan untuk memakai sepeda. Aku hanya bisa tersenyum dan mengatakan inilah pare, inilah ampung inggris yang terkenal dimana-mana.
Kampun pare adalah kampung inggris, satu-satunya tujuan orang datang kesini hanya untuk belajar bahasa inggris, karena semua yang datang tujuannya untuk belajar bahasa inggris maka orang yang datang kesini untuk belajar pasti bisa bahasa inggris. Karena niatnya cumen satu yakni belajar bahasa inggris. Dari arah gak menuju kos ku. Terlihat seorang cowok yang berjalan, badan kurus seperti aku dan tingginya mungkin tinggian aku. Stelah sampai didepanku, aku coba menyapa cowok tadi.
Hay mas, mau kemana?
            Hay, aku mau ke dalam. Oh ya, kamu baru datang ya?
Iya nih, nama kamu siapa?
            Nama ku, “roni”, kamu?
Namaku “han’s”, nama yang biasanya aku pake.
Aku sama roni pun masuk ke dalam kamarku, roni menayakan pada kami, dimana kami mau kursus bahasa inggris. Dan mau ngekos dimana? Kami menjawab bahwa kami bingung mau kursus dimana dan kos dimana karena kami disini tidak tau apa-apa. Yang kami tau disini adalah hasan basri saja. Roni pun menyahut dan bertanya,
Oh,,,kamu kenal sama hasan basri.
            Ya, dia temen kuliah kami. ying, menjawab. Tapi karena dia duluan wisuda makanya dia duluan kesini.
Oh githu ya, terus kalian rencananya apa sekarang? Gini aja, kebetulan tempat ini juga merupakan tempar kursus, namanya ALIFIA INSTITUTE, kaian kursus disini saja. Dan tingga disini aja, semua kursus disini sama saja kok, gak ada yang beda.
            Terus berapa biaya untuk kursus disni?
Cumen 350rb, itu semua sudah termasuk biaya kursus dan tempat tinggal. Kalau kalian berminat, kalaian bisa langsung daftar sekarang. Itupun kalau temen-temen mau kursus disini.
Kamipun tak berkata apa-apa, selain meng-iya-kan karena kami anggap sudah ada didepan mata tempat kursus, ngapain cari lagi di tempat lain. Oh ya, ngomong-ngomong, kamu dari mana?
Sama, sama dengan kalian, aku juga anak Lombok!
            Lombok mana?
Lombok tengah “janapriye”.
            Pade ilik aran, muk paranm ilik embek jagakn (kita berasal dari daerah yang sama, kirain kamu berasal dari mana). Celetusan ku ketika aku tahu bahwa dia berasal dari Lombok, apalagi sama-sama dari Lombok tengah.
Akhirnya, kami pun daftar di ALIFIA INSTITUTE dengan biaya 350rb/bulan kecuali ridho hanyabayar untuk kos saja. Nama ku diurutan pendaftaran yang pertama, di ikuti dengan ahmad syar’I, saprin dan terakhir sahabat muhtar toyyib. Setelah pendaftaran selesai, kami keluar untuk menghirup udara kampung paris sambil melihat kondisi di sekitar. Pamakai sepeda berada dimana-mana. Semua jalur dikuasai oleh pengendara sepeda. Sepeda motor hanya beberpa yang terlihat, yang mendominasi adalah sepeda ontel.
Setelah perjalanan melihat keadaan sekeliling agar tidak terlalu kantrok dilihat orang karena tidak tahu jalan, kami pun pulang kembali ke kos. Waktu terus berganti dan hari kedua segera kami siap untuk jelajahi kemarin. Pembicaraan malam pun di barengi dengan tiga gelar kopi hitam dan sebungkus rokok surya yang tidak pernah ketinggalan. Karena melihat banyak orang yang menggunakan sepeda, aku pun mengawali pembicaraan dengan topic “sepeda”. Bagaimana kalao besok pagi kita sewa sepeda, tetapi mau nyewa dimana? Pertanyaaku yang pertama kali.
Besok dah kita cari sama-sama. Toyib menjawab.
            Kamu ndak sewa sepeda atau gimana ying?
Ya, kalau kalian semua sewa sepeda, saya juga harus sewa donk, aku gak mau ketinggalan. Saprin menjawab dengan suara kegirangan.
Kalau begitu, besok kita sewa bersama-sama dan berpetualangan bersama-sama dengan menggunakan sepeda,
Pembicaraan demi pembicaraan pun terus berlangsung, kopi yang menemani malam juga mau habis. Dan waktu pun sudah menunjukkan pukul setengah satu. Bersiap merapikan tempat tidur dan siap bermimpi indah malam itu. Matikan lampu dan go to my dream.
Sekitar jam empat lebih, suara yang keras terdengar dari luar, wake up, wake up, wake up dan wake up….sambil pintu di gedor dengan kencang. Dalam hati aku merasa jengkel sekali. Aku tak peduli dan mengambil selimut ku yang sudah berada di bawah kakiku. Dan kembali memejamkan mata. Disaat aku bangun kemudian ambil HP untuk lihat jam. aku kira masih jam tujum akan tetapi sudah sekitar jam sepuluh lebih. Aku bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Gosok gigi dan yang lainnya. Hari kedua ini sungguh hari yang aku nanti, karena hari ini aku dan temen-temen yang lain mau pergi sewa sepeda untuk mengelilingi kampung inggris.
Ridho sudah bangun dan mandi duluan, kelihatannya sudah siap untuk pergi sewa sepeda, kami berangkat dan melihat-lihat disekeliling dimana ada penyewaan sepeda. Sekitar seratus meter dari kos ku, ada sebuah tempat penyewaan sepeda yang beragam, baik untuk perempuan, laki-laki, anak-anak maupun orang tua. Sebelum itu, aku mencoba untuk melihat di beberapa tempat untuk penyewaan sepeda motor namun nihil. Gak ku temukan sama sekali.
Kamu dah dapat sepedanya?
            Loem, ne masih milih-ilih dulu, kamu mau nyewa disini atau gimana?
Lihat-lihat dulu, mudahan ada yang cocok.
Sambil melihat-lihat kondisi sepeda, ridho sudah menemukan sepeda yang mau disewanya. Tinggal saya yang belum. Namun karena kondisi sepeda tidak ada yang bagus bagi yang cowok, aku tidak nyewa ditempat itu, aku cari ditempat yang lain. Ridho mendapat model cewek, karena sama saja gak ada bedanya. Namun dalam hati aku sidikit gengsi memakai sepeda model cewek. Dalam hati aku berkata “this is the first experient, that amazing”. Karena sepeda mondimanasi kampung inggris. Kami berdua kembali ke kos, sambil tersenyum toyib mengatakan
“wow. Kamu sudah punya sepeda baru.” Dan bertanya berapa kamu sewa. Dengan rasa seneng dijawab oleh
“iya, iya donk, aku kan mau jalan-jalan pakai sepeda”. Sewa selama sebulannya empat puluh ribu.
“ya dah, ayok kita pergi nyewa juga, siapa tahu dapat yang lebih bagus”
Kami bertiga pun berjalan, saya pun ikut bersama toyyib dan ying, karena tadi gak ada sepeda yang cocok untuk ku sewa, tidak jauh dari tempat yang tadi, ada beberapa sepeda yang membuatku tertarik dan masuk melihat mana yang cocok untuk ku pakai.
“Mas, bisa kami sewa sepeda”                                                             
“oh, bisa mas. Mas mau sewa sepeda yang mana”
“kami lihat-lihat dulu mas, ntar lo ada yang cocok baru kami kasih tau”
“Silahkan mas, masih banyak yang belum disewakan, mas tinggal pilih saja”
Kami pun melihat beberapa sepeda yang cocok buat kami. Setelah beberapa kali memilih akhirnya aku pun menemukan sepeda yang cocok, model cowok dan seperti sepeda punyaku dulu waktu aku SMA. Karena aku gak bisa pake sepeda motor maka aku dibelikan sepeda oleh bapak ku untuk pergi sekolah. Dan waktu tu ketika aku belajar, aku sering jatuh dan pernah hamper menabrak cidomo (dokar). Setelah dipilih-pilih oleh toyyib dan ying, mereka pun mengambil keputusan sepeda mana yang mau di ambil. Aku warna merah, toyyib warna hijau putih model cewek dan ying warna putih hitam dengan model cowok.
“mas, kami mau ngambil yang ini”
“sudah cocok yam as, silahkan registrasi di kasir depan”
“ya mas”
Kami menghampiri kasir depan, dan disana duduk seorang cewek, namun kelihatan dewasa banget.
“syaratnya apa mbak untuk sewa sepeda”
“cukup hanya KTP dan uang sewanya empat puluh ribu, mas”
“mbak, bisa gak kartu identitasnya dijadikan satu”
“gak bisa lo bertiga mas, lo berdua baru bisa”
“ya dah mbak, lo begitu saya sama toyyib dan saprin sendirian saja”
Setelah beberapa pertanyaan dari mbak kasirnya, kami pun bisa memakai dan membawa sepeda ke kos selama satu bulan, dan dalam hati aku bilang “wow, saatnya berpetualangan”. Aku pun naik dan mengayuh sepeda ontel ku. Sungguh cara hidup yang sehat dan sederhana, seandainya semua orang memakai sepeda mungkin udara tidak akan tercemar oleh polusi asap motor. Atau paling tidak memakai sepeda motor yang menggunakan listrik seperti di Negara-negara berkembang dan maju. Dan inilah hari kedua ku yang menyenangkan.
Setelah sampai kos, aku pun menaruh sepeda ku dengan baik dan masuk menuju kamarku.
“boy, kemana kita jalan-jalan hari ini”
“aku gak tau boy, kita kan sama-sama pendatang disini”
“ya, tapi kan kita mau berpetualangan boy, gak penting tahu jalan saat ini yang penting kita nikmati kemana kita pergi sambil melihat keadaan disekeliling”
Kami pun memulai petualangan. Mengayuh sepeda dengan semangat dan penuh harapan akan ada tantangan baru yang menghadang. Ayuhan demi ayuhan, jalan demi jalan  kami lalui, menuju gank-gank kecil dan jalan besar. Kami berhenti pada salah satu tempat nangkring. Suasa yang asik, banyak orang yang sedang lagi minu mopi.
“pesan apa mas”
“kopi item dan jus mas”
Pojok adalah tempat yang asik untuk menghilangkan capek karena petualangan yang tak dapat kami haturkan bagaimana menyenangkannya.
“mas, kami duduk di pojok itu ya”
“ya mas, bentar lagi kami antar”
“oke, ma kasih ya mas”
“Berembe boy, endekm lelah”,[1] kata-kata pertama yang keluar dari mulut ku.
“Lelah boy, laguk asik, demen te lampak-lampak kadu sepede, sehat isikn”[2]
“Aok boy, mene doank entan jak tetap ite sehat”
Disela-sela pembicaraan kami, pesanan kopi pun datang
“mas ini kopinya”
“ya mas, ma kasih ya”
Penjual itu pergi sambil mengatakan, monggo dinikmatin kopinya. Kami tersenyum dan menjawab. Ma kasih mas. Penjual ang ramah dan banyak pengunjungnya. Inilah tata cara dalam berdagang agr tidak kabur pembelinya. Menikmati kopi di temani dengan rokok surya sungguh mengasikkan untuk melepas kelelahan mengayuh sepeda ontel. Asing namun sepeda adalah dominan dipake di kampung inggris jadi kami tidak merasa malu untuk memakai sepeda berkeliling menjelajah walau hanya sebatas kampung inggris.
Setelah minum kopi dan menghabiskan beberapa batang rokok, kami memulai lagi untuk mengayuh sepeda menuju titik-titik keramaian. Mengayuh dan terus mengayuh hingga pada salah satu keramaian, dimana anak-anak sekolahan dijemput sama bapak, ibu maupun kakaknya, ada juga yang dijemput sama pacarnya. Kami berhenti ditempat jualan jus dan empek-empek. Lagi-lagi pedagang yang ramah. Kami disuguhkan dua buah tikar untuk tempat kami duduk.
“pesan apa mas”
“jus mangga, apokat dan jus jeruk mas”
Kami duduk dengan asik sambil melihat orang-orang yang sedang menunggu anak, adek dan pacarnya yang pulang sekolah.
“anak nabi adam, ke enges cewek no dok”[3]
“ah, side jekn endekm bau engat dengan inges, lagus pacu boy, inges gati”[4]
Semua mata tertuju pada wanita cantik yang sedang menunggu adeknya yang sebentar lagi mau pulang sekolah. Semuanya semakin asik ketika anak-anak SMA keluar, rapi, cantik bikin mata menj adi betah untuk memandang.


[1] Gimana, boy, ndak capek
[2] Capek boy, tetapi asik, asik kita jalan-jalan pakai sepeda. Bikin kita jadi sehat
[3] Anak nabi adam, cantik sekali cewek itu, dok.
[4] Ah, kamu ini gak bisa lihat cewek cantik. Tetapi bener boy, cantik sekali

Post a Comment

komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau

Simak juga Post Sarjana Muda 45 Minggu ini

Hidup hanyalah sekedar jalan-jalan untuk menikmati kehidupan, hidup hanyalah sekedar hembusan nafas untuk melangkah menikmati jeruji Tuhan, hidup hanyalah gambaran Tuhan akan kehidupan yang lebih abadi. Oleh karena itu…, tak perlu rebut, tak perlu risau, tak perlu bingung, tak perlu galau, tak perlu merasa tertipu, tak perlu merasa bahwa hidup ini tak adil, tak perlu memberontak, tak perlu bangga, tak perlu sombong. Yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap proses yang ada, karena proses akan menentukan bahwa jalan-jalan dibumi yang kita lakukan sukses atau gagal. (Surga ataukah Neraka).

Data Pengunjung

Popular Posts

My Archive RLM

 

Negara Pengunjung RLM


PUTRA NTB MENULIS
SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Statistic RLM

LOGO

LOGO
PUTRA LOMBOK MENULIS "BATUJAI"

Translate