Thursday, January 10, 2013

0 PARE (Kampung Iggris)


Pare…tak pernah aku membanyangkan bisa  tinggal dan berpetualangan selama sebulan di kota Kediri (pare) kampung inggris ini. Semula aku dan kawan-kawan berencana untuk melanjutkan kuliah di Yogyakarta. Namun karena harus memiliki tofeel yang tinggi sekitar 450 s/d 550 maka aku dan kawan-kawan harus bisa menguasai bahasa inggris. Baik dari gramernya sampai speakingnya. Namun itu tak mudah untuk mendapatkannya. Apalagi dengan bahasa inggris saya yang carut marut alisan hanya bisa yes or no saja, namun itu tak menyurutkan niat kami untuk pergi melanjutkan kuliah kami di kota yang dikenal dengan kota pendidikan yakni kota Yogyakarta.
Namun, pada akhirnya kami pun berencana untuk pergi ke pare untuk belajar bahasa inggris. Di sanalah aku memulai petualanganku bersama kawan-kawan. Pada waktu itu kami berangkat dari rumah hari senin tanggal 21 november 2012, dimana waktu itu merupakan minggu pertama setelah kami wisuda di IAIN Mataram. Keberangkatan kami mulai dari rumah masing-masing, toyib, saprin dan eyik berangkat dari Lombok timur menuju mataram, ridho berangkat dari bongor sedangkan saya berangkat dari Lombok tengah yakni batujai menuju mataram. Karena kami sudah berjanji untuk bertemu di bibik pojok kampus di mana merupakan tempat kami maupun warga pergerakan nongkrong setiap malam.
Keberangkatan saya diirinngi dengan isak tangis keluarga yang membuatku ikut meneteskan air mata. Namun itu semua menjadi spirit dan tekad yang bulat bagi saya untuk mendapatkan impianku di kota orang. Pesan dari keluargaku “jaga dirimu baik-baik nak, rajin-rajinlah beribadah karena itu akan membuat mu merasa tenang untuk menuntut ilmu dan jangan lupa raihlah mimpimu kami semua selalu berdoa dan mendukungmu secara penuh”. Setelah saya sampai dimataram (warung pojok) ternyata saya datang terlebih dahulu ketimbang teman-temanku yang lain, mereka semua masih dalam perjalanan. Ku taruh tas ku yang berat, yang berisi dengan baju dan beberapa buku yang aku bawa dari rumah. Beberapa menit berlalu, toyib, saprin dan eyik pun muncul dari bemo kuning yang biasa mencari nafkah dengan mencari penumpang disetiap jalan. Hai, bro. sapaan pertama dari toy panggilan keren dari muhtar toyyib, s.sos.i. akhirnya kalian nyampai juga. Saya kira kalian semua datang dari pesawat. Candaanku pada mereka. Ah, ente ini ada-ada saja. Hahahahahha…aku tertawa sambil minum extra jos plus susu yang dibuat oleh bibik tersayangku. Dialah yang selalu memberiku ngutang ketika aku tidak punya uang untuk belanja, seolah-olah dia sudah ku anggap ibu angkatku. Terima kasih untuk semuanya, bik.
Setelah beberapa menit melepas kelelahan dan rasa pusing kepala. Kami pun siap-siap untuk berangkat. Tak lupa kami menelpon kader-kader rayon al-ghazali untuk mengantar kami sampai pelabuhan. Yakni: sudirman (ketua HMJ KPI), irmawan (kader al-ghazali yang selalu aktif dalam membenah pergerakan rayon al-ghazali menuju lebih baik) dan beberapa kader yang tak bisa aku sebut namanya satu persatu.

……bersambung…….
……anda bisa melihat sambungannya di rantauanmenulis.blogspot.com……

Post a Comment

komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau

Simak juga Post Sarjana Muda 45 Minggu ini

Hidup hanyalah sekedar jalan-jalan untuk menikmati kehidupan, hidup hanyalah sekedar hembusan nafas untuk melangkah menikmati jeruji Tuhan, hidup hanyalah gambaran Tuhan akan kehidupan yang lebih abadi. Oleh karena itu…, tak perlu rebut, tak perlu risau, tak perlu bingung, tak perlu galau, tak perlu merasa tertipu, tak perlu merasa bahwa hidup ini tak adil, tak perlu memberontak, tak perlu bangga, tak perlu sombong. Yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap proses yang ada, karena proses akan menentukan bahwa jalan-jalan dibumi yang kita lakukan sukses atau gagal. (Surga ataukah Neraka).

Data Pengunjung

Popular Posts

My Archive RLM

 

Negara Pengunjung RLM


PUTRA NTB MENULIS
SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Statistic RLM

LOGO

LOGO
PUTRA LOMBOK MENULIS "BATUJAI"

Translate