Thursday, January 10, 2013

0 JOGJA KOS

 Bingung dan bingung, itulah yang aku rasakan sebelum aku mendapatkan kos-kosan di jogja. Mencari bagaikan harimau yang kelaparan. Jalan dari gang yang satu menuju gak yang lain. Dari satu kampung menuju kampung yang lain. Meneglilingi UGM dan UNY. Capek, kaki dan gak kuat jalan, laper dan lainnya bercampur menjadi satu namun aku tidak menghiraukannya karena kau harus mendapatkan tempat tinggal sementara. Aku dan temen-temen, awalnya berencana mencari rumah kontrakan, namun perencanaan itu berubah sesuai dengan kondisi. Benar apa yang pernah aku katakana pada temanku waktu menuju jogja. Dia takut menghadapi kemacetan lalu lintas, lalu aku pun berkata “setiap detik perjalanan kita ini berubah jadi jangan pernah takut pada sesuatu yang belum kita alami”. Dan benar apa yang aku katakan, kami tidak menemukan kemacetan sama sekali di perjalanan.


Hari pertama tidak ketemu, begitupun dengan hari kedua dan hari ketiga. Yang akhirnya kau nginap di kos temen dari temenku, yang kuliah di jogja. Dia baru semester tiga dan sudah mengenal wilayah jogja. Sedangkan ke empat temen ku sudah mendapatkan kos di Jln. Colombo. Awalnya aku di ajak bersama-sama namun karena terlalu kecil dan mahal tidak sesuai harga aku nekad untuk terus mencari rumah kontrakan dan tidak mau bareng kos sama mereka. Karena aku selalu ingat akan komitmen yang kami bangun. Namun itu semua tidak ada maknanya sama sekali. Dan inilah yang aku rasakan, jengkel dan tidak menyangka bahwa komitmen yang kuat lebur sesaat.

Akhirnya aku kembali ke kos temenku untuk nginap beberapa hari sambil mencari info tentang rumah kontrakan. Namun apa mau dikata. Aku diserang demam, batuk filk dan sakit kepala. Dan sakit selama 4 hari. Kondisi yang tidak aku sangka padahal aku belum mendapatkan rumah kontrakan. Gara-gara sakit, aku pun berhenti mencari info tentang itu semua malah aku sibuk dengan mencari obat untuk kesembuhanku. Hari demi hari membuatku boring, tidur menjadi keseharianku, di temani dengan obat dan air. Sungguh kondisi yang menyedihkan.

Setelah sembuh, tidak ada kata lagi untuk tidur terus, aku mengajak temen-temenku untuk pergi jalan-jalan menuju malioboro untuk refresing menghilangkan kepenatan selama empat hari di dalam kamar. Pagi aku berangkat menuju kos temen ku yang ada di jalan Colombo. Berharap sudah ada info tentang rumah yang mau dikontrakkan. Namun tidak ada sama sekali, temen-temenku asik dengan kos-kosannya sendir. Dalam hati aku bingung. Lo gak ngekos sama mereka, dimana kau mau tidur. Aku merasa malu, nginap terus dikos-kosan temen dari temen ku itu. Akhirnya aku ambil kesimpulan, dari pada tidak dapat sama sekali lebih baik aku tinggal sama mereka untuk sementara waktu sebelum menemukan kontrakan yang lebih baik.

Inilah kondisi dalam kamar kos ku. Berantakan dan tidak teratur Karena memang aku tidak mengaturnya. Tidak ada lemari dan tempat naruh baju. Apalagi gantungan baju. Nihil, gak ada sama sekali. Akan tetapi inilah kehidupan yang harus aku jalani dan ku nikmati walau dalam hati dan pikiran ku menolaknya.

Post a Comment

komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau

Simak juga Post Sarjana Muda 45 Minggu ini

Hidup hanyalah sekedar jalan-jalan untuk menikmati kehidupan, hidup hanyalah sekedar hembusan nafas untuk melangkah menikmati jeruji Tuhan, hidup hanyalah gambaran Tuhan akan kehidupan yang lebih abadi. Oleh karena itu…, tak perlu rebut, tak perlu risau, tak perlu bingung, tak perlu galau, tak perlu merasa tertipu, tak perlu merasa bahwa hidup ini tak adil, tak perlu memberontak, tak perlu bangga, tak perlu sombong. Yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap proses yang ada, karena proses akan menentukan bahwa jalan-jalan dibumi yang kita lakukan sukses atau gagal. (Surga ataukah Neraka).

Data Pengunjung

Popular Posts

My Archive RLM

 

Negara Pengunjung RLM


PUTRA NTB MENULIS
SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Statistic RLM

LOGO

LOGO
PUTRA LOMBOK MENULIS "BATUJAI"

Translate