Pare…tak pernah aku membanyangkan bisa tinggal dan berpetualangan selama sebulan di
kota Kediri (pare) kampung inggris ini. Semula aku dan kawan-kawan berencana
untuk melanjutkan kuliah di Yogyakarta. Namun karena harus memiliki tofeel yang
tinggi sekitar 450 s/d 550 maka aku dan kawan-kawan harus bisa menguasai bahasa
inggris. Baik dari gramernya sampai speakingnya. Namun itu tak mudah untuk
mendapatkannya. Apalagi dengan bahasa inggris saya yang carut marut alisan
hanya bisa yes or no saja, namun itu tak menyurutkan niat kami untuk pergi
melanjutkan kuliah kami di kota yang dikenal dengan kota pendidikan yakni kota
Yogyakarta.
Namun, pada akhirnya kami pun berencana untuk pergi ke
pare untuk belajar bahasa inggris. Di sanalah aku memulai petualanganku bersama
kawan-kawan. Pada waktu itu kami berangkat dari rumah hari senin tanggal 21 november
2012, dimana waktu itu merupakan minggu pertama setelah kami wisuda di IAIN
Mataram. Keberangkatan kami mulai dari rumah masing-masing, toyib, saprin dan
eyik berangkat dari Lombok timur menuju mataram, ridho berangkat dari bongor
sedangkan saya berangkat dari Lombok tengah yakni batujai menuju mataram.
Karena kami sudah berjanji untuk bertemu di bibik pojok kampus di mana
merupakan tempat kami maupun warga pergerakan nongkrong setiap malam.
Keberangkatan saya diirinngi dengan isak tangis keluarga yang
membuatku ikut meneteskan air mata. Namun itu semua menjadi spirit dan tekad
yang bulat bagi saya untuk mendapatkan impianku di kota orang. Pesan dari
keluargaku “jaga dirimu baik-baik nak, rajin-rajinlah beribadah karena itu akan
membuat mu merasa tenang untuk menuntut ilmu dan jangan lupa raihlah mimpimu
kami semua selalu berdoa dan mendukungmu secara penuh”. Setelah saya sampai
dimataram (warung pojok) ternyata saya datang terlebih dahulu ketimbang
teman-temanku yang lain, mereka semua masih dalam perjalanan. Ku taruh tas ku
yang berat, yang berisi dengan baju dan beberapa buku yang aku bawa dari rumah.
Beberapa menit berlalu, toyib, saprin dan eyik pun muncul dari bemo kuning yang
biasa mencari nafkah dengan mencari penumpang disetiap jalan. Hai, bro. sapaan
pertama dari toy panggilan keren dari muhtar toyyib, s.sos.i. akhirnya kalian
nyampai juga. Saya kira kalian semua datang dari pesawat. Candaanku pada
mereka. Ah, ente ini ada-ada saja. Hahahahahha…aku tertawa sambil minum extra
jos plus susu yang dibuat oleh bibik tersayangku. Dialah yang selalu memberiku
ngutang ketika aku tidak punya uang untuk belanja, seolah-olah dia sudah ku
anggap ibu angkatku. Terima kasih untuk semuanya, bik.
Setelah beberapa menit melepas kelelahan dan rasa pusing
kepala. Kami pun siap-siap untuk berangkat. Tak lupa kami menelpon kader-kader
rayon al-ghazali untuk mengantar kami sampai pelabuhan. Yakni: sudirman (ketua
HMJ KPI), irmawan (kader al-ghazali yang selalu aktif dalam membenah pergerakan
rayon al-ghazali menuju lebih baik) dan beberapa kader yang tak bisa aku sebut
namanya satu persatu.
……bersambung…….
……anda bisa melihat sambungannya di
rantauanmenulis.blogspot.com……
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau