Pernahkah anda mengalami sesuatu yang pahit
tentang persahabatan? Pernahkah anda merasa kecewa ketika anda telah membantu
sahabat anda, namun sahabat anda tak tahu terima kasih?
Banyak yang mengartikan bahwa sahabat yang baik
adalah sahabat yang selalu memahami setiap kondisi atau keadaan, baik suka
maupun duka. Sahabat adalah orang yang selalu ada ketika salah seorang sahabat
mengalami masalah, karena sahabat yang baik akan selalu mendengar kisah suka
maupun duka. Sahabat yang baik adalah sahabat yang tau arti dari sebuah
persahabatan, selalu berterima kasih ketika ditolong.
Namun, banyak juga persahabatan hanya sebatas
persahabatan, datang ketika membutuhkan, dan pergi ketika sudah merasa tidak
membutuhkan lagi, datang ketika ada masalah, dan pergi ketika masalah sudah
selesai, datang untuk minta bantuan dan pergi ketika bantuan sudah diberikan,
tanpa harus berterima kasih, bahkan diam dan acuh tak acuh walau dalam keadaan
bersama. Dan inilah wajah persahabatan yang tidak baik, yang pantas untuk
dicuekin, dibuang, dan tak perlu dikasihani, bahkan harus dihapus dari daftar
persahabatan.
Eitsss…, tapi jangan terburu nafsu, mungkin ketika
berbenturan dengan persahabatan yang tidak, ada hikmah yang terkandung, ada
makna yang tersembunyi dibalik itu semua, karena selain manusia adalah tempat
salah dan lupa, manusia juga rakus akan sesuatu walau cara yang dilakukannya
sangat halus. Namun, sebagai muslim yang baik, memaafkan dan belajar dari
kesalahan dalam menilai persahabatan adalah hal yang dianjurkan, agar kita
tidak benci dan dendam kepada orang lain, karena benci dan dendam tidak akan membawa
kebaikan pada kita.
Orang yang terdidik tentu tahu cara berterima
kasih kepada orang yang telah membantunya, dan hal tersebut sudah tentu kita
semua diajarkan sejak kecil oleh orang tua kita masing-masing, orang tua selalu
mengajarkan yang terbaik buat anak-anaknya, karena tak ada satu pun orang tua
menginginkan anak-anaknya menjadi orang yang tak tahu terima kasih. Misalnya;
ketika kecil, tentu kita semua masih ingat atau kita pernah melihat bahwa
ketika kita atau anak kecil yang pernah kita lihat diberikan sesuatu oleh orang
lain, kita atau anak kecil tersebut ketika mengambil sesuatu yang diberikan
dengan menggunakan tangan kiri, dengan sigap orang tua akan mengganti atau
menyuruh kita atau menyuruh anak kecil yang pernah kita lihat mengambil dengan
tangan manis (tangan kanan).
Bapak saya pernah mengatakan, bahkan selalu
memberikan saya wejangan bahwa “ketika orang lain memiliki sifat yang buruk, kita
tidak boleh membenci orang tersebut, karena bukan badannya yang buruk namun
sifatnya yang buruk, oleh karena itu, yang harus kita jauhi dan tidak boleh
kita tanamkan pada diri kita adalah sifatnya, namun orangnya harus kita selalu
jadikan teman”
Misalnya; tentu anda tidak suka orang-orang yang
memiliki pekerjaan mencuri atau merampok, karena perbuatan tersebut adalah perbuatan yang
tidak baik. namun percayalah bahwa setiap manusia memiliki kelebihan
masih-masing dalam sifat kebaikan, tak seharusnya kita membenci orang yang
mencuri atau perampok, namun yang seharunya kita benci adalah sifatnya yang
selalu suka mencuri dan merampok barang milik orang lain. Karena siap tahu;
ketika Tuhan sudah berkehendak bahwa orang tersebut menjadi orang yang baik dan
diberikan kemudahan dalam mencari rezeki yang halal, kemudian dilipatgandakan
sehingga menjadi orang kaya dan darmawan yang selalu membantu orang yang lagi
kesusahan, tentu kita akan merasa bersyukur memiliki sahabat seperti dia.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau