Sumber Gambar; antoniussigitt.blogspot.com
Entah apa yang harus diungkapkan Ketika melihat ribuah
rumah harus terendam banjir, Berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, sehingga
para penghuni rumah harus mengungsi dan tak tahu kondisi harta benda mereka. banjir
seakan-akan mengusir mereka dari tidur yang indah, dari manisnya hidup, dari
keluh kesah yang selama ini mereka rasakan, dari suka dan duka yang selama ini
mereka jalankan. Banjir seolah-olah ingin membunuh mereka dengan ganas, ingin
membuat mereka menjadi semakin tersiksa dan sengsara, ingin membuat mereka
menjadi pengemis dan pemulung jalanan, ingin membuat mereka menjadi stress atau
gila, bahkan seakan-akan ingin mengurangi jumlah penduduk yang semakin
meningkat, dan mengurangi beban orang-orang miskin.
Sumber Gambar; antoniussigitt.blogspot.com
Begitu juga dengan gunung meletus yang terjadi di
sumatera, yang telah menelan korban hingga puluhan, menelan penghasilan
masyarakat tanpa prikemanusiaan (pri-kegunung-an, hehe), rumah mereka ditutupi
dengan lumpur, udara mereka dirusak agar masyarakat tak mampu menghirup udara
segar, sawah-sawah penghidupan mereka dibabat habis hingga tak ada lagi tanaman
yang tersisa. Mereka terombang-ambing, tak tahu tempat mengadu, hanya berharap,
gunung sinabung berhenti marah kepada mereka. pemerintah yang diharapkan, malah
dijadikan momen politik yang menarik, mentang-mentang pemilu akan digelar sebentar
lagi.
Sumber Gambar; www.harianjogja.com
Sungguh aneh, namun inilah kenyataan, hidup
mereka tak seindah para pemain elit politik, yang tak akan mengeluh seperti
keluhan rakyat miskin, tak akan menderita seperti rakyat kecil, dan tak akan
menangis dan menjerit seperti jeritan kesedihan rakyat jelata. Karena mereka
mungkin sudah tak bisa menangis dan menjerit, walau mereka sering mengungkapkan
belasungkawanya melalui media, dan perlu ada mata pelajaran bagi pemerintah
untuk menangis dan menjerit. Agar para pejabat pemerintah dapat merasakan
penderitaan rakyat miskin.
Berbeda lagi dengan wajah media, media selalu
memberikan hiburan dengan berbagai macam hiburan yang tak mendidik, artis-artis
hanya memberikan lawakan yang akan membuat orang tertawa, terhibur, bahkan bisa
melupakan pekerjaan mereka karena menonton lawakan yang tak bermutu, masyarakat
terhipnotis dan para artis semakin terkenal dengan banyaran yang mahal.
Sumber Gambar; www.merdeka.com
Inilah kehidupan antara bumi dan langit, sebuah
pilihan pandangan yang mau gak mau harus melihat phenomena yang menyayat hati,
dan geram melihat pemerintah yang tak tahu cara menangis dan mejerit dalam
penderitaan, mereka hanya bisa berteori dan memberikan program penanggulangan,
yang ujung-ujungnya mereka mendapatkan hasil yang lebih besar dari dana yang
diluncurkan, hal yang lumrah terjadi dan tidak bisa dipungkiri.
Sumber Gambar; bidakapamilya.blogspot.com
Namun…, inilah rekayasa Tuhan yang telah
menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Rekayasa yang harus
dipelajari agar tidak terseret kedalam jurang yang curam dan menakutkan. Yang
harus difahami sebagai bentuk ujicoba (ujian dan cobaan), dan peringatan bagi
orang-orang yang tak mau bahagia diatas jeritan penderitaan saudara-saudaranya.
Yang harus diresapi dan mengaplikasikan makna yang tersembunyi dibalik hasil
pelajaran yang diterima, agar menjadi manusia yang lebih baik dan beriman, agar
tidak bersifat seperti hewan.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau