Sumber Gambar; para-nasionalist.blogspot.com
Akankah ada niat suci para capres dan cawapres
dalam mewujudkan kehidupan rakyat yang lebih sejahtera? Akankah apa yang
dilakukannya sebelum terpilih akan menjadi bagian penting yang tak terlupakan? Apakah
semua itu hanya bagian sandiwara politik demi sebuah kursi? Tentu saja rakyat
sudah pandai dan muak dengan pertanyaan-pertanyaan basi seperti ini.
Kata blusukan memang menjadi strategi yang
efektif dalam memenangkan hati rakyat, kata blusukan sendiri diperkenalkan oleh
gubernur DKI-Jakarta (Jokowi) namun hal tersebut dilakukannya ketika telah
terpilih menjadi Gubernur, dan hal ini menjadi poin penting dalam popularitas Jokowi
sebagai seorang gubernur. Namun, kenyataannya banyak yang mengatakan bahwa hal
tersebut hanyalah sebuah drama politik untuk membuat rakyat semakin menyukai Jokowi.
Dalam dua bulan kedepan, wajah media akan
menjadi wajah baru, di mana para capres dan cawapres akan memperlihatkan
kelihaiannya untuk menarik perhatian rakyat, memperlihatkan cara terbaik mereka
dalam memikat hati rakyat hingga menghasilkan sebuah kemenangan, mengungkapkan
fakta akan keinginan dan kebaikan hati mereka untuk membuat rakyat menjadi
tertipu, menyuarakn visi-misi mereka untuk membawa bangsa indonesia yang lebih
baik lagi dan mensejahterakan rakyat agar rakyat tak menderita lagi. Alih-alih
mereka sudah jenuh melihat rakyat menderita selama ini.
Dua bulan kedepan ini, akan menjadi penentu,
siapa yang terpilih, dan siapa yang tersingkir? dan siapa yang akan menjadi
pahlawan? serta siapa yang akan menjadi pecundang atas janji-janji manis yang
telah mereka tumpahkan di telinga rakyat melalui media? wajah indonesia memang
lucu, penuh dengan warna-warni yang indah, penuh dengan sandiwara yang
mengasikkan, penuh dengan kebohongan, penuh dengan semuanya, dan kapankah
indonesia menjadi negara yang pernah dicita-citakan oleh para pejuang
kemerdekaan 1945? Cita-cita luhur pancasila, dan terlaksananya mandat UUD 45
tentang mensejahterakan dan melindungi segenap warga bangsa indonesia, dan
mengayomi masyarakat miskin dan anak terlantar.
Saat ini saja, para korban akibat banjir dan
meletusnya gunung sinabung masih terlantar, karena banjir belum surut dan masih
merendam perumahan warga Jakarta dan sekitarnya. Karena akibat meletusnya
gunung sinabung, rakyat yang berada disekitarnya masih belum bisa beraktivitas
dengan baik, mulai dari aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, sampai
pada menghirup udara segar seperti sebelum gunung sinabung meletus.
Untuk menjadi presiden, inilah kesempatan yang
baik menurut mereka, kesengsaraan dan penderitaan rakyat adalah keuntungan
besar untuk memikat hati mereka agar berkontibusi dalam pemilu untuk sebuah kursi
empuk dan megah. Walau pada dasarnya, keuntungan untuk mereka ini, tidak
terlihat secara nyata, karena sama saja akan merusak dan mencoreng partai
mereka jika mereka perlihatkan. Namun, kenyataan ini tidak bisa dipungkiri
lagi, karena menjelang pemilulah mereka mulai gencar mendekatkan diri dengan
masyarakat, setelah itu, tinggal menikmati hasil dengan permainan-permainan
sandiwara yang begitu professional.
Siapakah presiden selanjutnya…? Wait and see.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau