Ilustrasi Gambar; www.pricearea.com
P L A S H D I S K
sepasang suami istri sedang berada diruangan
depan rumahnya, sang suami sedang asik-asikkan duduk sambil menikmati kopi
disebelah istrinya, sedangkan sang istri sedang membuka laptopnya. Ketika laptopnya
sudah terbuka, namun loadingnya begitu lelet, hingga membuat sang istri kesal
bukan main. Setelah terbuka, masalah lain muncul secara beruntun, masalah
tersbeut adalah virus, dan sang istri kesal dan ingin rasanya membanting
laptopnya.
Sang istri :
pak…, kok laptopnya lelet dan banyak virusnya ya…?
Sang suami : ibu sih…, terlalu banyak plash disk yang
dimasukin, makanya banyak virus. Apalagi plash disk nya banyak virus.
Sang istri : mas aja sudah banyak masukin aku virus,
tapi kenapa virusnya gak mempan, apa virusnya bapak terlalu lemah ya…?
Sang suami : ah ibu ini bisa aja…!
Sang istri : lama-lama saya banting juga laptop ini…!
Sang suami : kalo laptopnya aja mau dibanting, lama-lama
bapak juga ibu banting nanti…?
Sang istri : jika virusnya bapak gak mempan-mempan
juga, gak hanya ibu banting, tapi plash disk bapak juga bisa saya potong…!
Sang suami : kwkwkwkwkwkw… sang suami tertawa
terbahak-bahak mendengar jawaban istrinya.
P U L S A
Buk anti baru pertama kali memiliki sebuah HP, walaupun
HP yang dimiliki masih sederhana, namun karena baru pertama kali, ibu anti
merasa kegirangan dan bahagia bukan main. Setiap bertemu dengan ibu-ibu, ia
selalu menceritakan dirinya kalau dia sudah memiliki HP baru. Dan tidak jarang
ibu-ibu tersebut merasa iri dan ingin menyaingi ibu anti, namun karena HP pada
saat itu sangat mahal maka ibu-ibu tersebut tidak bisa menyaingi ibu anti.
Pada suatu hari, ibu anti ingin membeli pulsa,
karena pulsa dari kartu perdananya sudah habis, ia pun pergi kerumah ibu ana
yang ingin pergi kepasar, karena deket pasarlah satu-satunya penjual pulsa yang
ada. akan tetapi masalahnya adalah ibu anti tidak tahu berapa dia mau beli
pulsa, namun agar tidak malu-maluin, ibu anti memberikan ibu ana selembar uang
kertas senilai Rp. 100.000.
Ibu ana :
berapa saya beliin pulsa, buk…?
Ibu anti :
terserah ibu mau beliin berapa…?
Ibu ana :
mentang-mentang punya HP baru…
Ibu anti :
gak juga buk…, biasa aja…!! Sambil tersenyum.
Ibu ana pun pergi kepasar untuk membeli
keperluan dapur, sekaligus membelikan pulasa buat ibu anti, namun setibanya di
pasar, ibu ana bingung, bagaimana rupanya pulsa yang mau dibeli? Dalam hati ibu
ana berucap “Banyak atau gak ya pulsa itu, entar aku bawa pakai apa?” biarin dah
entar bawa pakai apa saja, yang penting pulsanya terbeli.
Setelah selesai berbelanja keperluan dapur, ibu ana
pun pergi ke tukang jual pulsa.
Penjual pulsa :
beli apa buk, ini ada HP baru, diskon 25%…!
Ibu ana : mau beli pulsa mas, kalau mau beli HP, uangnya gak cukup…!
Penjual pulsa : mau beli berapa buk…?
Ibu ana : aku gak tahu, yang pasti
uangnya Rp. 1000.000.
Penjual pulsa : jadi aku harus isiin berapa nih, buk…?
Ibu ana : terserah dah mas…!
Penjual pulsa : tunggu bentar ya buk, aku ambilin
dulu…!
Ibu ana bingung karena mengira pulsa yang akan
dibelinya berbentuk barang yang dibawa, sehingga ia mengira akan menggunakan
karung atau plastik untuk membawa pulsa tersebut. Setelah penjual pulsa balik
dengan membawa HP, ia pun mengisi pulsa sesuai dengan nomor yang dikasih leh
ibu ana.
Ibu ana : mas, tadi kan aku sudah
bilang, tidak mau beli HP karena tidak punya uang untuk membeli HP.
Penjual pulsa : yoohhh…, siapa yang mau nawarin ibu
HP…? Sambil tertawa dengan pelan karena takut ibu ana tersinggung.
Ibu ana : itu kan, mas. Emang bawa
HP untuk siapa…?
Penjual pulsa : kau mau isiin ibu pulsa…?
Ibu ana : saya mau beli pulsa, bukan
diisiin…!
Penjual pulsa : buk…, kalau kita beli pulsa, caranya
harus diisiin lewat HP dulu baru pulsanya bisa masuk. Oh ya buk…, mana Nomor HP
yang mau diisiin…?
Ibu ana : saya gak bawa mas…!
Penjual pulsa : terus…, bagaimana caranya aku isiin
ibu pulsa, jikalau tidak ada nomornya…?
Ibu ana : maaf mas…, tadi aku kira,
pulsa yang mau saya beli bisa saya bawa sendiri, makanya saya tidak bawa
nomornya.
Penjual pulsa : hahahahahahahahaaa… ibu ini
bisa-bisa aja.
Ibu ana : heheheheheee…, karena
malu, ibu ana pun ikut tertawa untuk mengurangi rasa malunya.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau