Entah berapa manusia terlahir di muka bumi ini
setiap hari, membawa visi-misi yang berbeda, dan dengan perjanjian waktu yang
berbeda-beda, terlahir dalam agama yang berbeda-beda, serta cara kematian yang
berbeda pula. Sehari, seminggu, sebulan, setahun, bahkan sampai pada batas
standar pikiran manusia (-/+ 60 tahun) dan terkadang sampai 100 tahun. Ini
adalah bukti nyata yak tak tabu, bahkan tidak menjadi pembahasan yang menarik
dewasa ini, padahal kematian adalah isu yang menakutkan bagi sebagian besar
umat manusia.
Sandra kehidupan adalah bagian yang tak
terpikirkan, bahkan kita tak menyadari bahwa pada dasarnya kita adalah tahanan
yang dibebaskan oleh Allah SWT di dunia ini dalam rangka menerima uji-coba
(ujian dan cobaan). Yang dimulai sejak ditiupkan roh manusia kedalam rahim sang
bunda, sampai hembusan nafas terakhir. Sebagai seorang Sandra, tentu harus
menerima resiko dan tanggungjawab besar sebagai wujud kepedulian diri terhadap
diri sendiri, karena nasib seseorang tidak bisa digantikan oleh siapa pun
ketika sudah kembali kepadaNya.
Apakah anda merasa di sandra oleh Tuhan?
Pertanyaan sederhana namun masih bisa kita renungkan agar kita memahami dan
mengerti untuk apa kita jalan-jalan di muka bumi ini?, dan kepada siapa kita
kembali?. Secara sederhana kata ‘sandra atau tahanan’ bukanlah kata yang pas
untuk manusia, karena manusia diciptakan bukan untuk di sandra atau di tahan
melainkan diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk menjalani hidup dengan
sebaik-baiknya, akan tetapi gambaran pribadi saya bahwa; kita sebagai manusia
memiliki batas waktu untuk menjalani hidup ini, sehingga kita harus kembali
padaNya dan mempertanggungjawabkan segala perbuatan yang pernah kita lakukan,
baik itu kecil maupun besar.
Sandra atau tahanan kehidupan memiliki makna
atau arti yang luas, mulai dari tempat manusia diciptakan (bumi) sampai batas
waktu yang sudah ditentukan, baik singkat maupun panjang. Sehingga manusia
tidak akan pernah bisa berlari, kemana pun dan sampai kapan pun. Beda halnya
dengan Sandra atau tahanan manusia, manusia tidak bisa selamanya di Sandra atau
di tahan, karena ada kode atik atau hukum yang menentukan, siapa yang bersalah
dan siapa yang tidak salah, yang bersalah di tahan dan yang tidak salah bebas
menentukan hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan Allah SWT.
Menyandra atau menahan semua manusia dengan memberikan kebebasan untuk
berekspresi sesuai dengan keinginannya, dengan tata cara atau aturan agama yang
berlaku, namun memiliki konsekuensi masing-masing.
Pertanyaan sederhana; Apakah manusia bisa
berlari dari bumi? Jawabannya ‘ya’, namun apakah setelah berlari bisa
menghindar dari kematian? Tentu saja ‘tidak mungkin’. Manusia bisa saja
berpindah dari planet satu ke planet lain, sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki, namun kita semua yakin bahwa manusia tidak akan pernah bisa lari dari
kematian; salah satu contohnya; mungkin anda pernah menonton sebuah film barat
yang berjudul ‘PROMETHEUS’, cerita
singkatnya seperti ini; film ini menceritakan tentang sekumpulan ilmuan
hebat yang sedang mencari penciptaannya, yang dibiayai oleh perusahan Weyland, Peter Weyland seorang pemiliki
perusahaan mempertanyakan tiga hal, yakni; dari mana kita berasalah? Apa tujuan
hidup kita? Dan, apa yang terjadi saat kita mati?. Yang pada akhirnya peter weyland mendapatkan jawabannya dari sepasangan
kekasih tentang adanya ‘pencipta manusia’ tapi bukan ‘Tuhan’ yang berada jauh
diluar angkasa.
Drs. Holloway dan Shaw, kemudian membawa
ilmuan-ilmuan handal untuk membantunya menemukan pencipta manusia (Prometheus),
namun apa yang mereka yakini tidak menjadi sebuah kenyataan, bahkan mereka
menemukan sebuah tempat yang mengerikan, mereka menemukan sebuah kapan besar
dan canggih yang siap menghancurkan bumi, mereka dibantai dan bahkan mencoba
menabrak kapal tersebut hingga mereka pun terbunuh. Pada kesimpulannya; mereka
tidak menemukan ‘pencipta manusia’ melainkan penghancur bumi. Dan Peter Weyland
yang antusias ingin abadi pada akhirnya terbunuh, dan mengatakan ‘tidak ada
apa-apa disini’.
Walaupun cerita tersebut hanya sebuah karya
film, namun pada kenyataannya banyak
manusia yang tidak ber-Tuhan, dan mencari Tuhan-Tuhan baru yang lebih
mereka yakini dan mendekati logika mereka, contohnya pada film ‘Jack The Giant Slayer’ sebuah keinginan
manusia untuk mencari Tuhan, dengan menggunakan buah yang bisa tumbuh menjadi
pohon yang sangat tinggi, namun bukan menemukan Tuhan melainkan menemukan
manusia raksasa.
Ketika manusia terlahir dengan keadaan suci
(tidak memiliki dosa), lambat laun kata suci itu menjadi pertanyaan sederhana,
bahkan banyak orang melupakannya, digadaikan dengan kemewahan dunia tanpa
berpikir hidup ini hanya sebatas jalan-jalan sehat yang memiliki garis finis.
Garis akhir dari sebuah perjalanan hidup dan menentukan; apakah menjadi
pemenang, atau pecundang?.
Dengan demikian bahwa sesungguhnya manusia
adalah Sandra atau tahanan Tuhan yang dilahirkan ke muka bumi untuk menjani
kehidupan dengan bebas, menuruti perintah Tuhan agar dibebaskan dari siksaan
neraka yang amat pedih, atau menjauhi segala bentuk larangan Tuhan agar
mendapatkan kebahagiaan akhirat (surga yang Allah SWT janjikan kepada
hambaNya). Perihal; sadar atau tidak sadar bahwa manusia itu adalah Sandra atau
tahanan Tuhan, tergantung dari sudut pandang mana kita menjalani hidup ini.
Namun, inilah sudut pandang saya sebagai hamba Tuhan.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau