“Pagi yang cerah, kesempatan pun akan cerah,
pagi yang mendung kesempatan mun juga ikut mendung, diguyur hujan maka
kesempatan tak ada, yang ada hanya menunggu cerah agar bisa membuang dan
membakar mu” itulah yang mungkin bisa saya ucapkan saat ini, dimana cerahnya
langit selalu tertutup awan yang tebal kemudian menteskan air mata yang begitu
banyak, sehingga membuat kami berhenti sejenak untuk menunggu munculnya senyum
sang matahari. Namun sampah yang numpuk membuat suasana semakin rusak,
pemandangan yang gak enak dan terkadang bau tak sedap masuk kedalam hidung
sehingga tercium bau aneh, perpaduan sampah-sampah yang hebat.
Pagi ini, langit begitu muram dan dan matahari
harus malu menampakkan senyum indahnya ke bumi, awan berputar kesana-kemari,
gelisah tak karuan, tak tau dimana harus meneteskan air matanya. apakah akan
membanjiri atau membawa berkah bagi para penghuni? Sejak pagi sampai siang,
awan pun tak henti-hentinya menyelimuti langit, menutupi sinar sang penguasa
gelap namun tak sedikit pun tanda akan menurunkan hujan (gerimis tak ada).
Sehingga ada kesempatan membakar sampah yang sudah menumpuk selama dua minggu,
dan itu pun karena tangisan langit yang tak pernah absen setiap hari.
Jangan buang-buang waktu jika anda memiliki kesempatan
yang baik, sekecil apapun itu? Okey…? Thanks…!!!
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau