sumber photo; http://citeureup.net
Dua sisi dalam kehidupan manusia yang harus
dicermati dan direfleksi, dua sisi ini terkadang menjadikan kita semua bingung
dan tak tahu arah, melangkah salah, menyesal pada akhirnya dan sebagainya. Dua
sisi ini sangatlah penting untuk kita ketahui namun jika anda sudah
mengetahuinya dan sedang dalam tahap menyeimbangkan maka seimbangkanlah terus
agar perjalanan hidup anda lebih mudah dan selalu dapat jalan saat menghadapi
masalah. Banyak orang yang mengetahui namun tidak meahami, banyak orang yang
sudah memahaminya namun tidak ada aplikasi secara utuh untuk mengiringi
pemahamannya terhadap dua sisi tersebut.
Dibilang “susah” gak, dibilang “mudah” juga gak.
Namun perlu pemahaman yang sederhana untuk memaknai dua sisi dalam diri
manusia. Jika kita mampu menempatkan pada posisi yang tepat maka tidak akan ada
masalah dalam memahaminya, begitu juga sebaliknya. Karena dua sisi inilah yang
akan membuat kita semua ringan dalam melangkah demi masa depan yang cerah dan
akan membuat kita berat dalam meraih apa yang kita harapkan. Dua sisi itu
adalah;
1.
Raja.
Secara sederhana
Raja adalah pemimpin, pemimpin rakyat, yang mengeluarkan kebijakan demi
kemaslahatan rakyat. Seorang raja berhak melakukan apa saja yang dia inginkan
kepada rakyatnya namun dalam arti yang positif, bukan semena-mena menginjak
rakyat dan menjadikan rakyat sebagai budak kekuasaan. Namun ada beberapa hal
pengertian tentang raja. Raja’ berarti harapan. Maksudnya
adalah mengharap ridha Allah SWT. Raja’ termasuk akhlak yang terpuji yaitu
suatu akhlak yang dapat berguna untuk mempertebal iman dan taqwa kepada Allah
SWT.
Sebagai muslim dan muslimah tentunya
mengharapkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Supaya harapan tersebut dapat
tercapai maka harus menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala
larangan-larangan- Nya dan tidak lupa untuk berdo’a. Dalam surat Al Mukmin
(40) ayat 60 dikatakan: Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku,
niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (Q.S. Al Mukmin (40) : 60). Seorang yang
beriman kepada Allah SWT tentunya memiliki sifat raja’. Dengan sifat raja tersebut
maka akan tercermin suatu sikap yang khusnudzon, berhaluan maju, dan berpikir
yang islami. Khusnudzon adalah sifat yang terpuji yaitu sifat yang menunjukkan
prasangka yang baik.
Namun dalam hal ini, yang ingin saya
jelaskan adalah raja dalam diri kita,
seorang raja yang selalu mengatur dan menyuruh kita untuk berbuat dan melakukan
apa saja yang dia inginkan, raja tersebut adalah “pikiran”, mungkin ini aneh
bagi anda, ketika saya mengatakan bahwa yang menjadi raja dalam diri kita
adalah pikiran. Percaya atau gak percaya namun inilah yang aku rasakan, dua
sisi yang melekat didalam diri saya. Seoarang raja yang menguasai kehidupan
saya atau anda, dan saran saya adalah jangan pernah mengabaikan dua sisi ini,
galilah diri anda sendiri dalam dua sisi ini dan seimbangkan agar dua sisi ini
membawa anda meraih apa yang anda inginkan
(Raja positif). Karena raja juga bisa membawa budak kearah
yang buruk, (Raja negatif).
2.
Budak.
Budak
adalah abdi, seorang pembantu, rakyat yang mengabdi maupun sesuai dengan pengertian
anda, karena jika saya samakan maka anda akan membantah saya tentang pengertian
yang saya berikan terhadap budak. Dalam hal ini, yang saya maksud dengan budak
adalah badan kita, baik itu tangan, kaki, telinga, mata, hidung dan seluruh
anggota badan kita. Karena fungsinya adalah sebagai pelayan dari pikiran (pengertian secara luas) sehingga harus
patuh terhadap raja “Pikiran”. Misalnya; ketika kita berpikir ingin makan, maka
yang akan kita cari adalah makanan. Jika kita berpikir ingin sukses, maka anda
akan belajar untuk meraih kesuksesa. Begitu juga seterusnya. Sehingga budak
adalah seluruh anggota badan yang kita miliki sebagai pelayan dari raja
“pikiran”.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau