sumber photo; dokumen pribadi Faisal Ahmad
Sudah
banyak berita yang disebarkan baik dari media maupun celetusan-celetusan para
jurnalis di kompasiana maupun berita online lainya, sebuah berita yang
menyebarkan bahwa ANAS sudah menjadi tersangka kasus hambalang. Seperti yang
ditulis oleh Fitri. Y. Yeye (Anas terjungkal, akankah karir politiknya
terhenti?) bahwa Kemana arah kasus hukum Anas bermuarapun telah dapat di prediksi
banyak pihak. Karena Ketu Majelis Tinggi (SBY) telah berulang kali
mengungkapkan secara tersirat, bahwasanya Anas akan menjadi tersangka.
Keluarnya pakta Integritas Partai Demokrat, jelas-jelas menunjukkan bahwa
sebanarnya SBY telah tahu status Anas akan berakhir sebagai tersangka.
Mengagumkan, ketika para politikus di negeri ini berkicau ke
sana-kemari anas tetaplah diam dan bersahaja. Kemudian publik bertanya
mungkinkah ini adalah salah satu strategi politik SBY untuk menggulingkan Anas?
Perhitungan politik yang sangat cermat dari seorang SBY, sangat terstruktur dan
dengan mudah dibaca kemana arahnya. Dari semua sinyal-sinyal yang dilakukan SBY
sebagai ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, wajar jika akhirnya banyak masyarakat
yang mengait-ngaitkan penetapan status hukum Anas sebagai tersangka adalah
sebuah intervensi untuk menyelamatkan reputasi SBY. Anas adalah korban bisikan
para “Sengkuni” Demokrat.
Kita tentu berharap KPK mampu bekerja secara profesional,
karena lembaga inilah satu-satunya harapan rakyat untuk mengungkap semua kasus
korupsi yang telah mendarah daging di negeri ini. Meskipun sebagaian masyarakat
menerima keputusan KPK atas penetapan Anas, bahkan mungkin ada yang bersorak
dan bersyukur dan secepatnya ingin menyaksikan Anas di gantung di Monas sana. Barangkali
kita tak harus menutup mata, bahwa rasa-rasanya tidak mungkin penetapan Anas
bebas dari muatan politis. Setelah ungkapan-ungkapan tersirat SBY, sprindik
yang bocor. Pakta integritas, pengunduran diri sekjen PD dari DPR, benang
merahnya tergaris sangat jelas.
Penetapan Anas sebagai tersangka diharapkan sebagian
kalangan sebagai pintu masuk bagi pemerintah untuk membuat sistem yang jelas
mengenai sumber dana sebuah partai. Jika tidak kasus-kasus seperti kasus Anas
akan terus berulang dan berulang lagi. mungkin inilah yang menurut sebagian
pendukung Anas menyatakan Anas juga korban sebuah sistem carut-marut di
republik ini.
“Sudahlah” barangkali ungkapan itulah yang akan di ucapkan
oleh Anas Urbaningrum dengan statusnya kini. Dia yang sampai hari ini masih
saya anggap sebagai seorang politikus muda yang handal, berbakat dengan
pengalaman politik yang telah menempanya sejak usia muda membuat saya yakin
beliau akan mampu untuk kuat, tegar dan kokoh.
Ia yang kita kenal kalem dan tenang. Memahami betul dengan
ayat yang menyatakan“bahwa Tuhan akan memberikan kekuasaan itu kepada
siapa yang dikehendakinya. Dan mencabut kekuasaan itu dari siapa yang
dikehendakinya.”
Anas bukanlah orang yang gila dan haus kuasa. Sosoknya yan
apa adanya dan tenang, pun tidak akan bernyanyi-nyanyi seperti Nazar dengan
status yang kini disematkan KPK kepadanya. Anas tetaplah akan menjadi
seorang Anas denga gaya khasnya, meskipun ujian berat ini menimpanya. Anas
tidak akan mau terang-terangan menyerang lawan politiknya karena ia cukup
santun dan berhati-hati. Kalaupun nantinya dia terbukti dinyatakan bersalah. Di
usinya yang 43 th saat ini,
masih cukup mungkin baginya untuk melanjutkan karier
politiknya setelah di penjara. Hal ini mungkin saja terjadi. Seperti kisah
Nelson Mandela yang setelah 25 tahun dipenjara akhirnya muncul sebagai
presiden.
Bagi Seorang Anas, politik adalah kehidupannya. Meskipun
kejam dan jahat ia akan menerimanya dengan ikhlas. Tentu saja dia tidak diam
benar-benar diam tanpa melakukan sesuatu. Karena ada ribuan “Sahabat Anas” yang
setia mendukungnya. Yang meyakini bahwa Anas sedang dizalimi. Harapan masih
akan terus ada bagi Anas, Karier politiknya tidak akan mati begitu saja, ada
kekuatan kepercaan publik pada sosoknya yang tenang. Itulah nantinya yang akan
membawa dia kembali besar. Di sanalah kekuatan seorang politikus itu kembali
bangkit. Maka tak salah jika dikatakan ini adalah awal bagi seorang anas
Urbaningrum, meskipun untuk episod yang lain di kehidupan berpolitiknya.
Bagaimanakah drama selanjutnya WAIT AND SEE
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau