A. Hujan
Pembawa Musibah
Cuaca sudah
mulai berubah, langit yang tersenyum kini tampak sedih, awan-awan dengan pelan
berkumpul menjadi satu, suara pukulan Malaikat bagaikan gendering yang sedang
dimainkan, Hans dan temen-temennya mempercepat jalannya agar hujan gak
membasahi mereka. Dibalik itu, dua tawon yang sedang menunggu mereka gak
sabaran melihat mereka membawa makanan yang dibawa, dua tawon merasa jengkel
dan gak sabaran menunggu. Para semut berjalan dengan jalan yang sudah
dilewatinya, mereka masih melihat dua tawon yang membantunya dalam menyebrang
sungai.
“hans, lihat dua tawon itu,
teryata mereka masih menungu kita, kenapa mereka menunggu kita?”
Tanya Gan kepada hans sambil
berbisik.
“saya juga tidak tahu Gan,
mungkin saja mereka menunggu untuk membantu kita lagi dalam menyebrang sungai
itu?”
Hans menjawab dengan nada
khawatir.
“jangan-jangan mereka menunggu
kita karena mereka mau berniat jahat sama kita”
Lan menyambung pembicaraan Gan.
“husss..jangan seuzon begitu, gak
baik?”
Jawab hans.
“terus, apa maunya mereka?”
Tanya bello kepada hans.
“sekarang lebih baik kita hampiri
mereka dan minta tolong untuk membantu kita menyebrangi sungai itu, siapa tahu
mereka mau membantu kita lagi”
Mereka pun menghampiri dua tawon
itu, tawon yang sedang mondar-mandir pun keihatan senang karena penantian
mereka kini telah berakhir, semut-semut yang ditunggu sudah datang sesuai
dengan perkiraan mereka dan tinggal melanjutkan rencana mereka. Dan tawon pun
menyambut dengan tersenyum.
“kok kalian masih disini? Nunggu
kami ya?”
Tanya Hans kepada dua tawon.
“benar banget. Kami sengaja
menunggu kalian, kalau tidak kami siapa lagi yang akan membantu kalian
menyebrangi sungai ini?”
Jawab tawon dewasa dengan nada
lebih tegas kepada para semut.
“ya juga sih, terima kasih banget
ya, kalian memang sahabat yang baik?”
Gan membalasnya dengan tersenyum.
“akan tetapi kali ini bantuan
kami tidak sia-sia?”
Tawon memberikan jawaban lebih
tegas lagi agar para semut lebih mengerti.
“maksudnya apa?”
Jawab Bello dengan penasaran dan
merasakan ada yang aneh dengan tawon itu.
Para semut pun mulai curiga
terhadap dua tawon itu, mereka sadar bahwa tak selamanya perbuatan baik akan
selamanya baik, dibalik itu ada maksud jahat yang tersembunyi, para semut pun
merapatkan diri dan bersiap-siap jika tawon mengambil dengan paksa makanan yang
dibawanya.
“kami bantu maka kalian harus
memberikan imbalan kepada kami atas bantuan kami, jika tidak maka kami tidak
akan bantu kalian menyebrangi sungai ini?”
Jawab tawon yang lebih muda.
“terus, apa yang kalian mau dari
kami?”
Hans bertanya kepada dua tawon
tersebut.
“kami tidak akan menyakiti
kalian, kami hanya ingin makanan yang kalian bawa”
Tawon menjawab dengan nada yang
lebih keras.
“tidak bisa begitu donk, kami dah
capek-capek, terus kalian seenaknya mendapatkannya dengan mudah, enak saja”
Jawab Lan dengan nada keras dan
merasa kesal dengan dua tawon itu.
“terserah kalian, apa kalian mau
pulang dengan selamat atau tidak?”
Tawon Melangkahkan kakinya
kedepan sambil menatap para semut.
“memang kalian mau apain kami?”
Hans menjawab dengan nada
ketakutan.
“sudah kami bilang, kami tidak akan menyakiti
kalian, setelah kami membantu menyebrangi sungai ini maka makanan yang kalian
bawa serahkan kepada kami.”
Jawab tawon dewasa sambil terus
melototi para semut agar ketakutan dan segera menyerahkan makanan yang mereka
bawa tanpa dipaksa.
“oke, kalau itu mau mu, saya akan
berunding dulu dengan teman-teman saya?”
Hans memastikan agar tawon tidak
menyakiti mereka.
“kita dah capek-capek kamu dengan
seenaknya mau menyerahkan ini semua, saya tidak rela jika kamu mau
menyerahkannya?”
Bello bertanya heran sambil
kecewa sama Hans
“bukan begitu, tapi aku punya
rencana, kalian tenang saja?”
Hans memastikan agar Bello tidak
kecewa.
“cepetlah berunding dan ambil
keputusan dengan segera karena kami sudah capek dari tadi menunggu kalian.”
Tawon dewasa merasa seneng karena
sebentar lagi bisa mendapatkan makanan itu dengan Cuma-cuma
“baiklah, kalau begitu kami
berunding dulu?”
Para semut menjauhi dua tawon itu
kemudian menyusun rencana agar makanan yang sudah mereka dapatkan dengan tidak
Cuma-Cuma tidak diambil oleh dua tawon itu.
“hans, apa rencana mu, apa kamu
rela memberikan makanan kita kepada mereka?”
Lan masih heran kepada Hans
“saya mengerti, saya juga tidak
rela, kita sudah capek-capek terus dengan seenaknya mereka mau ambil.”
Hans menjawab sambil memikirkan
ide yang akan dijalankan.
“terus, apa rencana kamu, hans?”
Gan bertanya kepada Hans
“begini, nanti kita suruh tawon
itu mengantarkan kita menyebrangi sungai satu persatu dengan makanan yang kita
bawa, setelah kalian sampai disana, kalian pegang erat-erat makan yang kalian
bawa masing-masing. Apa kalian mengerti?”
Hans menjelaskan idenya kepada
temen-temennya.
“apa tidak berhanya, bagaimana
kalau nanti tawon marah dan membunuh kita?”
Dani memastikan idenya Hans
“atau tawon tidak mau
mengantarkan kita?”
Lan menyambut pertanyaan Dani
“saya yakin bahwa mereka pasti
mau dan gak akan menolak”
Hans mencoba meyakinkan
temen-temennya.
B. Perjalanan
Yang Menakutkan
C. Keluarga
Baru
D. Pemikir
Ulung
E. Cemburu
F. Pembasmi
Semut
G. Semut
Pemberani
H. Jeritan
Kemenangan
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau