Pernahkah anda membaca buku Harun Yahya tentang Terorisme
: Ritual Setan, sebuah buku yang
menjelaskan Dajjal, Hakikat Dajjal Sebagai Gambaran Al-Qur’an dan Terorisme;
Ibadah Dajjal. Jika anda belum pernah membacanya maka dibawan ini adalah
pendahuluan dari buku tersebut.
Sepanjang kehidupannya, setiap orang
terlibat dalam peperangan melawan musuh, yang tingkat kekuatan dan pengaruhnya
mungkin tidak mampu sepenuhnya mereka pahami. Ciri utama dari musuh ini adalah
tidak dapat dilihat (gaib). Dia senantiasa mengajak umat manusia untuk
melakukan kejahatan, sedangkan banyak manusia yang telah diperalatnya justru
tidak menyadari akan hal itu. Manusia yang selalu berada dalam pertentangan
dengan orang lain, yang selalu yakin bahwa kekerasan adalah jawaban, yang
“menikmati” dalam melakukan tindakan brutal, pembunuhan, kekacauan dan
kekisruhan, pendeknya, manusia yang membahayakan perdamaian dan keamanan dunia,
telah mengalami kekalahan atas musuh ini, sadar atau tidak, dan telah jatuh di
bawah kendalinya. Musuh yang sangat berbahaya ini adalah setan, yang telah
digambarkan kepada kita dari segala segi oleh Allah di dalam Al-Qur`an. Setan
adalah kekuatan yang sejak zaman Nabi Adam a.s. telah mengerahkan segala
kemampuannya untuk memalingkan manusia dari Allah. Salah satu kesalahan paling
umum yang dilakukan manusia adalah ketidakmampuan mereka untuk mengenali setan
dengan tepat: makhluk yang menghasut mereka kepada kejahatan dan menjerumuskan
mereka ke dalam neraka. Padahal, setan menghadirkan bahaya yang serius bagi
manusia dan merupakan musuh yang nyata bagi manusia. Dalam sebuah ayat, Allah
berfirman,
“Sesungguhnya, setan itu adalah
musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu
hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala.” (Faathir [35]: 6)
Salah satu jebakan paling berbahaya
yang telah dipersiapkan oleh setan untuk manusia adalah pertentangan, teror,
dan kekacauan. Seperti yang difirmankan oleh Allah swt. dalam ayat lainnya, “Sesungguhnya,
setan itu menyebar (benih) perpecahan di antara mereka.” (al-Israa` [17]:
53) Menghancurkan rasa persahabatan, cinta, kasih sayang, saling memaafkan,
kedamaian dan kepercayaan di antara manusia, dan menghasut mereka ke arah
kekerasaan, adalah tujuan setan. Akan tetapi, satu hal harus ditekankan di
sini. Meskipun kelihatannya setan itu makhluk yang bergerak di segala penjuru,
dia sebenarnya tetap berada di bawah kendali Allah dan merupakan hamba-Nya. Dia
tahu bahwa Allah telah memberinya tangguh hidup hingga hari kiamat dan bahwa
dia harus membayar dosa-dosanya ketika saatnya tiba. Janji-janji yang dibuatnya
untuk mendorong manusia menjadi temannya dan rencana jahat yang dijalankannya,
semuanya adalah bagian dari tipu dayanya. Allah menggambarkan kenyataan tentang
setan ini,
“(Bujukan orang-orang munafik itu adalah)
seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia, ‘Kafirlah kamu,’
maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, ‘Sesungguhnya, aku berlepas
diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta
alam.’” (al-Hasyr [59]: 16)
Walau begitu, setan tetap mampu
memengaruhi orang-orang tertentu (orang-orang yang tidak beriman kepada Allah
dan yang tidak tahu atau takut kepada-Nya sebagaimana seharusnya). Tingkat
pengaruh ini tergantung pada keadaan. Setan sering berada di balik peristiwa
yang menjerumuskan umat manusia ke dalam petaka dan yang menyebabkan derita
atas orang-orang yang tak bersalah. Salah satu sumber malapetaka yang
disebabkan oleh setan saat ini, tidak bisa dipungkiri, adalah terorisme.
Hadits Nabi Muhammad saw. juga
menyebutkan bahwa pada akhir zaman, kekuatan jahat akan muncul, yang ciri
utamanya adalah bahwa kekuatan itu akan mengacaukan perdamaian dan ketertiban
di kalangan umat manusia. Meskipun demikian, kebanyakan orang tak begitu
menghiraukan kekuatan tersebut, yang dikenal sebagai Dajjal (Antichrist).
Hal ini karena sebagian besar manusia hanya sedikit mengetahui masalah ini atau
malah tidak pernah mendengar hal tersebut sama sekali. Sekalipun demikian,
masalah Dajjal ini justru sangat menonjol dalam hadits-hadits Nabi yang
menyebutkan semakin dekatnya hari akhir, yang di dalamnya banyak
keterangan-keterangan yang diberikan tentang hal itu. Tujuan buku ini adalah
menggambarkan sifat-sifat Dajjal, salah satu antek-antek setan yang utama di
muka bumi, seperti yang digambarkan dalam hadits, dan mengajak pembaca untuk
lebih mengenal kekuatan setan ini, sebagaimana yang telah diperingatkan oleh
Rasulullah saw. kepada kita.
Berdasarkan hadits, kita mungkin akan
menganggap Dajjal sebagai seorang manusia. Akan tetapi, selain seorang manusia,
dia juga mungkin berarti sebuah paham yang cenderung kepada kekerasan dan
kebiadaban, memiliki sifat-sifat jahat, dan menyebabkan penderitaan pada umat
manusia. Bab-bab berikut dalam buku ini akan membahas sudut pandang tersebut
dan menampilkan Dajjal sebagai gerakan ideologi sesat yang mempunyai pengaruh
besar di dunia. Gerakan tersebut membelenggu seluruh masyarakat di bawah
pengaruhnya, memikat pengikutnya meskipun terlihat penuh keganjilan dan
kesalahan, dan bahkan memiliki aliran tersendiri di dalamnya.
Persoalan penting lainnya yang akan
dibahas dalam buku ini adalah bagaimana gerakan ini menimbulkan ketakutan dan
kegelisahan di masyarakat, menyebabkan meningkatnya kekacauan dan kekisruhan,
dan menghancurkan kedamaian dan keamanan, untuk memperkuat cengkeramannya atas
seluruh dunia. Salah satu cara yang paling banyak digunakan oleh gerakan ini
untuk mencapai tujuan-tujuannya adalah tindak kekerasan dan terorisme yang
ditujukan kepada mereka yang tak bersalah. Dengan kata lain, terorisme adalah
unsur paling utama dari cara-cara Dajjal. Unsur inilah yang digunakan oleh para
pengikut tata nilai Dajjal ini, dalam kobaran amarah dan kegilaan, seolah-olah
merupakan suatu ibadah suci.
Peperangan, pertentangan, aksi-aksi
terorisme yang brutal, pembantaian dan pembunuhan massal yang masih berlangsung
di berbagai belahan dunia saat ini, merupakan hasil kerja Dajjal, kekuatan
jahat paling utama yang terus memainkan perannya hingga hari akhir. Tujuan
utama dari sistem Dajjal tersebut adalah memalingkan manusia dari kepercayaan
agama, kesusilaan, keindahan nurani, cinta dan semua nilai kemanusiaan, dan
mengubah mereka menjadi makhluk tanpa belas kasih yang angkara murka, yang
menemukan kenikmatan dalam kebiadaban dan kekerasan, lalu mengubah seluruh
dunia menjadi sebuah medan pertempuran. Akan tetapi, jangan lupa bahwa rencana
itu tidak akan berhasil dan sistem Dajjal tersebut pasti akan menemui
kehancuran. Seberapa tingginya perselisihan dan kekacauan yang berhasil
diciptakannya, sistem ajaran Dajjal pasti--karena sunnatullah--akan menemui
kekalahan dan kehancuran. Dengan kehendak Allah, kekalahan itu akan datang
melalui perang pemikiran yang dilancarkan oleh orang-orang yang kembali kepada
Allah dengan penuh keikhlasan dan dengan usaha yang keras menebarkan keimanan
dan akhlaq yang agung ke seluruh dunia. Itulah janji yang diberikan Allah
kepada orang-orang yang beriman. Melalui ayat berikut ini, Allah swt. berfirman
bahwa pada akhirnya kebenaran akan datang dan segala kebatilan akan berakhir.
“Dan katakanlah, ‘Yang benar telah datang
dan yang batil telah lenyap.’ Sesungguhnya, yang batil itu adalah sesuatu yang
pasti lenyap.” (al-Israa` [17]: 81)
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau