0 Indahnya Berpikir Positif

Pembuktian hidup bukan sekedar pembuktian semata dimata dunia maupun untuk penghuni dunia, sudah banyak ilmuan yang sudah mampu membuktikan dirinya sebagai bagian dari dunia yang dikenal, misalnya; Harun Yahya sebagai pikir islam dan pemikir-pemikir lainnya yang kita jadikan sebagai patokan ilmu dalam meraih kesuksesan dunia maupun akhirat. Belajar dengan gigih dan tak pernah merasa putus asa dan selalu berpikir positif dalam perjalanannya agar tak menjadi sia-ssia, sehingga mereka semua dapat mewujudkan impian dengan cemerlang.

Sebagai manusia yang dilahirkan dengan fisik yang sempurna dan kecerdasan yang ditanamkan oleh Allah kepada kita semua, tentu saja kita harus maksimalkan agar tak menjadi beban dunia ketika kita harus terkalahkan serta menjadi budak orang-orang cerdas, bahkan menjadi pengangguran sejati. Saya rasa anda tidak akan mau menjadi hal tersebut, entah itu hanya sebuah niat maupun banyangan yang anda banyangkan ketika menjadi seperti itu. Namun percayalah pada diri anda sendiri ketika Tuhan telah menganugerahkan kekuatan dan skill yang luar biasa didalam diri anda, sebuah kemampuan yang anda harus buktikan kepada diri anda sendir maupun orang lain sebagai rasa sosial yang anda miliki.

Banyak orang yang tidak percaya dengan kemampuan yang dimiliki sehingga mereka hanya melakukan hal-hal yang sederhana dan hanya berporos pada apa yang dia bisa, tak pernah berubah serta malas berpikir tentang hal-hal yang lain. Salah satu yang menjadi pemicu adalah perkembangan dunia yang semakin hebat, jika perkembangan dunia semakin hebat, tentu saja orang-orang yang melakukan semua itu adalah orang-orang hebat, sehingga nilai positif yang ada dalam dirinya dikubur dalam-dalam dan tak berharap banyak, yang penting bisa bertahan hidup dengan apa adanya.

Ada beberapa contoh yang menarik untuk kita ambil sebagai sampel;

Yohana.

yohana adalah seorang mahasiswi berumur 22 tahun, dia memiliki penyakit Glukoma yang mengakibatkan dia tidak bisa melihat, namun karena semangat yang dimiliki, yohana mampu membuktikan dirinya dan bisa bertahan sampai 10 besar dari ribuan yang mendaftar di x factor. Kata-kata yang membuat rosa menangis ketika mendengar yohana berkata “seorang tuna netra bukanlah sampah, namun bisa berprestasi seperti manusia normal lainnya” . secara sepintas kata-kata tersebut telah menyinggung jutaan orang di indonesia (memperingatkan orang-orang normal lainya agar tidak putus semangat) termasuk saya, yang memiliki kesempurnaan dalam hidup, namun apakah kita mampu seperti yohana yang selalu berpikir positif dan dukungan penuh dari sang orang tua?

Wahyudin

Wahyudin adalah seorang mahasiswa yang memiliki cita-cita besar dalam hidupnya, hidup penuh tantangan dari memulung sampah sampai mengamen dijalanan demi berlanjutnya sekolahnya. Ia membiayai dirinya dengan hasil memulung sampah yang banyak orang tidak sudi menginjaknya, apalgi memegang dan bermain dengan sampah, baik itu karena jorok dan kotor maupun bau yang tidak sedap serta menimbulkan penyakit. namun hal itu dibuktikan oleh seorang wahyudin dengan julukan “pemulung ganteng”. Bukan hanya sekedar memulung untuk kebutuhan dirinya sendiri namun digunakan untuk sosial, memberikan makan anak yatim dan lansia.

Masih banyak cerita-cerita yang mengharukan dan yang membuat anda merasa tersinggung, jika anda tidak merasa tersinggung maka anda adalah seorang manusia yang tidak normal akan masa depan, kenormalan anda hanya digunakan pada hal-hal yang merusak masa depan anda sendiri, hura-hura dan selalu menjalankan hidup dengan penuh hiburan semata.

Urain diatas sudah jelas bisa anda simpulkan dengan makna sesuai dengan penyimpulan anda, karena setiap manusia sudah memiliki kondrat yang mutlak akan pemikiran yang berbeda-beda, namun yang jelas bahwa intisari dari hal tersebut adalah bagaimana kita sebagai manusia yang dilahirkan sempurna mampu berpikir positif demi masa depan yang kita harapkan. Semoga apa yang saya tulis dalam blog ini bisa bermanfaat buat anda dan untuk diri saya pribadi.

“Jangan Pernah Merasa Takut Jika Apa Yang Anda Takuti Tidak Pernah Anda Jumpai”