saat persiapan makan "MAPABA"
Kata orang analisis dir sangat penting dalam
menjalani hidup dan berkarya, karena analisis diri sangat penting dalam melihat
potensi diri demi meraih masa depan yang lebih baik, apalgi ada beberapa kata
yang aku dapatkan hari ini lewat sebuah jum’at edisi hari ini di kampus UAD
JOGJA. Hal tersebut menjadi sebuah renungan tersendiri bagi saya untuk
menjalani hidup dirantauan untuk menuntut ilmu. Sebuah kata-kata yang sungguh
mengundang imajinasi untuk lebih memperluas maknanya agar saya memahami dengan
maksimal, apalagi banyak orang yang mengatakan bahwa “tak ada hal yang lebih
penting dari pada belajar memaknai diri sendiri baru memaknai orang lain”
Dalam sebuah organisasi kemahasiswaan, ada
sebuah mata pelajaran yang sangat bernilai ketika kita mampu memaknai dan
mengaplikasikannya dalam hidup ini, yakni tentang “analisis diri dan analisis
sosial” yang dimana hal ini saya pernah dapatkan dalam organisasi, yakni Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Ada gak ya kader-kader IAIN Mataram saat ini
yang memahami keduanya ini, walau hanya sekedar saja? Ataukah sudah tidak
diajarkan lagi? Padahal saya rasa ini adalah mata kuliah PMII yang bisa
memberikan arti dan pemahaman secara luas kepada kader-kader PMII IAIN Mataram.
Hal yang paling aku ingat dalam MAPABA tahun
2007-2008, dimana saya sebagai peserta MAPABA pada waktu itu, hal itu adalah analisis
diri melalui SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity and Treath). Namun pada
waktu itu, karena kerjaannya aku tidur saja dan tidak mendengar materi, jadi
aku tidak mendapatkan apa-apa dari materi tersebut. Dua tahun kemudian disaat
saya menjadi ketua Rayon Al-Ghazali, saya jadikan materi ini menjadi
sebuah materi penting agar kader-kader Rayon Al-Ghazali mampu membaca
dan menilai dengan bijaksana dan tidak salah kaprah terhadap sesuatu yang belum
dipahami.
Waktu itu yang menjadi ketua cabang PMII Mataram adalah sahabat Wahyu
Satriadi dan ketua KOM IAIN Mataram adalah Sahabat muktasid. Secara pemikiran sedehana
saya, materi yang saya suguhkan tentang analisis diri ini akan diterima baik
oleh pengurus cabang dan komisariat namun ternyata waktu itu ada perdebatan
menarik yang membuat saya harus mempertahankan materi ini. sahabat pengurus
cabang dan komisariat bingung dan tidak tahu siapa yang akan menjadi pemateri
dalam materi analisis diri, sehingga hampir materi itu dihapus oleh sahabat
ketua Komisariat, namun yang jelas apa yang sudah aku rencanakan pada waktu itu
dengan mateng tidak boleh gagal.
Disaat pelaksanaan MAPABA, melihat schedule sahabat-sahabat rayon yang
lain, ternyata materi analisis diri hanya berlaku di Rayon Al-Ghazali. Mengingat
semua itu, ingin rasanya lagi menikmati MAPABA, menjadi peserta yang diajarkan
dengan pendidikan luar biasa yang tak akan pernah didapatkan dalam ruangan
kelas. Suatu pendidikan yang sederhana namun membawa arti penting dalam
peubahan diri bagi seorang mahasiswa seperti saya. Saya banyak mendapatkan arti
penting dalam peubahan diri saya ketika menjadi Ketua Rayon Dan Ketua
Komisariat IAIN Mataram. Namun sayang, saya harus berhenti ditengah perjalanan
disaat menjadi ketua komisariat karena adu politik yang sangat saya sesalkan
ditataran kepengurusan. Fitnah menjadi permainan yang asik dan menarik untuk
dilakukan, padahal semua orang tahu bahwa fitnah adalah sebuah hal yang tak
boleh dilakukan karena tidak sesuai dengan ajaran agama islam.
Melihat itu semua, namun saya bersyukur pernah belajar menjadi seorang
pemimpin, baik dalam mempimpin diri saya sendiri maupun orang lain. Memang benar
kata para ustad dan yang lainnya bahwa niat dalam melakukan sesuatu dalah hal
yang tepenting jangan sampai niat yang baik harus terkalahkan dengan niat yang
buruk.
saat peserta MAPABA pulang dengan menggunakan TRUK
“EDISI MENGENANG MASA-MASA YANG INDAH DAN BERMAKNA”
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau