Salam
hangat buat sahabat-sahabat semua.
saya hanya ingin bercerita tentang pengalaman ku, yang
dimana aku ingin mengabadikan untuk menjadi kenanganku sampai akhir hayat ku.
Dan kali ini saya ingin bercerita tentang pengalaman ku di candi Borobudur yang
selama ini ingin aku kunjungi, dulu, aku hanya mendapatkan cerita dari temen ku
dan berita dari televisi, namun kali ini aku tidak mendapatkan cerita lagi
karena aku yang akan menceritakan kepada sahabat-sahabat semuanya. Semoga
bermamfaat dan anda bisa berkunjung langsung ke Borobudur dan tidak mendapatkan
cerita dari temen sahabat, dari televise maupun tulisan ini. Tulisan ini adalah
hasil pengalaman ku ketika mengunjungi candi Borobudur.
Rasa suntuk dalam kamarku adalah hal yang sangat
membosankan, sehingga ingin rasanya pergi jalan-jalan agar rasa suntuk itu
hilang dan rasa bahagia muncul sebagai pengganti dari rasa suntuk. Dan mampu
berekspresi agar bisa berimajinasi sesuai dengan keinginan hati. Akhirnya aku
mengajak kawanku untuk pergi jalan-jalan ke candi Borobudur agar mendapatkan
pengalaman baru untuk aku ceritakan pada blog “Rantauan Lombok Menulis”. Waktu
sekitar menunjukkan jam 2, waktu yang tepat untuk menghilangkan capek, karena
pada bisanya, pada waktu ini kesuntukkan mulai meyerang pada kita, dan biasanya
kita tidur untuk menghilangkan itu semua.
Candi Borobudur dari tempat ku sekitar satu jam lebih,
karena aku tidak punya motor maka dengan terpaksa harus naik taxi dengan biaya
yang cukup mahal bagi kami, namun itu semua tidak aku hiraukan karena penasaran
ku, bagaimana bentuk candi Borobudur melihat dengan mata kepala sendiri agar tidak
hanya cerita yang aku dapatkan. Disetiap detik perjalanan ku sangat berharga,
karena aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk melihat keadaan
disepanjang jalan. Karena itu sangat berarti buat ku agar nanti aku tidak
nyasar kalau menggunakan sepeda motor sendiri.
Diperjalanan, saya mencoba untuk ngobrol dengan supir
taxi, mencari tahu tentang candi Borobudur dan gunung merapi tempatnya bah
marijan meninggal dunia karena rumahnya tertimbun dengan tanah longsor. Supir
pun bercerita beberapa hal yang mungkin sahabat juga bisa mendengar ceritanya
pada saya dan seolah-olah sahabat bersama saya waktu itu. Supir taxi itu adalah
salah satu korban meletusnya gunung merapi yang terdahsyat tahun kemarin, waktu
itu, dia bersama istrinya berada dalam kebingungan antara mau mengungsi dan
tidak. namun dengan keadaan yang sangat genting, ia pun mengungsi dan
meninggalkan rumah beserta seluruh isinya. Jendelanya bergetar dengan keras
seakan-akan mau runtuh. Getaran yang kuat dari perut bumi membuat seluruh
penduduk ketakutan, seperti air yang mendidih dalam cerek. Supir taxi itu
menangis karena takut dengan kejadiaan itu yang pada awalnya dia merasa
tenang-tenang saja. Ia mengatakan kepada istrinya “tenang-tenang aja buk,
semuanya gak akan kenapa-kenapa”. Namun setelah itu mencapai klimaksnya
akhirnya ia menyadari bahwa ini betul-betul tidak bisa dianggap sepele. Namun
setelah semua itu selesai rumahnya tetap utuh dan tidak kenapa-kenapa. Walau
sebelumnya ia takut terjadi apa-apa dengan rumah. Dan ceritanya masih panjang
namun sampai disini aja soalnya kapan saya ceritakan tentang pengalaman saya di
candi Borobudur.
Perjalanan pun semakin asik karena ada tambahan cerita
dari supir taxi itu. Beberapa menit kemudian, akhirnya saya dan kawan-kawan
sampai di pintu gerbang candi Borobudur. Masuk dengan perlahan dan memberikan
uang karcis kepada penjaga pintu gerbang, kemudian kami turun dan berdiri
sejenak untuk melihat-lihat. Tak berapa lama, para pedagang ukiran batu dan
pakaian khas yang bermerek candi Borobudur muncul satu persau, menawarkan
barang dagangannya kepada kami. Dan berharap kami beli barangnya. Kami pun
berjalan menuju loket pertama dan membeli tiga karcis masuk dengan harga tiga
puluh ribu perkarcis. Asik dan sejuk serta pemandangan yang indah, itulah yang aku
rasakan pertama kali.
Kami segera menuju pintu masuk karena tak sabar melihat
candi Borobudur dari jarak yang sedekat-dekatnya. Karcis kami di potong menjadi
dua sesuai dengan aturan, tandanya kami sudah boleh menikmati pemandangan yang
selama ini membuat aku penasaran. Beberapa langkan kedepan ada penjaga kedua
yang memeriksa barang bawaan kami, saya dan toyib membawa tas dan saprin tidak
membwa apa-apa. Setelah diperikasa oleh seorang perempuan yang cantik dan seksi
dan disampingnya seorang bapak yang kira-kira umurnya diatas tiga puluh tahun. Penjaga
itu pun berguyon sambil memeriksa tas kami, “mas kenalan donk” sambil tertawa
pelan. Meyuruh kami kenalan sama cewek yang memeriksa tas kami, cewek itu pun
tersenyum dan senyumannya sangat manis“, mas dari mana”, “kami datang dari
jogja pak, asli kami dari lombok”. Setelah pemeriksaan selesai, kami pun
dikasih masuk dengan mengucapkan selamat menikmati pemandangan candi Borobudur.
Kami pun tersenyum dan melanjutkan perjalanan. Di perjalanan toyib mengatakan “kayak
teroris aja kita ini boy, di periksa segala oleh penjaga. Hari ini kita jadi
teroris.”.
Awalnya saya mengira bahwa ketika dah nyampai langsung
berada di depan candi Borobudur, ternyata harus menempuh perjalanan lagi
sekitar kurang lebih lima menit. Dari jauh sudah terlihat indah dan
menakjubkan, orang-orang sedang asik dan bergaya sambil di berpotho dengan gaya
yang bermacam-macam. Tangga demi tangga kami naiki dan terdapat sekitar tujuh
tangga kalau tidak salah. Karena aku tidak menghitungnya secara pasti. Setelah
berada pada puncak candi, kami melihat pemandangan yang begitu asik dari atas.
Walau sudah tanpak sedikit gelap karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah
lima. Dan itu pertanda bahwa kurang dari satu jam kami akan menikmati
pemandangan tersebut.
Kesempatan yang kami tidak sia-siakan, mengelilingi
candid an tidak lupa mengabadikannya dengan gaya yang bermacam-macam juga.
Jepret sana jepret sini. Kali ini, Saya merasa bahwa perjalanan ku tak sia-sia,
memberiku kepuasan tersendiri dalam menikmati pemandagan candi Borobudur, yang
selama ini hanya aku banyangkan dalam hanyal ku. Hanya bisa melihat dan
mendengar cerita dari teman dan televise. Sungguh candi yang indah, penuh
dengan makna dan penuh cerita. Sampai-sampai membuatku betah dan ingin
lama-lama berada di disini. Angin yang sejuk dan segar, ramai dan penuh dengan
pemandangan wajah-wajah baru. Mungkin waktu itu hanya kami bertiga yang dari
Lombok.
Kalian pasti ingin menikmati secara langsung pemandangan
indah di candi Borobudur. Karena candi Borobudur adalah salah satu warisan
dunia yang di miliki Indonesia. Oleh karena itu jangan hilangkan kesemmpatan
jika sahabat punya kesempatan. Datang dan nikmatilah sendiri karena itu akan
membuat sahabat lebih puas melihat candi Borobudur secara langsung.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau