Inilah tempat kelahiran ku, sebuah desa yang terpencil,
jauh dari keramain kota namun sangat indah. Pantai yang indah dan sejuk menjadi
pemandangan setiap hari. Aku di lahirkan dari keluarga sederhana, pekerjaan
orang tua ku adalah petani, sehingga aku dibesarkan dari hasil kerja keras
mereka. Yakni dari bercocok tanam. Sejak bayi sampai berumur tujuh tahun, aku
tinggal disini bersama keluarga. anak ke-empat dari enam
bersudara, tiga kakak perempuan dan dua adek perempuan. Semua kakak ku kini
sudah menikah dan mempunyai anak. Sedangkan adek ku kini masih kelas dua dan
kelas satu snawiyah. Yang artinya bahwa aku adalah anak satu-satunya laki-laki.
Sejak kecil aku dididik dengan keras namun penuh dengan kasih sayang. Sehingga tidak menjadi anak yang manja.
Mungkin sahabat-sahabat tidak percaya, namun inilah
kenyataan tentang aku. Pantai tampah, itulah namannya, sebuah tempat yang kiri,
kanan dan belakangnya di apit sama gunung dan depannya adalah pantai. Tempat
ini menjadi sejarah besar dalam hidup ku. Sebuah tempat yang sepi dan tidak
terlalu banyak penduduk. Aku sendiri hanya memiliki tiga orang tetangga yang
jarak rumah sekitar dua puluh meter. Namun disinilah kehidupan ku di mulai dan
pertama kali melihat dunia. Ibu ku adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak
terlalu memiliki keterampilan, beliau hanya bisa bercocok tanam dan beternak
ayam. Oh…ya..orang tua ku memiliki lima saudara. Satu cewek dan empat cowok.
Ayah ku adalah anak paling besar. Sedangkan ibu ku, aku tidak tahu, karena tidak pernah menanyakan kepada beliau. Ibu ku berasal dari Lombok timur
(kaliangkuk). Aku sendiri jarang ke sana. Mungki dua kali setahun aku kesana.
Sejak berumur tujuh tahun, aku di ambil oleh nenek,
seorang nenek yang begitu sayang pada ku. Waktu itu, pas mau masuk sekolah.
Sehingga sejak itu akhirnya tinggal di Batu Beduk Desa Batujai. Dan disinilah ku
jalani kehidupan kedua. Namun sekarang nenek dan kakek ku sudah tiada.
“semoga beliau di ampuni dosanya dan berada disisi Allah SWT. amin”. Sejak itu,
aku tumbuh menjadi anak yang jauh dari kasih sayang orang tua. Namun diganti dengan kasih sayang seorang nenek dan kakek. Nenek dan kakek sangat
menyayangi ku. Dulu pernah aku membakar rumah nenek dan kakek, setelah
kejadian itu, aku langsung berlari dan bersembunyi di bawah batu besar yang tidak
jauh dari rumah nenenk. Ibu, ayah, paman dan bibik tidak mencari ku, malah
nenek yang mencari ku, takut aku hilang. Beliau pun memanggilku dan menyuruh
ku pulang. Rasa takut dan cemas semua itu aku alami. Namun tak ada yang memarahi ku, apalagi nenenk dan
kakek. Malah mereka memelukkan sambil menangis karena waktu iku menangis
karena ketakutan. Sebbenarnya, kejadian itu tidak aku sengaja, karena sedang memainkan korek api dan membakar sehelai alang-alang yang sudah jadi
untuk dijadikan sebagai atap rumah.
Sehingga aku sanyang banget sama nenek dan kakek.
Mereka telah membesarkan ku menjadi anak yang kuat dan tegar…..Hehehehe…., dari
sejak SD, SMP dan SMA, orang tua ku hanya sibuk dengan kerjaannya. Pertemuan ku
pun hanya sebatas sehari atau pun dua hari. Namun itu adalah sangat berharga
buat ku. Waktu SD, aku adalah anak yang tergolong memiliki IQ yang rendah,
nilai rapot ku rata-rata semuanya di bawah angka tujuh. Apalagi waktu aku SMP,
aku tidak pernah mendapatkan juara, tidak pernah sama sekali aku menjadi
kebanggaan nenek dan kakek, apalagi kedua orang tua ku. Mereka hanya tahu
ngasih uang setiap bulannya. Itu pun semuanya dipegang sama nenekku.
SMP 1 Penujak, itulah nama sekolah ku, sekolah yang banyak
memberi pengalaman berharga tentang masa remaja. Namun waktu itu, aku tidak pernah
tahu tentang cinta. Apalagi merasakannya. Namun itu tidak menjadi masalah
karena dikelas banyak cewek temen ku bergaul, malahan ndominan cewek
ketimbang cowok. Sehingga membuatku tak pernah berpikir tentang cinta. Salah
satu sejarah yang tidak pernah aku lupakan ketika SMP adalah nilai ujian
nasional ku yang anjlok. Dan hampir tidak lulus SMP waktu itu. Namun karena
guru-guru membela ku, karena aku adalah siswa yang rajin dan tidak pernah
membolos. Namun yang selalu ada dalam benak ku adalah kenapa aku tidak bisa menaikkan angka di rapot ku. Tidak jauh
beda waktu aku SD.
Di SMA lah perubahan ku di mulai, SMA 1 Batujai. SMA yang
ketat dengan tes masuknya. Aku pun hampir tidak di terima karena nilai ujian nasional yang anjlok. Namun karena waktu itu aku di-masuk-kan oleh seorang guru yang
memiliki jabatan penting dan kenal dekat dengan kakek. Akhirnya aku di
terima sekolah disana. bertemu dengan siswa-siswi dari sekolah yang lain
membuat aku harus berbeda, jangan sampai seperti masa SMP, yang hampir tidak
lulus. Sejak kelas satu SMA, aku rajin belajar namun yang paling aku benci
waktu itu adalah pelajaran bahasa inggris. Pelajaran yang sangat (make me confuse). Namun pelajaran
menghitung seperti : matematika, fisika, kimia menjadi makanan empuk yang mudah
ditelan bagi ku. Nilaiku sedikit berubah. Dan mendapat posisi tujuh waktu
pembagian rapot. Hal itu menjadi kebaggaan tersendiri bagi ku, bisa mendapat
posisi yang tidak pernah aku dapatkan.
Sejak SMA, ada pengalaman manis yang tidak pernah akan
aku lupakan sampai saat itu, waktu aku kelas dua “kelas 2b” kelas yang diranjai
dengan ilmu menghitung. Disana berkumpul 60%. Dan sebagian berada di kelas 2a
dan 2c. waktu itu ketika semester berlangsung. dan matematika, kimia dan fisika
adalah hal yang gampang bagi ku. Matematika aku mendapat 100, fisika 90 dan
kimia 90. Daan di beri hadiah yang sangat istimewa oleh guru-guru ku. buan aku
saja, namun ada dua cewek yang juga sama dengan ku, mendapatkan hadiah karena
mendapat nilai 100 pada pelajaran matematika. Sehingga bisa aku katakana bahwa
semua rumus matemika, kimia dan fisika sudah di luar kepala. Dan waktu kelas
tiga pun begitu tidak jauh beda. Dan aku masuk pada jurusa IPA. Dan lulus
dengan nilai yang memuaskan.
Setelah selesai SMA. Aku berhenti selama dua tahun, tidak
melanjutkan kuliah karena sesuatu dan lain hal, bukan pada masalah biaya yang
harus di keluarkan namun sesuatu yang tidak bisa aku ceritakan. Sejak aku
berhenti selama dua tahun, semuanya menjadi blang, rumus-rumus yang pernah aku
hapal kini semuanya kosong. Di kepala ku hanya ada kerja dan kerja pun bukan
seperti orang-orang melainkan kerja membantu orang tua ku bercocok tanam di
tampah. Sejak itulah aku kembali merasakan kasih sayang orang tua ku dari
semenjak aku di ambil nenek dan kakek ku. bekerja bersama orang tua ku selama
dua tahun menjadikan diriku tidak tahu apa-apa lgi, dan bleng sama sekali.
Dan akhirnya aku kuliah di IAIN Mataram mengambil jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam. Dari semester satu sampai tiga, bodoh ku masih
melekat pada diriku, gak pernah mau belajar dan kerjaan ku hanya menikmati
hidup ku dengan hura-hura. Sehingga muncul sejarah yang pahit, yang tidak akan
pernah aku lupakan sampai saat ini. Waktu itu
aku masih semester tiga. Dikasih tugas oleh dosen untuk mempersentasikan
makalah mutazilah yang berjudul “Tuhan harus di sucikan dari segala yang
mengurangi ke-Esa-an_Nya.”. kira-kira seperti itu. Dan makalahnya masih ku
simpat saat ini. Satu minggu, aku pelajari terus, mencoba menghapal sedetail
mungkin agar aku tak tula nantinya. Minggu kedua pun begitu. Dan tiba waktunya
mempresentasikannya. Namun semuanya gagal dan menjadi sia-sia. Aku hanya bisa
mengucapkan Assalamualaikum. Kemudian beberapa patah kata yang aku ingat dan
terdiam bagaikan patung. Dan aku mendapatkan nilai c. nilai yang begitu
menyakitkan. Dan waktu itu adalah menjadi sejarah pertama kali aku persentasi
di depan temen-temen kelas ku.
Sejak keluar dari ruangan yang membuatku malu setengah
mati. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa setahun ini aku tidak akan kuliah
walau semester tetap aku bayar. Aku belajar, dan selalu pergi ke internet
ketika aku tidak punya kegiatan. Aku minggat dari kos ku dan tinggal di kampus
bersama sahabat-sahabat pergerakan ku. dan disaat itulah aku tidak pernah kos
lagi. Dan berkata “kampus ku adalah rumah ku”. dan beberapa bulan kemudia aku
menjadi ketua PMII rayon Al-Ghazali periode 2009-2010. Berlanjut menjadi Ketua
Bidang Media dan Informasi Komisariat IAIN Mataram sewaktu sahabat Salas Madrid
Menjadi ketua umumnya. Dan setelah itu menjadi Ketua Umum PMII KOM IAIN Mataram
periode 2011-2012. Semenjak itulah perubahan sedikit demi sedikit terjadi pada
diriku, yang tidak pernah bisa ngomong di depan bayak orang akhirnya aku terbiasa.
Dari IP ku yang terus dibawah 3,00, akhirnya bisa naik diatas 3,00.
terima kasih buat ayah, ibu, nenek, kakek dan seluruh keluarga ku yang selama ini menyayangi ku dan mendidik ku menjadi aku yang seperti ini. semua itu tak akan pernah aku lupakan dan akan menjadi kenangan dalam hidup ku untuk selamanya
Inilah sedikit
cerita tentang kehidupan yang aku jalani dari sejak kecil sampai aku kuliah
walau cerita ku ini tidak detail.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau