Sumber Gambar; roti-hidup.blogspot.com
Pemilu
2014 bagai Indonesian idol yang didramatisis dengan berbagai macam cara untuk
memikat hati rakyat Indonesia, karena akan menjadi ajang bergensi yang akan
menjadi tontonan paporit bagi masyarakat. kenyataan ini, menjadi salah satu
alasan bahwa calon berbakat yang dilahirkan akan menjadi penyanyi kesukaan
masyarakat sehingga pendapatan akan meningkat dan banyak sponsor yang rela
mengeluarkan uangnya untuk membayar iklan yang akan ditampilkan. Indonesian Idol menjadi salah
satu acara talent
show yang paling banyak diminati di Indonesia, apalagi juri
yang sudah dianggap senior dalam dunia musisi dengan bakat yang berbeda-beda.
Ribuan
orang berbondong-bondong datang untuk menunjukkan bakat menyanyi mereka dalam
kompetisi populer tersebut. Hingga akhirnya, hanya terpilih satu orang
saja yang berhak dinobatkan sebagai Idola Indonesia di setiap musimnya. Ajang Indonesian Idol bisa dibilang dan
diyakini menjadi salah satu pintu masuk penting untuk melangkah lebih lanjut
sebagai seorang bintang. Namun, tak semua pemenang ajang ini yang ketenarannya
semakin melejit. Ada juga yang meredup.
Nah…,
salah satu yang ingin saya bahas yang berkaitan dengan hal tersebut adalah ‘artis
pemilu 2014’ yang memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dari sudut pandang
dalam mengambil hati masyarakat antara Indonesian idol dengan PEMILU adalah sama-sama
menghilang setelah menjadi winner walau
masyarakat tetap mengenalnya, serta sama-sama berlaga diwaktu musimnya telah
tiba (PEMILU Vs Pemilihan The Next winner Indonesian idol). dengan
perbedaan yang cukup sederhana namun mencolok, yakni; idonesian idol memilih
penyanyi berbakat yang tidak ada sangkut pautnya dengan nasib bangsa sedangkan
PEMILU menyangkut nasib bangsa selanjutnya.
Efektifkah para calon menjadi pemimpin
bangsa dalam kaitannya dengan kampaye hanya ketika mau berlaga?
Jawaban saya ‘ya’bagaimana jawaban
anda? Calon pemimpin tentu saja memiliki berbagai macam cara dalam memenangkan
PEMILU, baik dengan serangan fajar maupun dengan berbagai janji-janji untuk
dilakukan setelah kemenangan didapatkan. Para pemimpin berbondong-bondong turun
gunung hanya sekedar melihat penderitaan rakyat dengan pengawalan yang ketat
serta bebas dari kemacetan. Selain itu, para calon mencoba
membandingkan-bandingkan diri dengan para pemimpin sebelumnya untuk melihat
respon masyarakat, yang dulu tidak pernah aktif dijejaring sosial, kini menjadi
aktif bahkan full time.
Keadaan ini sudah menjadi identitas
generasi Indonesia yang tidak bisa difungkiri lagi, karena selain biaya murah, juga
membuat masyarakat penasaran dengan calon (artis dadakan) dalam PEMILU, sehingga
berdampak pada popularitas yang semakin melejit. Selain itu, tidak pernah ada
janji yang akan membuatnya terikat dan membuat namanya menjadi rusak ketika mau
mencalonkan diri sebagai calon presiden maupun lainnya, mereka merasa bebas dan
bisa berbuat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sehingga sangat efektif
ketika calon kampaye saat ajang sedang segera berlangsung, namun pertanyaannya
adalah; apakah calon akan tetap turun gunung melihat kondisi rakyatnya setelah
kemenangan dicapai?
Sebaliknya,
selama ini tidak ada calon pemimpin yang terus kampayekan dirinya sebagai calon
presiden maupun yang lainnya ketika awal pemerintahan, the next calon hanya
sibuk dengan urusan-urusan pemerintahan dan jauh dari rakyat. Bahkan tidak
pernah terpikirkan sama sekali untuk menjadi calon presiden maupun yang lain
dalam ajang selanjutnya, perang politik untuk saling menjatuhkan masih memanas,
kekalahan terus dipelajari, kemangan terus diteliti, sehingga urusan rakyat
terbengkalai, kemiskinan tidak pernah selesai, masalah-masalah sosial baru
muncul secara berturut-turut. Sehingga kemudian menempatkan rakyat hanya
sekedar pelengkap bangsa yang tinggal atau menetap untuk selamanya, rakyat
hanya sekedar mobil pengantar menuju tujuan, sehingga rakyat hanya berguna
disaat ajang pemilihan akan segera berlangsung
Siapakah presiden Indonesia selanjutnya?
W A I T
AND S E E
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau