Kenyataan dunia untuk mengajak kita berperang
bukanlah sebuah masalah besar yang harus kita utamakan, namun sejauh mana
kemampuan kita untuk menghadapinya merupakan hal utama yang harus diperhatikan,
tidak hanya sekedar semangat yang membara namun mati konyol dalam pertengahan
medan pertempuran. Tidak selamanya semangat menjadi perisai yang hebat didalam
diri kita, bahkan hal yang harus diutamakan sebagai modal utama dalam
menghadapi medan pertempuran, karena semangat hanyalah sebuah pendorong untuk
gigih dalam berjuang sedangkan kemampuan adalah racun yang mematikan atau rudal
yang bisa menghancurkan satu dunia.
Sama halnya dengan sebuah senjata yang kita digunakan,
senjata hanya sekedar pelindung untuk menakuti lawan, ketika kita tidak bisa
menggunakan malah akan menjadi penghancur untuk diri sendiri (mati kutu) bahkan
malu terhadap lawan dan kita bisa ditertawakan habis-habisan, namun ketika
lihai dalam menggunakannya maka akan menakutkan dan kita bisa menjadi pembunuh professional
yang tak tekalahkan seperti para pemain utama dalam sebuah perfilman barat.
Banyak orang yang bermimpi menjadi orang sukses
dengan penghasilan yang luar biasa, namun tidak memiliki semangat dan kemampuan
untuk mencapainya sehingga hanya bisa bermimpi dan iri akan keberhasilan orang
lain. Dan banyak orang yang memiliki semangat yang membara namun tidak memiliki
kemampuan (skill) dalam bidang apapun
sehingga semangat hanya sebatas kemauan yang tidak didukung oleh factor keberhasilan,
yakni kemampuan. Dan banyak orang yang memiliki kemampuan namun tidak bisa
mengeluarkannya dengan maksimal, kemampuannya dikubur dalam-dalam tanpa ada
kemauan untuk menghidupkannya. Oleh karena itu, kita harus bisa mengenali diri
sendiri agar bisa memainkan peran dengan maksimal.
Ada sebuah kata-kata bijak yang menarik, Ada
orang mengatakan padaku, "Jika engkau melihat ada hamba tertidur, jangan
dibangunkan, barangkali ia sedang bermimpi akan kebebasan."
Kujawab,"Jika engkau melihat ada hamba tertidur, bangunkan dia dan ajaklah
berbicara tentang kebebasan, (Kahlil Gibran)". Menurut anda, sejauh
mana sih kebebasan yang kita miliki dalam berjuang? Dan seberapa hebat
kemampuan kita untuk berjuang? Tentunya dua pertayaan disebut bisa kita jawab
dengan mudah bahkan pertanyaan tersebut tidak perlu dijawab karena pertanyaan
jadul. Namun alangkah bijaknya kita ketika kita tidak meremehkan sesuatu,
karena dengan seperti itu, kita akan selalu mencoba untuk melakukan yang
terbaik dan introspeksi diri.
Hidup adalah
kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat keinginan adalah
buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak
diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta (Kahlil Gibran).
Namun yang jelas bahwa, peperangan yang saya
maksud disini bukan peperangan secara fisik, lebih kepada peperangan kita dalam
menggapai masa depan yang lebih baik, karena peperangan bukan hanya dilawan
dengan adu jotos (senjata) melainkan juga bisa dengan intelektual dan ini lebih
berbahaya ketimbang perang dengan senjata. Oleh karena itu, anda harus
menyiapkan diri sebagai generasi untuk menghadapi dunia yang semakin edan ini,
khususnya diri saya pribadi untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik.
Kebijaksanaan
tidak lagi merupakan kebijaksanaan apabila ia menjadi terlalu angkuh untuk
menangis, terlalu serius untuk tertawa, dan terlalu egois untuk melihat yang
lain kecuali dirinya sendiri,
(Kahlil Gibran).
Kalian
memiliki takdir kepastian untuk merasakan penderitaan dan kepedihan. Jika hati
kalian masih tergetar oleh rasa takjub menyaksikan keajaiban yang terjadi dalam
kehidupan, maka pedihnya penderitaan tidak kalah menakjubkan daripada
kesenangan, (Kahlil Gibran).
3 comments
woww,, keren banget ni artikelnya bang :)
salam kenal yea bang :)
salam kenal balik bang. terima kasih banyak atas kunjungan dan komentarnya.
iyeaa,, sama2 bang :)
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau