Sebelum terlebih jauh anda membaca tulisan ini,
sebaiknya aku bertanya dulu pada anda, apakah uang lebih utama dari pada cinta?
Or cinta lebih utama dari pada uang? Sebelum anda menjawab saya ingin anda
mencoba lebih dalam memahami sebuah ilustrasi yang saya berikan ini, sebuah
ilustrasi yang sering saya dapatkan dari temen, Om Google dan yang lainnya.
Suami sitri yang begitu bahagia karena cintanya adalah cinta sejati, kehidupan
yang harmonis dan mesra membuat hari-hari mereka menjadi lebih indah dan
bermakna. Cinta yang dilandasi dengan ketulusan yang suci, mereka memiliki dua
orang anak yang masih kecil, satu berumur 5 tahun dan yang satu masih bayi (10
Bulan).
Keadaan ini membuat mereka harus banting tulang
and peras keringat dalam mencari uang, karena sang suami tidak memiliki
perkerjaan alias serabutan sedang istri hanya bisa dapur, kasur dan sumur namun
karena cintalah yang menyatukan mereka. Dalam kondisi seperti ini, banyak hal
yang harus dipersiapkan, baik dari masa depan anak dan keperluan sehari-hari. Mereka
sudah tidak memiliki apa-apa lagi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, hutang
sana-sini dan belum dilunasi, kalau berhutang lagi, mungkin tidak akan
dipercayai lagi? Sedangkan keluarganya juga hampir sama dengan kondisinya
sehingga tidak bisa membantu.
Saat melamar kerja dengan menggunakan ijazah
SMA, ada satu perusahan yang menerimanya sebagai karyawan dengan gaji sederhana
namun ia terima karena sangat membutuhkan uang tersebut. Ia menceritakannya
kepada sang istri tercinta, istrinya pun begitu bahagia mendengarnya dan
bersujud syukur kepada Allah karena diberi kemudahan dalam menghadapi masalah
yang dihadapi. Singkat cerita, lama kelamaan sang pemilik perusahaan jatuh hati
kepadanya, kebetulan pemimpin perusahaan itu adalah seorang janda yang cantik
dan kesepian dan suka sama dia. Dia pun di iming-imingkan dengan kemewahan
hidup dan berlimpah harta sehingga membuat dia bingung harus menerima dan
mempertahankan cinta sejati yang dia bangun bersama istrinya. Sedangkan gaji
selama dua bulan belum ia terima sepeser pun, dan keadaan keluarganya semakin
memburuk namun istrinya tak pernah mengeluh sama sekali.
Dalam pikirannya setiap hari, apakah ia terima
atau melihat istri dan kedua anaknya yang masih kecil harus mati kelaparan?
Sedangkan orang-orang tempat ia berhutang selalu datang setiap hari untuk
dikembalikan uangnya karena sangat membutuhkan. Hal tersebut membuatnya semakin
bingung dan tak tau berbuat apa-apa. Disisi satu tak mau mengecewakan istrinya,
disisi lain kemewahan sedang menantinya. Apakah dia harus meninggalkan cinta
sejati dan kemewahan menantinya? Atau, apakah harus mempertahankan cinta
sejatinya walau harus puasa setiap hari? “Kalau mau
berkomentar silahkan klick guest chat yang ada di pojok atas kanan” dan
ada dua kemungkinan yang terjadi “mati atau hidup walau harus ada yang
tersakiti demi sesuatu yang jauh lebih baik” namun yang pasti adalah dimana
letak cinta sejati yang diagung-agungkan jika harus tergadaikan?
Kembali kepermasalahan awal, kolaborasi love and
money (cinta dan uang). uang adalah segalanya sedangkan cinta sejati adalah
segalanya, dua-duanya tidak bisa kita sepelekan. Karena uang semua orang buta,
yang halal jadi haram, yang baik jadi buruk dan seterusnya. Begitu juga dengan
cinta, karena cinta orang bisa berbuat aneh dan melakukan segala sesuatu diluar
dugaan kita. Terus, menurut ada, mana yang lebih penting?
Secara logika positif sederhana saya, uang akan
membuat cinta sejati semakin bertahan dan indah untuk selamanya, karena banyak
orang mengatakan “makan thu cinta” atau “makanya, kaya dong” dua hal ini
menjadi standar saya berpikir bahwa begitu pentingnya uang dan cinta. Menggunakan
uang dengan baik untuk merajut kebahagaiaan yang abadi. Karena tanpa uang saya
yakin bahwa anda tak akan bahagia begitu juga dengan cinta. Namun banyak hal
yang terjadi, sisi negatif lebih besar kepada uang ketimbang cinta. Uang membuat
orang bisa sombong, dan melakukan segala cara untuk mendapatkan lebih banyak
lagi, berbeda dengan cinta, tak pernah membuat sombong namun sedikit bangga
ketika mendapatkan jodoh yang cantik dan tampan.
Setiap orang memiliki prinsif yang berbeda-beda,
namun karena mengkonsumsi tentang prinsif yang salah terhadap memaknai uang dan
cinta membuat prilaku yang sama. Ada yang cuek terhadap orang lain (miskin),
ada yang memperkerjakannya namun tak layak, ada yang menggunakannya dengan
berpesta pora, numpang sini-numpang sana (sehingga generasi ada dimana-mana dan
tersia-siakan, terkadang malah tidak bertanggung jawab akan hal tersebut). Kemudian
muncul opini kepermukaan bahwa “uang adalah segalanya dan makan tuu cinta”
namun yang jelas bahwa uang dan cinta sangatlah penting bagi kita semua.
Dengan uang kita bisa meraih keridho’annya (kebahagiaan
dunia dan akhirat), begitupun dengan cinta sejati (merasakan kasih sayang dari
seorang istri maupun sang suami yang tak ternilai harganya) karena kita sudah
merasakan cinta sejati dari seorang ibu yang telah melahirkan kita ke dunia ini
(antara hidup dan mati).
kata orang, So what gthu lo…, kita adalah kita
sendiri, bukan orang lain. hidup kita adalah pilihan kita, bukan pilihan orang lain.
kesuksesan kita adalah hasil dari kita, bukan hasil dari orang lain dan jangan pernah
lupa berdo’a baik itu untuk saya pribadi maupun anda bahwa “ya Allah
yang maha bijaksana, jika engkau mengizinkan hambaMu ini menjadi orang sukses,
maka janganlah tanamkan sedikitpun rasa sombong pada diri hamba” karena
rasa sombonglah yang membuat kita lupa akan asal kita.
Raih masa depan dan gapai cinta sejati = sempurna
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau