Saturday, June 22, 2013

1 Perang Nuklir Vs Perang Voting




Dalam sebuah ilustrasi permainan game yang bernama red alert. Red alert adalah sebuah permainan perang strategi dan senjata, bukan senjata kecil. Namun yang paling ditakutkan oleh amerika dalam game tersebut adalah nuklir dan yuri yang dimiliki oleh rusia dan sekutunya. Nuklir yang bisa menghanguskan Negara amerika dalam sekejap, sedangkan yuri adalah sebuah program yang bisa menghipnotis prajurit amerika, sehingga bisa dengan sekejap berbalik meyerang, namun yang bisa dihipnotiss yuri hanya satu orang (satu yuri = satu prajurit). Selain nuklir dan yuri, rusia juga memiliki kapal raksasa yang disebut KIROP.

Dibagian ketiga game ini, amerika memiliki sebuah senjata baru untuk mengantisipasi nuklir yang dimiliki oleh rusia, sebuah senjata baru yang diciptakan untuk meremehkan nuklir rusia dan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan senjata-senjata yang dimiliki oleh amerika. Namun dalam kecanggihan game tersebut, rusia juga tidak kalah saing, yuri yang dimiliki oleh rusia, dibuat untuk bisa menghipnotis robot-robot, tank dan lainnya. Namun sekali lagi bahwa status amerika dalam permainan ini adalah tidak bisa dikalahkan.

Dalam dunia nyata amerika adalah Negara yang memang tidak bisa diremehkan oleh Negara manapun, walau rusia memiliki nuklir yang bisa menghancurkan Negara lain. Akan tetapi, dalam pembahasan ini, saya tidak membahas Negara-negara yang sudah berkembang pesat seperti Negara-negara yang sudah saya sebut tadi. Namun lebih kepada pembelajaran berharga tentang bagaimana mengatur sebuah Negara dengan hebat. Negara-negara yang sudah tidak berpikir lagi akan hal-hal kecil yang hanya sekedar membuang waktu.

Kembali lagi mengingat sidang paripurna DPR RI saat membahas kenaikan harga BBM kemarin, sebuah sidang yang dikatakan kekanak-kanakkan oleh beberapa media yang meliput secara langsung, banyak bermain dan perang argument, bahkan terdengar celotehan-celotehan yang seharusnya tidak terdengar sama sekali. Tidak hanya itu, argument dan pendapat sejati pun tidak menjadi bahan pertimbangan yang mutlak namun kata voting bagai dewa yang bisa mengakhiri semua peperangan argument tersebut.

Kenaikan BBM yang bisa menyengsarakan rakyat diputuskan dengan kata voting, siapa yang banyak suara maka dialah yang menang. Nasib perut rakyat harus dibayar dengan sebuah kesepakatan yang tidak logis, apalagi DPR adalah wakil rakyat yang harus membela rakyat demi kesejahteraan. Sehingga dengan kata akhir adalah negera-negara besar sudah (berperang nuklir) indonesia masih (berperang voting).


(Presiden amerika serikat dan jerman bertemu dan membahas tentang pengurangan pemaikan nuklir sedangkan rusia semakin membuat nuklir yang lebih canggih).





1 comment

June 26, 2013 at 10:27 AM

susah saatnya indonesia membangun kekuatan energi sendiri. iran yg penuh konflik saja berani untuk membangun reaktor nuklir, indonesia dg sejuta orang pinter di bidang energi kok gak dipake ama pemerintah. giliran asep kebakaran hutan sj, eh pak beye malah minta maaf. takut banget diembargo. semua kekuatan padahal udah dimiliki indonesia.

Post a Comment

komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau

Simak juga Post Sarjana Muda 45 Minggu ini

Hidup hanyalah sekedar jalan-jalan untuk menikmati kehidupan, hidup hanyalah sekedar hembusan nafas untuk melangkah menikmati jeruji Tuhan, hidup hanyalah gambaran Tuhan akan kehidupan yang lebih abadi. Oleh karena itu…, tak perlu rebut, tak perlu risau, tak perlu bingung, tak perlu galau, tak perlu merasa tertipu, tak perlu merasa bahwa hidup ini tak adil, tak perlu memberontak, tak perlu bangga, tak perlu sombong. Yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap proses yang ada, karena proses akan menentukan bahwa jalan-jalan dibumi yang kita lakukan sukses atau gagal. (Surga ataukah Neraka).

Data Pengunjung

Popular Posts

My Archive RLM

 

Negara Pengunjung RLM


PUTRA NTB MENULIS
SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Statistic RLM

LOGO

LOGO
PUTRA LOMBOK MENULIS "BATUJAI"

Translate