Tuesday, June 18, 2013

0 Wacana Pengembangan Masyarakat



Pembanguanan desa yang dibicarakan selama ini, masih saja menjadi sebuah dengungan tanpa hasil. Masih banyak desa-desa yang ada di indonesia ini tertinggal dan jauh dari kehidupan layak, pendidikan yang tidak bermutu dan jauh dari akses masyarakat, kesehatan yang masih dibawah standar serta akses ekonomi yang masih belum tersedia dan stabil sehingga rakyat harus terbiasa dengan keadaan yang dirasakan. Mengeluh bagi masyarakat adalah sebuah kata yang sering terucap namun tidak ada gunanya sama sekali, sehingga lebih baik mencari nafkah ketimbang harus memikirkan beban-beban yang tidak kunjung terselesaikan, walau dalam hati mereka ingin merasakan nikmatnya kehidupan yang lebih baik dan mandiri.

Dalam mewujudkan pembangunan masyarakat yang lebih baik, pemerintah seharunya menjadi garda depan, bukan hanya menjadi garda depan disaat pemilu tiba, namun disetiap kondisi apapun karena itu adalah tanggung jawab pemerintah seutuhnya. Dalam pembangunan masyarakat yang lebih baik, masyarakat harus ikut serta dalam mengemban tugas pemerintah, karena tanpa keinginan dan bantuan masyarakat pembangunan tidak akan pernah bisa berjalan dengan lancar. Sifat individualisme dalam bermasyarakat harus dihilangkan dan membudayakan saling tolong menolong seta bahu membahu dalam pembangunan masyarakat desa yang lebih mandiri.

Selain itu, Pemerintah harus bisa merangsang masyarakat untuk mendaoatkan kemudahan-kemudahan agar pembangunan bisa berlangsung dengan partisipasi yang tinggi. disamping dukungan pemerintah pusat telah pula ada kesediaan pemerintah daerah menempatkan desa-desa tertinggal itu dalam prioritas yang tinggi. Keterpaduan program pembangunan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penanganan daerah tertinggal diharapkan akan lebih fokus, efisien dan cepat.

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Prof. Haryono, dalam sebuah acara yang rembug desa nasional daerah tertinggal di palangkaraya pada tanggal 24 April 2008 yang saya ambil dari sebuah media online http://madina.co.id, bahwa para Kepala Desa dianjurkan bekerja keras mengajak masyarakat membangun kebersamaan dan menghidupkan budaya peduli sesama anak bangsa. Untuk itu di desa-desa tertinggal perlu dikembangkan wadah kebersamaan berupa kelompok-kelompok keluarga di pedesaan dan pedukuhan.

Kelompok-kelompok di pedesaan itu tidak saja berkumpul untuk omong-mong atau berunding tanpa hasil, tetapi bersama-sama merumuskan masalah dan mencari penyelesaian masalah secara gotong royong. Karena harus dilakukan secara gotong royong, diharapkan masalah yang dikumpulkan tidak muluk-muluk tetapi dibatasi tiga hal yang utama, yaitu bagaimana agar setiap keluarga minimal salah satu anggotanya mempunyai pekerjaan yang dapat menopang kehidupan keluarga, mendorong dan menjamin agar anak-anak dibawah usia 15 tahun disekolahkan sehingga tidak ada satu anakpun yang terlantar tidak sekolah, dan ketiga, diusahakan agar siapapun yang sakit bisa memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan yang memadai dan disembuhkan.

Penanganan berbagai prioritas itu harus dilakukan dengan menghidupkan budaya peduli sesama, gotong royong, dan berkelanjutan. Tidak boleh dilakukan dengan menggantungkan diri terhadap proyek pemerintah atau menyerah dengan alasan tidak ada dana. Karena itu pertemuan-pertemuan dalam Posdaya harus dilakukan dengan membeberkan semua persoalan masyarakat disekitar Posdaya, yang kaya dan yang miskin dikut sertakan secara aktif, agar bersama-sama bisa mengembangkan kepedulian dan partisipasi yang tinggi.

Dalam sebuah pemikiran sederhana saya bahwa komponen dari setiap elemen dalam pembangunan memang tidak boleh bertolak belakang atau saling bersebrangan, masyarakat tidak boleh acuh terhadap pemerintah dan pemerintah juga harus lebih serius memperhatikan rakyat yang masih jauh dari kata standar atau kelayakan hidup yang didefinisikan dalam Undang-Undang. Dengan keadaan seperti ini, kemiskinan dapat dipecahkan dan selesaikan dengan baik oleh pemerintah indonesia.

Selain itu, membuka lapangan pekerjaan yang memadai bagi masyarakat atau generasi muda dan lebih mendahulukan putra daerah merupakan hal yang harus diutamakan, jangan sampai putra daerah menjadi penonton dan peminta setia yang tidak bisa berbuat apa-apa. Karena sekarang ini banyak geneasi muda yang lulus SMA maupun Perguruan Tinggi menjadi pengangguran. Padahal kalau kita kaji, mereka memiliki skill yang memang dibutuhkan oleh pemerintah untuk mengemban tugas dengan sebaik-baiknya.

Setelah membuka lapangan pekerjaan yang memadai, tentunya pemerintah tidak boleh setengah-setengah dalam memakmurkan dan mensejahterakan rakyat, pengembangan masyarakat pun harus terus dilakukan agar masyarakat menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung dengan bantuan pemerintah yang selama ini lebih membuat masyarakat lebih manja dan tidak mau kerja keras. Pengembangan masyarakat ini dimulai dengan pelatihan-pelatihan yang memang bertujuan untuk membuat masyarakat menjadi kebal akan kehidupan yang selalu pahit.


Post a Comment

komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau

Simak juga Post Sarjana Muda 45 Minggu ini

Hidup hanyalah sekedar jalan-jalan untuk menikmati kehidupan, hidup hanyalah sekedar hembusan nafas untuk melangkah menikmati jeruji Tuhan, hidup hanyalah gambaran Tuhan akan kehidupan yang lebih abadi. Oleh karena itu…, tak perlu rebut, tak perlu risau, tak perlu bingung, tak perlu galau, tak perlu merasa tertipu, tak perlu merasa bahwa hidup ini tak adil, tak perlu memberontak, tak perlu bangga, tak perlu sombong. Yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap proses yang ada, karena proses akan menentukan bahwa jalan-jalan dibumi yang kita lakukan sukses atau gagal. (Surga ataukah Neraka).

Data Pengunjung

Popular Posts

My Archive RLM

 

Negara Pengunjung RLM


PUTRA NTB MENULIS
SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Statistic RLM

LOGO

LOGO
PUTRA LOMBOK MENULIS "BATUJAI"

Translate