Sunday, January 13, 2013

0 Candi Borobudur

 
Salam hangat buat sahabat-sahabat semua.
saya hanya ingin bercerita tentang pengalaman ku, yang dimana aku ingin mengabadikan untuk menjadi kenanganku sampai akhir hayat ku. Dan kali ini saya ingin bercerita tentang pengalaman ku di candi Borobudur yang selama ini ingin aku kunjungi, dulu, aku hanya mendapatkan cerita dari temen ku dan berita dari televisi, namun kali ini aku tidak mendapatkan cerita lagi karena aku yang akan menceritakan kepada sahabat-sahabat semuanya. Semoga bermamfaat dan anda bisa berkunjung langsung ke Borobudur dan tidak mendapatkan cerita dari temen sahabat, dari televise maupun tulisan ini. Tulisan ini adalah hasil pengalaman ku ketika mengunjungi candi Borobudur.
Rasa suntuk dalam kamarku adalah hal yang sangat membosankan, sehingga ingin rasanya pergi jalan-jalan agar rasa suntuk itu hilang dan rasa bahagia muncul sebagai pengganti dari rasa suntuk. Dan mampu berekspresi agar bisa berimajinasi sesuai dengan keinginan hati. Akhirnya aku mengajak kawanku untuk pergi jalan-jalan ke candi Borobudur agar mendapatkan pengalaman baru untuk aku ceritakan pada blog “Rantauan Lombok Menulis”. Waktu sekitar menunjukkan jam 2, waktu yang tepat untuk menghilangkan capek, karena pada bisanya, pada waktu ini kesuntukkan mulai meyerang pada kita, dan biasanya kita tidur untuk menghilangkan itu semua.
Candi Borobudur dari tempat ku sekitar satu jam lebih, karena aku tidak punya motor maka dengan terpaksa harus naik taxi dengan biaya yang cukup mahal bagi kami, namun itu semua tidak aku hiraukan karena penasaran ku, bagaimana bentuk candi Borobudur melihat dengan mata kepala sendiri agar tidak hanya cerita yang aku dapatkan. Disetiap detik perjalanan ku sangat berharga, karena aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk melihat keadaan disepanjang jalan. Karena itu sangat berarti buat ku agar nanti aku tidak nyasar kalau menggunakan sepeda motor sendiri.

 
Diperjalanan, saya mencoba untuk ngobrol dengan supir taxi, mencari tahu tentang candi Borobudur dan gunung merapi tempatnya bah marijan meninggal dunia karena rumahnya tertimbun dengan tanah longsor. Supir pun bercerita beberapa hal yang mungkin sahabat juga bisa mendengar ceritanya pada saya dan seolah-olah sahabat bersama saya waktu itu. Supir taxi itu adalah salah satu korban meletusnya gunung merapi yang terdahsyat tahun kemarin, waktu itu, dia bersama istrinya berada dalam kebingungan antara mau mengungsi dan tidak. namun dengan keadaan yang sangat genting, ia pun mengungsi dan meninggalkan rumah beserta seluruh isinya. Jendelanya bergetar dengan keras seakan-akan mau runtuh. Getaran yang kuat dari perut bumi membuat seluruh penduduk ketakutan, seperti air yang mendidih dalam cerek. Supir taxi itu menangis karena takut dengan kejadiaan itu yang pada awalnya dia merasa tenang-tenang saja. Ia mengatakan kepada istrinya “tenang-tenang aja buk, semuanya gak akan kenapa-kenapa”. Namun setelah itu mencapai klimaksnya akhirnya ia menyadari bahwa ini betul-betul tidak bisa dianggap sepele. Namun setelah semua itu selesai rumahnya tetap utuh dan tidak kenapa-kenapa. Walau sebelumnya ia takut terjadi apa-apa dengan rumah. Dan ceritanya masih panjang namun sampai disini aja soalnya kapan saya ceritakan tentang pengalaman saya di candi Borobudur.
Perjalanan pun semakin asik karena ada tambahan cerita dari supir taxi itu. Beberapa menit kemudian, akhirnya saya dan kawan-kawan sampai di pintu gerbang candi Borobudur. Masuk dengan perlahan dan memberikan uang karcis kepada penjaga pintu gerbang, kemudian kami turun dan berdiri sejenak untuk melihat-lihat. Tak berapa lama, para pedagang ukiran batu dan pakaian khas yang bermerek candi Borobudur muncul satu persau, menawarkan barang dagangannya kepada kami. Dan berharap kami beli barangnya. Kami pun berjalan menuju loket pertama dan membeli tiga karcis masuk dengan harga tiga puluh ribu perkarcis. Asik dan sejuk serta pemandangan yang indah, itulah yang aku rasakan pertama kali.

Kami segera menuju pintu masuk karena tak sabar melihat candi Borobudur dari jarak yang sedekat-dekatnya. Karcis kami di potong menjadi dua sesuai dengan aturan, tandanya kami sudah boleh menikmati pemandangan yang selama ini membuat aku penasaran. Beberapa langkan kedepan ada penjaga kedua yang memeriksa barang bawaan kami, saya dan toyib membawa tas dan saprin tidak membwa apa-apa. Setelah diperikasa oleh seorang perempuan yang cantik dan seksi dan disampingnya seorang bapak yang kira-kira umurnya diatas tiga puluh tahun. Penjaga itu pun berguyon sambil memeriksa tas kami, “mas kenalan donk” sambil tertawa pelan. Meyuruh kami kenalan sama cewek yang memeriksa tas kami, cewek itu pun tersenyum dan senyumannya sangat manis“, mas dari mana”, “kami datang dari jogja pak, asli kami dari lombok”. Setelah pemeriksaan selesai, kami pun dikasih masuk dengan mengucapkan selamat menikmati pemandangan candi Borobudur. Kami pun tersenyum dan melanjutkan perjalanan. Di perjalanan toyib mengatakan “kayak teroris aja kita ini boy, di periksa segala oleh penjaga. Hari ini kita jadi teroris.”.
Awalnya saya mengira bahwa ketika dah nyampai langsung berada di depan candi Borobudur, ternyata harus menempuh perjalanan lagi sekitar kurang lebih lima menit. Dari jauh sudah terlihat indah dan menakjubkan, orang-orang sedang asik dan bergaya sambil di berpotho dengan gaya yang bermacam-macam. Tangga demi tangga kami naiki dan terdapat sekitar tujuh tangga kalau tidak salah. Karena aku tidak menghitungnya secara pasti. Setelah berada pada puncak candi, kami melihat pemandangan yang begitu asik dari atas. Walau sudah tanpak sedikit gelap karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima. Dan itu pertanda bahwa kurang dari satu jam kami akan menikmati pemandangan tersebut.
Kesempatan yang kami tidak sia-siakan, mengelilingi candid an tidak lupa mengabadikannya dengan gaya yang bermacam-macam juga. Jepret sana jepret sini. Kali ini, Saya merasa bahwa perjalanan ku tak sia-sia, memberiku kepuasan tersendiri dalam menikmati pemandagan candi Borobudur, yang selama ini hanya aku banyangkan dalam hanyal ku. Hanya bisa melihat dan mendengar cerita dari teman dan televise. Sungguh candi yang indah, penuh dengan makna dan penuh cerita. Sampai-sampai membuatku betah dan ingin lama-lama berada di disini. Angin yang sejuk dan segar, ramai dan penuh dengan pemandangan wajah-wajah baru. Mungkin waktu itu hanya kami bertiga yang dari Lombok.
Kalian pasti ingin menikmati secara langsung pemandangan indah di candi Borobudur. Karena candi Borobudur adalah salah satu warisan dunia yang di miliki Indonesia. Oleh karena itu jangan hilangkan kesemmpatan jika sahabat punya kesempatan. Datang dan nikmatilah sendiri karena itu akan membuat sahabat lebih puas melihat candi Borobudur secara langsung.

Post a Comment

komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau

Simak juga Post Sarjana Muda 45 Minggu ini

Hidup hanyalah sekedar jalan-jalan untuk menikmati kehidupan, hidup hanyalah sekedar hembusan nafas untuk melangkah menikmati jeruji Tuhan, hidup hanyalah gambaran Tuhan akan kehidupan yang lebih abadi. Oleh karena itu…, tak perlu rebut, tak perlu risau, tak perlu bingung, tak perlu galau, tak perlu merasa tertipu, tak perlu merasa bahwa hidup ini tak adil, tak perlu memberontak, tak perlu bangga, tak perlu sombong. Yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap proses yang ada, karena proses akan menentukan bahwa jalan-jalan dibumi yang kita lakukan sukses atau gagal. (Surga ataukah Neraka).

Data Pengunjung

Popular Posts

My Archive RLM

 

Negara Pengunjung RLM


PUTRA NTB MENULIS
SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Statistic RLM

LOGO

LOGO
PUTRA LOMBOK MENULIS "BATUJAI"

Translate