Saturday, January 19, 2013

0 Aku Punya Anjing Kecil


Berbagi cerita adalah hal yang menarik, apalagi ketika kita memiliki pengalaman yang unik dan lucu bikin orang terbahak-bahak hingga gak karuan dan tak sadar diri bahwa cerita anda membuatnya bahagia. Kebahagiaan itulah nilai poin penting bagi kita. Karena sudah membuat orang tersenyum dengan lepas. Sahabat-sahabat, inilah cerita lucu dan unik menurut saya, sebuah cerita yang mungkin membuat anda tidak akan tertawa dan lucu namun pengalaman ini membuat kami tertawa dan tak terlupakan.

Malam itu saya (han’s), ridho, toyib, eyik dan saprin pergi ke took buku dekat taman pintar Yogyakarta. Kami ingin membeli beberapa buku sebabagai bahan bacaan kami. Namun sebelum kami berangkat, mereke berempat (ridho, eyik, toy dan saprin) berangkat duluan kesana. Karena aku masih asik nulis dan memuka facebook dan beberapa halaman lain. Mereka makai trans karena ongkosnya lebih murah dan tidak bikin kantong kering, karena bayarnya hanya tiga ribu rupiah perorang. Selang beberapa puluh menit, saya mencoba menelpon toy menanyakan apakah mereka sudah datang atau tidak. dan ternyata mereka masih dalam perjalanan, mereka masih menunggu di halte 2b. halte yang menuju malioboro dan sekitarnya.

Saya pun masih asik menulis dan membuka facebook dan menulis status. Beberapa menit kemudian, saya menelpon toy lagi, menanyakan apakah sudah datang atau belum. “haloo, ente sudah datang”, Tanya ku. “belum boy, sebentar lagi, ente sudah jalan.” Jawabnya. “mau berangkat boy, oke dah, kita ketemu ditempat biasa aja”. Saya pun keluar, berjalan menuju jalan besar. “Taxi” saya memanggil taksi sambil melambaikan tangan ku. taxi pun berhenti dan bertanya “mau kemana, mas”. “taman pinter pak”, jawab ku. supir taxi pun menancap gas dan jalan. Setelah nyampai di depan taman pinter, saya turun dan berjalan menuju toko buku dimana saya dan temen-temen saya janji ketemu ditempat biasa.

Kami pun bertemu disana kemudian mencari beberapa buku yang kami ingin beli. Berkeliling dari toko buku yang satu ke toko buku yang lain. Menanyakan buku-buku yang ingin kami cari. Setelah selesai mencari buku kami pergi mencari tempat nangkring yang asik (Nasi Kucing (nasi sedikit + sambal + 2 teri kecil)) itulah yang dinamakan nasi kucing. Seperti biasa, aku hanya memesan teh hangat dan beberapa gorengan yang ada. Karena saya sudah makan duluan di kos. Setelah selesai, kami pergi depan benteng dan duduk sambil melihat kesekeliling. Dan yang tak lupa adalah rokok.

Kami bercanda dengan menggunakan bahasa sasak, agar orang-orang tak mengerti apa yang kami tertawakan. Yang mereka hanya tahu bahwa kami sedang tertawa. Beberapa lama kemudian, setelah menghabiskan satu sampai tiga batang rokok. Ada pengamen yang datang sambil membawa gitar dan yang satunya tak membawa apa-apa. Saya, ridho dan saprin yang duluan lihat, cepet-cepet pergi karena males berurusan dengan pengamen. Sudah muda, tampang rock n roll, eh jadi pengamen. Sedangkan toyib sama eyik asik dinyayikan dengan lagu yang sangar. Sebernarnya mereka mau mengkelit juga, akan tetapi tak kuasa karena sudah bernyanyi langsung didepannya. Kata orang kalau tidak dikasih dan kita pergi begitu saja, maka kita akan dituruti terus sampai kita kasih uang.

Selang beberapa menit dari kejauhan saya melihat bapak-bapak yang pernah ngamen didepanku dan selalu bilang “merdeka, walau sudah merdeka namun mari kita katakana merdeka terus, merdeka”. Waktu itu aku tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan bapak bapak itu. Saat melihatnya, aku langsung duduk agak jauhan dengan temen-temen ku. toyib, eyik dan aku duduk bertiga sekitar sepuluh meter dari ridho dan saprin. Saprin sedang asik menelpon dan ridho sedang asik baca sms. Dalam hati aku berguman. “kena dah kalian berdua”.  Dan aku tertawa sendiri.

Bapak-bapak itu menghampiri ridho dan saprin. Dengan membawa sebuah peralatan ngamen yang terbuat dari kayu bambu dan piring batre (aku gak tau sebutannya apa). Akan tetapi sahabat-sahabat pasti tau apa maksud ku. ridho dan saprin pun tak bisa mengelak dan menatap bapak-bapak itu yang berjenggot lebat dan selalu memakai topi. Bapak-bapak itu pun mulai bernyanyi dan saya hanya tertawa melihat aura mukanya ridho dan saprin yang kelihatannya lagi menahan tertawa namun takut menyinggung perasaan bapak-bapak itu. Toy dan eyik yang tak tau apa-apa sebelumnya, akhirnya tertawa menahan perut. Kira-kira begini nyanyian bapak-bapak itu.

Aku punya anjing kecil
Ku beri nama dogi
Dogi…..gu…gu…guk
Dogi…..gu…gu…guk
Ayo lari…lari…
Merdeka…merdeka…sambil memainkan alat musiknya. Dan mengulang sampai dua kali.

Saya, toyib dan eyik, tertawa bukan menertawakan bapak-bapak itu, tetapi menertawankan raut mukanya ridho dan saprin yang leleh menahan tertawa sampai-sampai perutnya dipegang. Setelah bapak-bapak itu pergi, kami bertiga mendekati ridho dan saprin sambil bilang. Dogi gu…gu…guk, dogi gu…gu…guk sambil tertawa, saprin dan ridho pun akhirnya melepas tertawanya dengan puas dan kami tertawa bersama-sama membuat orang-orang disekeliling kami melihat kami yang sedang tertawa terbahak-bahak.

Post a Comment

komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau

Simak juga Post Sarjana Muda 45 Minggu ini

Hidup hanyalah sekedar jalan-jalan untuk menikmati kehidupan, hidup hanyalah sekedar hembusan nafas untuk melangkah menikmati jeruji Tuhan, hidup hanyalah gambaran Tuhan akan kehidupan yang lebih abadi. Oleh karena itu…, tak perlu rebut, tak perlu risau, tak perlu bingung, tak perlu galau, tak perlu merasa tertipu, tak perlu merasa bahwa hidup ini tak adil, tak perlu memberontak, tak perlu bangga, tak perlu sombong. Yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap proses yang ada, karena proses akan menentukan bahwa jalan-jalan dibumi yang kita lakukan sukses atau gagal. (Surga ataukah Neraka).

Data Pengunjung

Popular Posts

My Archive RLM

 

Negara Pengunjung RLM


PUTRA NTB MENULIS
SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Statistic RLM

LOGO

LOGO
PUTRA LOMBOK MENULIS "BATUJAI"

Translate