RAKYAT
INDONESIA
Begitu
banyak permasalahan yang terjadi dikalangan bawah (garis kemiskinan), baik dari
kebutuhan hidup, kesehatan, pendidikan serta permasalahan-permasalahan lain
yang unik, lucu, mengherankan bahkan mengharukan. Jeritan-jeritan tangis akan
masa depan yang lebih baik terpendam didalam jiwa, tak bisa berbuat apa-apa
bahkan dijadikan sebagai ladang subur oleh para penggarap sehingga mereka harus
mencari upah pada sawah mereka sendiri. Banyak orang yang mengatakan bahwa
negeri ini sudah edan, tidak bermoral dan berkarakter pengecut yang tidak
berani melawan pengaruh buruk yang ingin ditanamkan dinegeri tercinta ini.
Kekayaan
alam yang dimiliki oleh bangsa ini sudah diakui oleh Negara-negara lain, namun
rakyat masih saja harus menjadi budak yang tak pernah memiliki jaminan
kehidupan yang lebih baik. pengangguran, pengemis, gelandangan, dan masih
banyak gelar-gelar yang bertaburan di bumi yang subur ini, bahkan mereka harus
rela tidur di emperan toko, kolom jembatan, dan tempat-tempat berteduh lain,
hanya untuk merebahkan badan yang kelelahan, seolah-olah tidak punya tempat
tinggal di negeri sendiri. Bahkan mereka terkdang di usir, dicaci maki, di hina
bahkan diludah karena memberikan pengaruh buruk terhadap pemandangan sekitar
(pemandangan para elit kehidupan).
Namun
didalam permasalahan yang begitu banyak, itu hanya sebuah harapan yang diucapkan,
rakyat tidak pernah berani melawan, rakyat tidak pernah bernai bertindak,
rakyat tidak pernah berani menunjukkan kekuatannya (secara utuh dan
keseluruhan). Apalagi ketika pemilihan calon pemimpin baru, mereka berdiam diri
tak memberikan suara mereka. Dan ini menjadi pemandangan asli diwajah
indonesia, misalnya; banyak didaerah terjadi golput “60%-40%” seperti yang
terjadi dipemilihan gubernur minggu-minggu yang lalu.
Pertanyaan
sederhana, pernahkah rakyat bersuara seutuhnya terhadap permasalahan yang ada?
Ø Rakyat
menginginkan kehidupan yang bersih namun sampah ada dimana-mana, dijalanan,
dikali yang mengakibatkan kali menjadi kotor yang bukan hanya berasal dari
pabrik besar, bahkan lingkungan sendiri terkadang tak terawatt.
Ø Rakyat
menginginkan indonesia ini menjadi Negara yang tidak korupsi namun rakyatlah
yang mengajarkan para pemimpin menjadi korupsi, tidak memberikan suaranya
secara keseluruhan, bahkan rela ditipu dengan sejumlah uang agar mereka memilih
yang memberikan uang.
Ø Rakyat
menginginkan generasi bangsa semakin produktif namun mereka tidak mengajarkan
bagaimana menjadi generasi yang baik dan benar, banyak anak dibawah usia lima
belas tahun menjadi pecandu narkoba, pelaku pemerkosaan bahkan terkadang
menjadi pelaku pembunuhan. Sudah begitu banyak wajah generasi yang buruk yang
ditonton oleh seluruh kalangan melalui media (youtube dan media lainnya). Dan
ini adalah sebuah kenyataan.
Ø Rakyat
menginginkan hidupnya terjamin namun mereka hidup dengan monoton, tidak
memiliki inisiatif dan serba menyalahkan pemerintah yang memang pada dasarnya
pemerintah terkadang lupa akan rakyatnya.
Ø Rakyat
menginginkan para generasinya terjamin kehidupannya namun terkadang mereka
tidak bisa memberikan jaminan kehidupan yang lebih baik terhadap generasinya.
Karena mereka tidak mampu menghadapi perkembangan zaman.
Pertanyaan
selanjutnya adalah, apakah ini merupakan kesalahan pemerintah seutuhnya
terhadap permasalahan yang terjadi di indonesia ini? mungkin jawaban anda
antara ya atau tidak. yang jelas semua itu adalah sebuah dramatisir orang-orang
hebat.
GENERASI BANGSA INDONESIA
Kalau
anda mencari artikel tentang citra buruk generasi bangsa maka anda akan
disajikan berbagai macam artikel, sebuah pandangan terhadap generasi bangsa
indonesia saat ini. bagaimana pun upaya pemerintah untuk memperbaiki negeri ini
tidak akan pernah bisa dilakukan jika tidak ada kesadaran didalam diri sendiri
(generasi), dikarenakan bahwa cermin bangsa yang hebat dan berwibawa bisa
dilihat dari akhlak dan kecerdasan generasi bangsa. Jika semua generasi bansa
memiliki akhlak yang buruk dan bodoh maka anda sudah bisa menebak apa yang akan
dikatakan oleh Negara lain terhadap bangsa indonesia ini, begitu juga
sebaliknya.
Peran generasi muda sebagai pembawa perubahan
dan pengontrol begitu penting dimata masyarakat, generasi muda layaknya sebuah
uang yang akan menjamin kebutuhan dan peningkatan ekonomi masyarakat, sehingga
biasanya para orang tua selalu berjuang untuk terjaminnya pendidikan yang
tinggi bagi anaknya. Oleh karena itu, tak sedikit setiap tahun siswa berubah
gelar menjadi mahasiswa, dari sekolah menuju perguruan tinggi dengan alih-alih
agar mudah mendapatkan pekerjaan. Namun tak sedikit pula generasi yang putus
sekolah, ada yang masih SD sudah putus sekolah, ada yang sampai SMP maupun SMA,
dengan modal kata biaya pendidikan tidak ada atau tidak mencukupi bahkan
terkadang harus menjalani puasa karena tidak memiliki kebutuhan pokok.
Biaya sekolah
yang mahal membuat banyak generasi muda pindah propesi, dari menjadi siswa
hingga menjadi gelandangan, pengemis, buruh dan membantu orang tuanya untuk
mencari nafkah kehidupan sehari-hari. Sehingga mereka lebih merasa nyaman untuk
hidup ketimbang harus sekolah dengan biaya yang mahal walau bagi orang kaya,
biaya tersebut cukup kecil. Hal semacam ini, banyak para politisi bersuara demi
perubahan, mengumandandkan biaya pendidikan gratis namun masih saja biaya
sekolah tetap ada.
Ada beberapa
hal yang menarik dari wajah generasi bangsa sat ini.
Ø Generasi muda
ingin masa depan yang lebih baik namun banyak generasi muda lebih baik bekerja
ketimbang harus sekolah.
Ø Generasi muda
ingin masa depan yang lebih baik namun banyak generasi muda yang kecanduan
narkoba, minum barang haram, hura-hura, tawuran bahkan membuat video adegan
mesum yang di uggah melalui youtube.
Ø Generasi muda
ingin masa depan yang lebih baik namun tidak pernah mau berkarya dan berusaha
demi meraih impiannya.
Ø Generasi muda
ingin masa depan yang lebih baik namun terkadang terjerumus dengan
perbuatan-perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan.
Ø Banyak generasi
muda (mahasiswa) menyuarakan perubahan untuk rakyat sampai namun berhenti ditengah
jalan karena disuap dengan materi yang besar.
Ø Begitu banyak
generasi muda (mahasiswa) di indonesia ini namun banyak yang lebih baik diam
dan tidak mau tahu tentang permasalahan yang dihadapi.
Ø Dan masih
banyak permasalahan yang lain yang terjadi setiap hari dikalangan generasi muda
saat ini
PEMERINTAH INDONESIA
Tudingan terhadap
pemerintah akhir-akhir ne marak diberitakan oleh media masa mulai dari
bobroknya UN, mahalnya daging, bawang merah dan bawang putih, kenaikan dua harga
BBM serta tudingan-tudingan lain, apalagi pemerintahan SBY dan Budiyono yang
sebentar lagi akan berakhir. Para elit politik saling menjatuhkan untuk merebut
hati rakyat, tidak hanya sebatas itu, permainan-permainan drama pun sudah
mencapai 75%, tinggal memetik hasil dari kerja keras para elit politik.
Dengan hadirnya
pemilihan umum yang akan dilakukan 2014 mendatang, banyak para elit politik
berkeliaran bagaikan kumbang yang sedang mencari madu. Hinggap dari satu bunga
ke bunga yang lainnya. Begitu juga dengan para elit politik yang turun langsung
kemasyarakat untuk mengetahui keadaan masyarakat, bagaimana perkembangan
masyarakat, apa keinginan masyarakat, apa kebutuhan masyarakat serta
tujuan-tujuan yang lainnya untuk mendapatkan hati rakyat. Hal ini merupakan
kebiasaan yang dilakukan sebelum pemeilihan namun setelah selasai maka selesai
juga bersama rakyat, mereka lebih kepada keutamaan Negara, baik itu mulai dari
kekayaan Negara sampai pada kesenangan fasilitas Negara yang mewah.
Pertanyaan
sederhana yang sering juga ditanyakan oleh banyak orang adalah dimana para
pemimpin berada sebelum pemilihan? Jawaban sederhananya adalah sedang duduk
dikursi sambil memainkan peran masing-masing dalam bersuara demi kepentingan Negara
bukan kepentingan rakyat. Namun kenapa para elit politik hadir ditengah
masyarakat setelah mau pemilihan? Jawaban sederhananya juga adalah untuk
mendapatkan suara, bukan untuk memberikan kesejahteraan, walau rakyat diberi
janji dan uang sebagai bekal kehidupan.
Berbicara masalah BBM, pemerintah telah
menetapkan dua harga BBM yaitu menaikkan harga premium dan solar mobil pribadi dari Rp
4.500 menjadi Rp 6.500 per liter, dan sudah banyak artikel yang berkeliaran di Om Google yang
berbicara masalah ini, pro dan kontra menjadi sebuah kebiasaan buruk yang
ditelurkan oleh pemerintah namun semua itu sudah menjadi aturan Negara yang
berlaku. Kalau tidak ada pro dan kontra mungkin Negara indonesia ini tidak akan
berwarna. Namun beberapa hari yang lalu, presiden RI (SBY) menegaskan kembali,
yang kira-kira maknanya adalah jika kenaikan dua harga BBM ini lebih kepada
kemudaratan atau semakin membuat rakyat semakin terkecik maka kenaikan ini
tentu saja akan dirumuskan kembali. (Harga BBM adalah alat kepentingan Negara untuk
mengambil hati rakyat).
Dari kenaikan BBM ini, aka nada sumbangan
dana untuk rakyat miskin, dimana dana ini akan diterima sekali setahun sebesar
Rp.1. 800.000, dan hal ini selalu dilakukan ketika kenaikan harga BBM. (BBM
naik, rakyat disumbangkan).
Ø Pemerintah selalu mengucap demi
kepentingan rakyat namun kenyataannya rakyat masih saja tidak sejahtera
Ø Pemerintah selalu mengatasnamakan
rakyat, namun kepentingan pemerintah lebih besar dari kepentingan rakyat.
Ø Pemerintah selalu ingin mewujudkan
bagaimana generasi bangsa jauh berkembang lebih baik namun generasi bangsa
ditelurkan politik kotor yang mengakibatkan generasi bangsa ikut berpolitik
kotor.
Ø Para elit politik selalu turun
menjenguk rakyat ketika ingin dipilih namun setelah mereka terpilih,
tengokannya hanya sekedar melihat sejauh mana peluangnya untuk mendapatkan
hasil yang lebih besar.
Ø Pemerintah selalu ingin mengajarkan
rakyatnya untuk disiplin dan taat terhadap aturan yang berlaku namun mereka
sendiri tidak pernah disiplin dan taat terhadap aturan yang dibuat, (rapat DPR
aja banyak yang absen).
Ø Pemerintah selalu mengkumandangkan
perubahan kea rah yang lebih baik untuk bangsa ini namun generasi muda
dibiarkan menjadi gelandangan intelektual karena tak terurus.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau