Ada
sebuah pepatah menarik yang sering aku baca dan memaknainya berulang kali dalam
memaknai hidup, pepatah sederhana namun memilii makna yang cukup dalam ketika
kita mencoba mengartikannya. ”Kerja seorang guru tidak ubah seperti kerja
seorang petani yang senantiasa membuang duri serta mencabut rumput yang tumbuh
di celah- celah tanamannya, (Imam Al-Ghazali)” dan “Selamatkan aku dari
mereka yang tidak mengatakan kebenaran kecuali kalau kebenaran itu untuk
menyakiti, dan dari orang yang berperilaku baik tetapi berniat buruk, dan dari
mereka yang memperoleh nilai dirinya dengan mencela orang lain, (Kahlil Gibran)”.
*********Hujan adalah sebuah anugrah yang
dikirim oleh Allah SWT melalui beberapa tahap, Hujan adalah sebuah Prepitasi
berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu
es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar
dapat menemui suhu di atas titik leleh es didekat dan diatas permukaan Bumi. Di
Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air
yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang
mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan,
yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udaraButir hujan memilik
ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola
kecil (butir kecil).
Pemimpin adalah amanah yang diberikan seseorang
untuk mengatur dan dipilih secara umun oleh seluruh lapisan masyarakat, menurut
Mr. Wiki Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah
mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan
praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.
Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan
pengajaran atau instruksi. Sedangkan menurut Kartini
Kartono (1994 . 33) Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan khususnya kecakapan dan kclebihan disatu bidang, sehingga dia mampu
mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan
bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang
sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.
Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti
Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan
sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri
mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Dalam
kehidupan ini, ada dua hal yang terjadi ketika hujan turun kebumi sebagai
anugrah, yang pertama; hujan sebagai berkah kehidupan bagi seluruh umat
manusia, yang kedua; hujan sebagai pembawa musibah dan bisa menjadi pembunuh
paling sadis terhadap manusia, tidak kenal ampun dan menyerah. Begitu juga
dengan seorang pemimpin. Pertama; pemimpin bisa menjadikan Negara ini menjadi
sejahtera dan tidak ada rakyat kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari, hidup dengan damai dan penuh kebahagiaan karena memiliki pemimpin
yang amanah dan pro terhadap kepentingan rakyat.
Yang
kedua; pemimpin bisa menjadi pembunuh berantai yang professional terhadap
kehidupan rakyat, entah itu dengan cara memperkuat kebijakan yang atau menjadikan
dirinya sebagai pemimpin yang semena-mena sehingga ditakuti oleh masyarakat. Bahkan
“melawan berarti mati”. Misalnya;
kebijakan terhadap hukum saat ini, kalau rakyat terkena kasus (maling ayam
tetangga dan lainnya) maka hukumannya bisa mencapai 10 – 15 tahun penjara,
namun kasus-kasus korupsi yang selama ini telah menyengsarakan rakyat, ditahan
hanya 3,5 sampai dengan 5 tahun penjara, seperti yang terjadi pada kasus susno
duaji (3,5 tahun penjara).
*********Penanggulangan
banjir adalah sebuah kata jitu yang dipakai oleh sekelompok orang untuk bisa
menjadi pemimpin, seperti yang terjadi dijakarta dan beberapa daerah tertentu
yang sering terjadi kebanjiran. Banjir bisa mengakibatkan orang menjadi miskin,
dengan alasan “ambruknya barang atau tersendatnya proses ekonomi untuk
sementara”. Misalnya; banjir datang dengan tiba-tiba dari segala arah,
menghanyutkan seluruh barang dan merobohkan bangunan rumah yang megah dan
terbawa, (ini secara ekstrim). Secara sedang, mungkin yang terbawa hanyalah
barang-barang dan tidak bisa melaksanakan aktivitas dengan lancar (terhambatnya
aktivitas dalam mencari nafkah), walau sederhana namun banjir lama surut maka
ini akan mengakibatkan menipisnya ekonomi keluarga. Namun bagi orang miskin
akan semakin miskin.
Penanggulangan
banjir menjadi sebuah kata tradisi yang negatif ditelinga rakyat, karena dari
dulu sampai sekarang banjir selalu mengahmpiri dan menjadi hantu yang menakutkan
bagi kalangan bawah. Hal ini pun kemudian menjadi moment penting yang harus
dikerjakan bagi calon-calon penguasa agar meraup keuntungan yang lebih besar
nantinya. Pengadaan dana dan sebagainya menajdi tujuan utama namun semua itu
nihil, hanya sebuah omongan belaka dan janji palsu. Begitu juga dengan
kesehatan dan sekolah gratis yang menjadi visi dan misi calon presiden maupun
calon gubernur dan calon-calon yang lainnya, seperti Calon Gubernur NTB saat
ini yang mengutamakan kesehatan dan pendidikan gratis sebagai upaya untuk
mendapatkan hati masyarakat NTB.
Seperti
yang dikatakan oleh sahabat Roni Muhamad dalam diskusi di Facebook beberapa
waktu yang lalu.
Ø Rony Muhammad ªķΰ
ktawa ªjª dnger para kandidat, trutama kandidat no 3 Så♏a no 4.
Zul menginginkan memerdekan masyarakat NTB sementara bliau Bupati KSB. Kalok
tidak salah otonomi daerah itu ujung tombaknya pada kabupaten\kota. Ko dia
menkritisi kandidat no 1 yg sekarang menjabat seharusnya kan kandidat No 1 yg
harus ngomong kayak geto
Makanya g ǎϑɑ̤̥̈̊ yg
menarik dari hasil debat td malah
Menurut ente gemana? Minggu pukul
16:24.
Ø Syukuri Wahyu sebenarnya
pas aku nonton, gak habis2 aku ketawa bang, lucu, gak ada hasil sama sekali
yang ditawarkan, kalau seandainya tadi malam panelis dikasih waktu yg cukup
lama mungkin para calon akan mandi keringt, terkadang tidak mengerti pertanyaan
bahkan tidak mengerti akan jawaban sendiri... v itulah kondisi, wajar sajalah
NTB bang...mudahan generasi lebih baik besoknya, aku anggap itu semua hanya
sebuah pelajran berharga. Minggu pukul
16:28 · Suka
Ø Rony Muhammad Emang
sy td malam nunggu satu ªjª program yang pas buat masyarakat NTB tanpa harus
mendompleng program nasional
Ne smua menjual pendidikan gratis, kesehatan gratis, peningkatan kesejahteraan,
tu kan program skala nasional. Dan juga hal-hal yg sifatnya gratis, gak
memberikan kualitas yg baek. Contohnya pendidikan gratis danfaknya siswa malas
belajar, gak tanggung jawab Så♏a pelajarannya. Coba ente lihat
sekolah yg mahal pendidikannya kan bisa dikatakan mereka berkualitas outputnya.
Kesehatan gratis juga Så♏a.
Bandingkan kalok kita ke Rs bayar pasti obatnya bagus, Nah lok yang pake gratis
geto obatnya yg jlek2.
ǎϑɑ̤̥̈̊ kandidat
juga yg nawarin program angka kematian 0, apakah bisa. urusan mati kan dah
tugasnya tuhan yg nentuin. Kacau dah kandidat-kandidat ini
Dari hal
tersebut, ketidakmampuan rakyat dijual untuk mendapatkan amanah. Tanpa hal
tersebut mungkin para calon tidak akan pernah mendapatkan amanah dari rakyat. Namun,
saya juga tidak munafik bahwa terkadang rakyatlah yang memberikan kesempatan
akan hal tersebut, “banjir bisa memberikan kemakmuran sekaligus musibah besar
bagi rakyat”, misalnya; rakyat tidak menginginkan banjir terjadi namun tidak
mau menjaga kebersihan kali dan sebagainya, itu artinya rakyat yang berbuat dan
rakyatlah yang harus merasakan. Namun disinilah arti dari sebuah pemimpin yang
mampu memberikan kebaikan bagi rakyat. Namun kesadaran semua elemenlah yang
akan mampu mengatasi itu semua.
*********Menghindari
arus deras banjir adalah salah satu langkah agar angka kematian berkurang. Deras
banjir bukan hanya sekedar deras banjir yang memiliki arti sederhana, namun saya
lebih mencoba mengartikan dari segala sisi, banjir tidak sama dengan kemiskinan
namun banjir memiliki kesamaan dengan kemiskinan dalam proses penangan oleh
pemerintah. Pembicaraan banjir dan kemiskinan sering kita dengan di media, baik
itu media elektronik maupun cetak serta media online (Om Google). Namun kedua
hal tersebut tidak pernah selesai sampai saat ini, sehingga banjir dan
kemiskinan juga merupakan langkah atau kata jitu untuk mendapatkan hati
masyarakat.
Namun yang
tidak pernah absen adalah pembicaraan mengenai kemiskinan sedangkan kata banjir
merupakan pembicaraan musiman, terjadi hanya ketika musim banjir telah tiba
namun ketika sudah selesai, tidak pernah dibicarakan sama sekali, sehingga
tidak ada proses penanggulangan sejak dini. Sehingga kata mengurangi kemiskinan
dan banjir sudah tidak asing lagi dan rakyat terkadang muak mendengar
pembicaraan tersebut karena hanya sebuah dongeng belaka. Sebuah dongeng untuk
anak-anak sehingga sang anak merasa asik dan terus ingin didongengkan, sehingga
membuat para pendongeng merasa asik dan mendapatkan keuntungan besar, namun
sekali lagi ini bukan dongeng untuk anak-anak melainkan untuk orang dewasa,
yang terkadang bisa merasa jenuh.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau