Hidup adalah sebuah dramatisir Tuhan yang begitu
indah, penuh dengan makna serta ujian yang penuh dengan kegelian yang membuat
orang tertawa dan terbunuh oleh tawanya sendiri. Hidup bagaikan sebuah
keinginan selalu berubah-ubah, baik itu disadari maupun tidak disadari,
bagaikan drama pada sebuah film, tak selamanya pemain utama bisa bermain dengan
eksis namun membutuhkan pemain pengganti yang mungkin jauh lebih hebat atau
semakin buruk. Menurut anda apakah hidup ini nyata? Kalaupun nyata, kenapa
manusia tidak hidup abadi?
Hidup memang membutuhkan kesabaran yang penuh
terhadap permainan dunia, tanpa rasa sabar maka terkadang anda akan terjerumus
kejalan yang sesat, jalan yang mungkin membuat anda menjadi hebat namun menjadi
pecundang ketika kembali pada kehidupan yang hakiki. Orang bilang “jujur adalah
hal yang mudah diucapkan namun sulit dilakukan dalam menjalani hidup” sehingga
“orang terkadang jauh berbeda dari perkataan dengan ucapannya”.
(J) Jargon
Jargon adalah
sebuah bahasa istilah yang digunakan oleh kelompok khusus atau profesi,
penggunaan kata ini pun menjadi sebuah kata yang efektif dan efisien dalam
berkomunikasi yang digunakan oleh para ahli atau semacamnya. Misalnya jargon
para mahasiswa dewasa ini “hidup mahasiswa, hidup rakyat”.sebuah kata-kata
singkat namun memiliki arti yang luas atau universal, yang kemudian digunakan
oleh seluruh mahasiswa ketia turun aksi atau demo.
Namun dalam hal
ini, jargon hidup yang saya maksud adalah identitas diri yang mencakup tentang
hubungan dengan Allah, hubungan dengan manusia dan hubungan dengan alam. Tiga komponen
penting dalam menjalani hidup yang harus kita pahami sehingga akan menghasilkan
kepribadian diri yang darmawan, tidak sombong dan selalu jujur dalam menjalani
hidup. Sehingga hidup ini lebih indah dan berharga untuk dilewati dengan sisa
umur yang ada.
“disaat orang jujur
dijatuhkan kedalam jurang yang dalam, para pembohong tidak akan pernah tahu
dibalik jurang yang dalam itu terdapat kenikmatan yang abadi”
(U) Ujian
Manusia hidup dimuka
bumi ini untuk diuji apakah mampu bersyukur atau malah menjadi manusia kufur,
terus berjalan dijalan lurus atau berkhianat terhadap kebenaran, menjadi
manusia yang selalu hormat atau menjadi manusia yang tumbuh dengan kesombongan,
manusia yang selalu menjalani kewajibannya atau malah lalai terhadap kewajiban
sampai ia tidak bernafas lagi. Semua itu menjadi satu kesatuan yang tak boleh
dipisahkan, yang artinya manusia hanyalah ciptaanNya yang lemah dihadapanNya sehingga
manusia tidak boleh sombong, lupa kewajiban, harus selalu bersyukur dan selalu
berjalan dijalan yang benar.
Jujur adalah sebuah
pondasi penting dalam kehidupan ini, baik dalam berkeluarga, bermasyarakat
maupun bernegara, karena kejujuran akan terus mengikat satu kesatuan yang ada
dan akan semakin utuh untuk selamanya. Tanpa adanya sebuah kejujuran maka
ikatan-ikatan tersebut akan perlahan lepas dengan sendirinya, berbalik arah
atau malah meninggalkan sehingga tujuan yang luhur demi menjaga perjuangan para
pahlawan zaman dahulu hanya sebuah omongan belaka. Banyak orang dewasa ini
mengatakan “dimana ya, orang yang jujur bisa aku temui?” dari perkataan
tersebut sudah Nampak jelas sebuah identitas yang tak ada lagi.
Kejujuran saat ini
seolah-olah buah-buahan yang terenak didunia, langka atau sulit untuk dijumpai,
ketika sudah ada, banyak orang yang akan berbicara, baik itu tentang sisi negatif
maupun positif. Misalnya; ketika seseorang jujur terhadap urusan pemerintah
saat ini, membuka segala pemasalahan yang ada, otomatis para pemain-pemain elit
akan berbicara, apa alasanya dia ngomong seperti itu, pasti ada maunya, gak
mungkin dia beani ngomong kayak begitu kalau tidak ada kepentingannya, dan
segala pertanyaan yang mengarah kepada perbuatan jujur yang dilakukan oleh
orang tersebut.
Jujur adalah
perbuatan atau prinsif yang sederhana, namun orang jujur memiliki ujian dan
cobaan yang berat. Sehingga tak mudah menjadi orang jujur walau itu adalah
sebuah sifat sederhana yang ada dalam diri manusia. Apalagi dengan kondisi
dunia dewasa ini, dunia yang penuh dengan panggung sandiwara. Pertanyaan
sederhana, apakah kita akan mati ketika kita menjadi orang jujur?
Jujur “mati pada
kehidupan dan hidup pada kematian” atau “hidup pada kehidupan dan mati pada
kematian” atau “hidup pada kehidupan dan hidup pada kematian”
(J) Jera
Dalam hidup banyak
hal aneh namun nyata yang kita hadapi, baik itu kesenangan maupun kesusahan
hidup yang membuat kita semangat maupun putus asa. Namun terkadang sisi negatiflah
yang sering kita hadapi, masalah lebih berat ketimbang masalah lebih ringan, hal
tersebut menjadikan kita terkadang berpikir yang enggak-enggak, bahkan banyak
orang yang mengatakan “aku capek jadi orang jujur, orang aja menghalalkan
segala cara untuk mendapatkan kesenangan, kenapa saya tidak bisa?” sehingga
kita berbalik arah dan jauh dari Tuhan.
(U) Untung
Di mana pun orang
jujur pasti diperdayakan, difitnah, dan menjadi sasaran tindakan jahat. Namun keuntungan
dibalik kejujuran adalah hal yang penting untuk kita pertimbangkan, Jujur akan
mendapat ketenangan, kesehatan, suka cita dan kesenangan, Jujur membuat kita
semakin dekat dengan Allah SWT, Jujur mendatangkan berkat-berkat yang luar
biasa, Jujur pada akhirnya akan melihat kemenangan yang besar.
Ada yang mengatakan
bahwa kejujuran itu adalah mata uang yang berlaku di mana-mana. Dari kalimat
tersebut dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa kejujuran itu sangatlah
berharga dan tidak memiliki batasan apapun. Entah itu batasan ruang, waktu,
tempat, dan lainnya. Namun kita juga perlu mengakui bahwa tindakan jujur
sekarang sudah terkikis oleh budaya tidak jujur. Budaya tidak jujur terjadi
karena adanya persaingan untuk mencari keuntungan dengan jalan yang singkat.
Contoh tindakan tidak jujur itu banyak, salah di antaranya tindakan pejabat
negara yang melakukan tindak korupsi. Mereka berbuat demikian karena mereka
tidak jujur, kenapa mereka tidak jujur ? karena mereka ingin mendapatkan
keuntungan yang jauh lebih banyak dari seharusnya. Contoh lain, siswa yang
menyontek pada saat ulangan, kenapa mereka menyontek ? karena mereka ingin
mendapatkan keuntungan yang lebih tanpa mau bekerja lebih banyak. Itu semua
merupakan tindakan sebagai cerminan bahwa budaya tidak jujur sudah mulai
mengikis budaya kejujuran.
(R) Rileks (Santai)
Rasa takut adalah
hal yang biasa terjadi didalam diri kita, terkadang perasaan takut membuat kita
menjadi pecundang dalam masalah yang
belum kita hadapai. dengan masalah yang datang seharusnya menjadi sebuah awal untuk
meningkatkan keberanian, seta menjadikan kita lebih dewasa dalam memahami hidup
ini. tak selamanya kita harus menjadi ekor yang bersembunyi dibalik badan yang
besar dan tegak, namun kita harus menjadi kepala yang bisa memahami, melihat
dan merasakan sebuah ketakutan.
Didalam sebuah
masalah ada dua kemungkinan yang muncul, pertama; masalah sebagai pembunuh yang
kejam. Kedua; masalah bisa menjadi raja yang bijak untuk memberikan segala
keinginan yang kita inginkan. Sehingga kita tidak boleh takut dalam menghadapi
masalah namun harus santai dan memahaminya sebagai sebuah vitamin besar dalam
memberikan kita kebugaran dalam menjalani aktivitas.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau