Hidup adalah mengenal dunia, sebuah tujuan yang
ditakdirkan manusia, mengenal dunia bukan hanya pada isinya, namun lebih kepada
penciptaNya, yakni kebesaran Allah SWT. Bukan hanya sekedar tumbuh dari kecil,
dewasa, tua kemudian meninggalkan dunia. Bukan pula hanya menjalani aktivitas
sehari-hari yang berpatokan pada kegiatan yang sia-sia maupun berguna. Bahkan bukan
hanya sekedar mengetahui hak dan kewajiban yang harus dijalankan namun harus
mampu memahami sejauh mana hak dan kewajiban itu sendiri.
Banyak orang yang hidup sederhana, namun protes
terhadap permasalahan hidup yang dijalani, bukan disyukuri namun menjadi
permasalahan batin yang tiada henti-hentinya. Sehingga banyak sekali
kejadian-kejadian aneh yang terjadi dikalangan masyarakat bawah, ada yang
gantung diri, ada yang gila (stress), sampai-sampai nekad menjual bayinya untuk
menyambung hidup. banyak orang yang hidup dengan mewah namun menghambur-hamburkan
uangnya dengan hiburan dan lain sebagainya. tidak disyukuri sebagai karunia
atau kemurahan Tuhan terhadap dirinya, malah digunakan untuk mendapatkan
sesuatu dengan menghalalkan segala cara.
Itulah hidup, hidup yang penuh dengan warna yang
terjadi di dunia ini, dunia yang semakin tua malah nilai-nilai hidup semakin
tak menentu. Nafsu semakin meguasai diri, egois terhadap kepentingan pribadi
maupun kelompok semakin kuat. Padahal Rosulullah telah mencontohkan kita untuk
hidup sederhana, dan memperbanyak mengingat mati. Apa artinya ini, sebuah
justifikasi bahwa kehidupan dunia ini benar-benar tidak bernilai?, dalam suatu
riwat Rosulullah juga menilai dunia dan seisinya ini tidak lebih bernilai dari
membaca tahmid sepuluh kali saja setelah sholat subuh. Itu artinya dunia ini
memang benar-benar tidak bernilai? Lalu kenapa saat ini orang berlomba-lomba
mencari dunia sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara? Adap apa ini?
apa sudah adap perubahan pandangan hidup? yang pasti manusia itu pasti akan
mati, kita akan mati tanpa membawa apa-apa, jangankan mobil mewah yang kita
kejar-kejar, sandal seharga 3 ribu saja kita tidak bawa ke tika mati.
“kobaran api kesedihan tak mampu membakar mu dan
air pancuran kebahagiaan tak mampu membasahi mu”
H) Harus (Should)
“Bagai batu hanyut
dalam air” sebuah kata-kata mutiara yang mengandung arti sangat dalam, pendek
namun memiliki makna yang sangat luas jika kita bisa memaknainya dari segala
sisi. Dalam bahasa jawa ada sebuah artikel yang menarik bagi saya. Yakni;
urip sak jeroning
mati (hidup dalam kematian) bisa diartikan kita hidup tapi dalam keadaan
seperti mati. Mati di sini bukan mati secara tubuh. Tapi lebih pada kita
mematikan segala sesuatu yang berbau dunia. Karena orang mati pastinya tidak
perlu makan,tidak perlu uang,tidak perlu apapun yang diberikan dunia. Jadi kita
hidup sebaiknya dapat meninggalkan segala nafsu dunia. Bukan kita yang
dikendalikan oleh nafsu tapi bagaimana kita bisa atur nafsu itu supaya hidup
kita lebih berarti. Seseorang memang butuh makan,tapi jika tidak dapat
mengontrolnya justru akan cepat mati karena penyakit.
Mati Sak Jeroning
Urip (mati dalam kehidupan) dalam Katholik mengenal kehidupan abadi yang
menjadi salah satu dasar iman. Memang benar, ada hal dalam hidup manusia yang
tidak bisa mati, yaitu; ide, karya dan jiwa. Di mana seseorang mati pasti hal
itu masih ada, hidup bersama orang-orang. Tentunya ide atau karya yang bernilai
atau berbuah yg bisa menghidupkan orang banyak. Seperti sebuah biji yang
terbuang di tanah, tapi seiring waktu tumbuh dan berakar menjadi pohon yang
berbuah. Menjadi sebuah hal yang berguna bagi hidup manusia.
Jadi, apa sih
maksud kata (harus) dalam pembahasan ini? harus yang saya maksud adalah
keinginan kita untuk memahami hidup ini secara mendalam agar tidak menjadi
sia-sia namun lebih berguna. Namun jangan sampai terperanguh akan sebuah
keharusan yang ditimbulkan oleh nafsu kita, karena keharusan dari nafsu akan
menghilangkan akan sehat anda dan terjerumus kejalan sesat.
I) Ilmu (Science)
Secara umum, Ilmu
pengetahuan merupakan suatu pangkal tumpuan (objek) yang sistematis, mentoris,
rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Jadi ilmu pengetahuan adalah
sebuah dasar atau bekal bagi seseorang yang ingin mencapai suatu tujuan yang
diharapkannya. Tanpa ilmu pengetahuan, manusia tidak bisa mencapai apa yang
diinginkannya. Ilmu pengetahuan memberikan setiap manusia ilmu-ilmu dasar untuk
melakukan sesuatu. Ilmu pengetahuan bisa dicari dimana saja, tidak hanya dari
buku pelajaran saja.
“tanpa ilmu,
seseorang bagaikan orang buta” tidak memahami sesuatu yang dipahami oleh orang
lain, tidak mengetahui sesuatu yang diketahui oleh orang lain.
“Jika manusia dapat
menerangkan pikirannya maka ia akan mendapatkan ketenangan, sehingga tak
tergoda oleh nafsunya”
D) Dunia (World)
Dunia dengan
berbagai gemerlap dan kemilaunya, menjanjikan kesenangan yang begitu memikat.
Limpahan materi, tingginya pangkat dan jabatan, luasnya kekuasaan menjanjikan
kebahagian bagi setiap orang untuk dapat meraihnya, menjadikan setiap orang
memimpikannya.Namun kesenangan dunia yang dapat direguk bukan malah menjadikan
penikmatnya terpuaskan, malah justru sebaliknya semakin haus yang dirasakan.
Sebuah ironi nyata, dunia bagaikan candu yang membuat setiap orang ketagihan.
Tidak sedikit orang yang tenggelam dalam larutnya kehidupan dunia. Kebutuhan
yang meningkat, godaan keinginan dan lain-lain yang menyangkut
kehidupan menjadi salah satu penyebab tenggelamnya banyak orang.
Kehidupan dunia
yang begitu memikat bisa membuat semua orang lupa bahwa hakekatnya hanya
sementara. Banyak orang yang mengejar kebahagiaan duniawi yang semu dan
meninggalkan upaya mencapai kebahagiaan ukhrowi yang hakiki. Makalah ini
setidaknya memberikan gambaran tentang hakekat dunia dan kehidupan,
pandangan-pandangan terhadap dunia tersebut serta sedikit kiat agar tidak
terbawa semu arus dunia.
Diantara
orang-orang yang tenggelam tersebut, tidak sedikit yang akhirnya merasa jenuh
dengan pola kehidupan dunia yang tak pernah ada habisnya dikejar. Rasa jenuh
tersebut membawanya mencari sesuatu yang tidak didapatkannya dalam gemerlap
dunia. Tidak sedikit diantara mereka yang akhirnya memilih tasawuf sebagai obat
bagi keresahan hatinya, sebab tasawuf mengedepankan ketenangan hati bukan
kebahagiaan materi yang semu. Selain itu tasawuf juga punya pandangan
tersendiri tentang dunia, baik untuk orang yang sudah memiliki segalanya
kemudia jenuh dengan semua itu, maupun untuk orang yang belum merasakan
manisnya dunia sebagai tameng agar tidak terlalu jauh mengangankan sesuatu yang
semu.
“jika dunia
tertidur, orang beriman terjaga namun jika dunia terbangun, orang beriman
tertidur”
“siang hari bagi
yang tak beriman adalah malam bagi orang yang beriman karena ia telah melampau
batas kemampuan orang yang tidak beriman, namun malam hari bagi orang yang
tidak beriman namun siang hari bagi orang beriman”
U) Uang (Money)
Hampir semua
manusia di dunia menginginkan kemakmuran dalam hidupnya. Di dalam perjalanan
menuju kaya tersebut, banyak orang yang menempuhnya dengan berbagi cara, entah
itu yang baik maupun dengan hal yang buruk. Kekayaan yang diperoleh manusia
merupakan anugerah yang sangat bernilai bila didapatkan dengan kerja keras
serta proses yang baik. Tetapi, apalah arti sebuah kekayaan jika didapat
melalui jalan pintas seperti korupsi, manipulasi, pakai ilmu-ilmu gaib, dsb.
Setiap manusia bebas menentukan jalan hidupnya dalam bekerja, entah itu menjadi
karyawan, dengan mencari lowongan-lowongan kerjayang ada, ataupun memilih jalan hidup sebagai pengusaha.
Carilah rezeki yang
halal dalam hidup, karena dengan kekayaan yang halal maka akan menentramkan
hati kita juga. Sebaliknya, jika kita tidak mendapatkannya dengan sesuatu yang
halal, maka biasanya akan membuat hidup kita di masa yang akan datang menjadi
penuh masalah dan beban moral di kemudian hari.
“Jika nafsu tak
terpuaskan maka akan lahir kemarahan dan nafsu akan menguasainya”
P) Peduli (Care)
Selain mempunyai
sifat jujur, sifat lain yang harus kita miliki adalah sifat tanggap dan peduli.
Pertanyaan sederhananya adalah, Kenapa? Di Zaman moderen sekarang ini ketiga
sifat ini sudah jarang dipakai orang, katanya sih sudah ketinggalan zaman,
kuno, dan banyak berganti menjadi sifat pembohong, masa bodoh, acuh tak acuh dan
SDM (Selamatkan Diri Masing-masing).Padahal semua sifat baik itu sesuai dengan
perintah agama dan perintah Allah swt.
Untuk bisa
menjalankan ketiga sifat ini kita harus membuang sifat jelek kita, seperti
sifat sombong, angkuh, merasa bisa hidup sendiri, merasa selalu dibutuhkan,
merasa diri serba hebat, merasa hidup serba berkecukupan, merasa harus selalu
diharagai, merasa harus selalu lebih dari orang lain, dan penyakit hati
lainnya.
Dalam berhubungan
dengan orang lain, tentunya kita akan respect terhadap orang yang kita sukai
atau yang pantas untuk kita hormati. Contoh saja kita rata-rata menghormati
sosok ibu yang banyak berjasa, kita pasti dapat merasakan apa yang ia rasakan,
mengetahui apa yang dibutuhkanya saat ini tanpa sang ibu memberitahukanya,
tanpa perlu memiliki indera keenam yang merupakan cirri khas paranormal. Bahkan
kalau kita lebih sering mengasah kepekaan kita sedikit, kita sampai dapat
menganalisa bakat dan sifat orang yang sedang kita pedulikan karena kita
memiliki rasa cinta sehingga lebih objektif dalam menilai sikap seseorang.
Apabila kita sering
berinteraksi, namun disertai sifat peduli dan peka maka kita dapat melihat
dengan jelas minat dan bakat seseorang, minimal sahabat kita sendiri, coba
buktikan ! Manusia dapat melakukan aktualisasi apabila seseorang tersebut
benar-benar mengikuti takdir yang sudah Tuhan tuliskan sebelum kita turun ke
dunia. Apabila kita tidak mengikuti takdir yang sudah tertulis, kita serasa
membawa batu di dalam hati.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau