Salah
satu menjadi kebanggaan tersendiri dalam hidup seseorang adalah ketika apa yang
diharapkan tercapai walau terkadang tidak maksimal, pencapaian tersebut
merupakan sebuah karunia atau anugrah, mungkin pencapaian tersebut jarang
didapatkan oleh orang lain. Pencapaian merupakan sebuah hasil akhir dari suatu
usaha dan do’a yang dilakukan seseorang ketika memiliki impian atau tujuan, di
mana impian dan tujuan tersebut sebagai motipasi hidup agar tidak menjadi lalai
atau malas dalam berusaha, tidak mudah putus asa atau mudah menyerah, dan
selalu berusaha dibalik rintangan yang ada.
Kendati
demikian, pencapaian yang maksimal lewat sebuah usaha, banyak orang berhenti
ditengah jalan, meninggalkan usaha yang selama ini telah dikerjakan karena
tidak sanggup menjalani rintangan berat maupun kecil. Padahal dalam (QS: Ar-Ra'd Ayat: 11)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu
sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka”.
“Tanamlah
gagasan, petiklah tindakan. Tanamlah tindakan, petiklah kebiasaan. Tanamlah
kebiasaan, petiklah watak. Tanamlah watak, petiklah nasib”. Dimulai dari
gagasan yang diwujudkan dalam tindakan, kemudian tindakan yang dilakukan
berulang-ulang akan menjadi suatu kebiasaan. Kebiasaan yang dilakukan
berkali-kali akan menjelma menjadi watak, dan watak inilah yang akhirnya
mengantarkan kita kepada nasib. Jadi nasib kita, kita sendirilah yang
menentukan. Nasib kita, ada di tangan kita.
Sebagai
manusia yang diberikan kelebihan oleh Tuhan, tentunya “kreatif” harus menjadi
kebiasaan yang kita lakukan. “biasa karena biasa” tanpa kebiasaan orang akan
merasa awam terhadap sesuatu yang belum dilakukan. Kalau orang sasak (Lombok) mengatakan
“mun te kadu otak niki, pasti akan jari dengan pinter” yang artinya bahwa kecerdasan
seseorang ada di kepalanya, kalau tidak digunakan untuk berpikir tentunya otak
(kepala) akan menjadi kosong dan tidak berguna. Hanya mengandalkan apa yang
ada, dan jauh tertinggal dari orang yang menggunakan kepalanya untuk berpikir,
baik itu perubahan, usaha, masa depan, masalah yang ada dan yang lainnya.
Oleh
karena itu, pencapaian sesuatu yang dituju tidak akan pernah berhasil jika
kepala tidak pernah digunakan untuk berpikir, karena kemampuan atau daya
berpikir seseorang akan menjadi penentu, langkah (strategi) apa yang harus
dilakukan? bagaimana prosesnya? serta dengan menggunakan apa? agar sesuatu yang
kita harapkan tercapai. Tentunya salah satu yang harus diperhatikan adalah “komitmen”
serta do’a kepada Allah SWT agar dimudahkan dan mendapatkan hasil yang
maksimal.
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau