“Menipisnya persatuan dan kesatuan umat beragama”
sebuah ungkapan yang tidak asing lagi ditelinga ku, dan kali ini aku
mendengarnya secara langsung pada Khutbah Jum’at di UAD Jogjakarta. Masalah ini
adalah sebuah masalah besar bagi umat beragama (kata tukang khutbah Jum’at) namun
benar atau tidaknya, mari kita bincangkan demi memperjelas dan mendapatkan
solusi yang terbaik agar persatuan dan kesatuan umat beragama tetap terjaga dengan
baik.
Kita kaji dari sifat yang paling sederhana dari
masyarakat disekitar kita, karena pada intinya perpecahan akan terjadi ketika
masyarakat sudah dirasuki dengan sifat individualisme yang bertolak belakang
dengan sifat sosial.
Masih aku ingat kata-kata dosen saya, bapak
muhammadun seorang dosen di fakultas dakwan IAIN mataram dan sekarang sedang
melanjutkan s3-nya di UIN Jogja, beliau pernah berkata yang kurang lebihnya
adalah sifat individualisme adalah sesuatu yang bersifat positif dalam sebuah
karir, mendorong diri sendiri dalam menciptakan ruang yang positif dalam meraih
masa depan, namun secara sosial sifat indiviudalisme lebih pada mementingkan
diri sendiri dan bersifat tertutup.
Dalam penelitian saya sebagai tugas akhir kuliah
(skripsi) tentang “komunikasi antarpribadi dalam membentuk solidaritas pada
masyarakat” ada beberapa penemuna penting yang saya dapatkan, yakni; sifat individualisme
pada masyarakat desa lebih rendah ketimbang individualisme kota, terlihat dari
komunikasi yang dibangun dalam masyarakat desa tersebut, misalnya; adat desa
tentang menyilak (mengundang), Menyilak
pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yakni; menyilak secara langsung (tatap
muka) dan menyilak secara tidak langsung (surat undangan). adat (menyilak
secara langsung) ini sampai sekarang masih dilestarikan dengan baik oleh
masyarakat desa sedangkan pada kebiasaan di kota (metropolitan) biasanya menyilak sudah diganti dengan sebuah
surat undangan. Sehingga komunikasi tidak dilakukan secara langsung namun
menggunakan komunikasi simbol (surat undangan).
Sedangkan dalam sebuah artikel Wikipedia, Individualisme
adalah sikap moral, filsafat politik, ideologi, atau pandangan sosial yang
menekankan "nilai moral individu". individualis mempromosikan
pelaksanaan tujuan seseorang dan keinginan dan kemandirian nilai begitu dan
kemandirian sementara menentang gangguan eksternal pada kepentingan sendiri
oleh masyarakat atau lembaga-lembaga seperti pemerintah. Individualisme membuat
fokus individu dan begitu dimulai "dengan premis dasar bahwa individu
manusia adalah kepentingan utama dalam perjuangan untuk pembebasan."
Liberalisme, eksistensialisme dan anarkisme adalah contoh gerakan yang
mengambil individu manusia sebagai unit pusat analisis Individualisme sehingga
melibatkan "hak individu untuk kebebasan dan realisasi diri".
Persatuan dan kesatuan
berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah. Persatuan
dan kesatuan mengandung arti “bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam
menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.” Indonesia Mengandung dua
pengertian, yaitu pengertian Indonesia ditinjau dari segi geografis dan dari
segi bangsa.
Dari segi geografis, Indonesia berarti bagian bumi
yang membentang dari 95° sampai 141° Bujur Timur dan 6° Lintang Utara sampai
11o Lintang Selatan atau wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Indonesia dalam arti luas adalah seluruh rakyat yang merasa
senasib dan sepenanggungan yang bermukim di dalam wilayah itu. Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas
dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.
Makna dan Pentingnya Persatuan
Dan Kesatuan Bangsa, Kesatuan
bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses yang dinamis
dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari
proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri,
yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali.
Unsur-unsur sosial budaya itu
antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Kedua unsur itu
merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas
kemanusiaan dan kebudayaan. Karena masuknya kebudayaan dari luar, maka terjadi
proses akulturasi (percampuran kebudayaan). Kebudayaan dari luar itu adalah
kebudayaan Hindu, Islam, Kristen dan unsur-unsur kebudayaan lain yang beraneka
ragam. Semua unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk diseleksi oleh bangsa
Indonesia. Kemudian sifat-sifat lain terlihat dalam setiap pengambilan
keputusan yang menyangkut kehidupan bersama yang senantiasa dilakukan dengan
jalan musyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan
bangsa Indonesia. Jadi makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dapat
mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain
sebagainya.
Dari
gambaran diatas, saya rasa sudah ada gambaran diotak kita pengertian, makna dan
pentingnya persatuan dan kesatuan dalam lingkup sosial kita, tak penting
beragama lain namun yang terpenting adalah saling menjaga, menghormati, tolong
menolong dan sebagaianya, sebuah hubungan yang akan meng-erat-kan rasa sosial
sebagai umat beragama. Hilangnya semua itu, akan berawal dari sebuah sifat individualisme
pada diri masyarakat, membenteng rumahnya dengan tembok besar, menggariskan
dirinya sebagai rakyat yang sudah kaya raya serta memalingkan muka terhadap
permasalahan sosial yang ada.
Kesimpulan;
Persatuan dan kesatuan akan hilang ketika
komunikasi antar masyarakat sudah tidak ada lagi, berkomunikasi dengan efektif akan
menimbulkan rasa persaudaraan yang kuat, sehingga persatuan dan kesatuan antar
umat Bergama akan sulit dipecahkan atau dihancurkan. Menjaga tradisi lama dan
memasukkan tradisi baru yang bersifat produktif adalah salah satu solusi yang
tepat untuk dilakukan. Tradisi rakyat tentang menyilak, gotong royong, dzikiran
dan lain sebagainya yang sudah melekat pada rakyat pedesaan harus dipertahan
untuk selamanya. Dipertahankan sebagai kekayaan adat dan budaya luhur dari
nenek moyang kita. Namun, bukan berarti kita tidak boleh mengikuti budaya lain,
budaya yang akan memajukan dan lebih memperkaya budaya yang ada.
Inspirasi;
Khutbah Jum’at di Kampus UAD Jogjakarta
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau