Tuesday, May 14, 2013

0 Pemerintah Tidak Bisa Menangis dan Tidak Tahu Cara Menangis




Salah satu fakta yang unik tentang indonesia adalah rakyat yang menderita namun masih bisa membantu orang lain, mengajak para sesamanya untuk terus berjuang dan pantang menyerah, hal inilah yang kemudian menjadi sorotan utama media, dari awalnya hanya satu media kemudian berbondong-bondong media lain meliputnya dengan detail, karena memang hal tersebut dijadikan berita unik, bahkan dijadikan sebagai ajang award di beberapa media tentang pahlawan berjasa yang ikut memberikan motivasi agar dapat merasakan kesejahteraan bersama, dan ini terbukti bahwa hal tersebut merupakan hal besar yang akan merubah ekonomi masyarakat. Dan hal uniknya dalam pemerintahan adalah menjadikan momentum tersebut menjadi pelajaran berharga namun tidak pernah diaplikasikan serta menjad pancingan untuk pemerintah agar mau berbaik hati untuk kesejahteraan rakyat.

Misalnya; Kategori Pemberdayaan Masyarakat (EULIS ROSMIATI), Kategori Pendidikan (SUGIYANTO), Kategori Kemanusiaan (IRMA SURYATI), Kategori Lingkungan Hidup (SISILIA MBIMBUS) dan Kategori Inovasi (Drg. ANTO BAGUS, Sp.Pro) dalam Peraih Liputan6 Awards 2012 sumber; (http://subsite.liputan6.com/liputan6awards/index.php?page=5). Salah satu alasan yang menarik bagi saya untuk melihat realita ini adalah ternyata rakyatlah yang harus berjuang untuk dirinya sendiri bukan pemerintah seperti yang dikatakan oleh DR. Ichsanuddin Noorsy dalam perbincangan di TVRI Nasional malam selasa tanggal 13 mey 2013. Pemerintah seolah-olah tidak bisa menangis dan tidak tahu cara menangis.

Coba deh anda buktikan, jika anda berhasil menjadi penggerak dalam masyarakat dan membuahkan hasil yang lumayan walau tidak maksimal dan apa yang anda lakukan terekspos oleh media maka siap-siaplah masyarakat anda atau anda sendiri akan mendapat sorotan dari pemerintah bahwa anda adalah pahlawan dalam menumbuhkan ekonomi masyarakat dan pemerintah tidak akan bersusah payah untuk membuat masyarakatnya sejahtera. Yang artianya bahwa, dewasa ini rakyat tidak membutuhkan tangan pemerintah melainkan keinginan kuat untuk mencapai kemakmuran, namun pemerintah membutuhkan tangan-tangan masyarakat untuk melakukan perubahan. Pemerintah seolah-olah hanya berkewajiban pada pembangunan, baik itu jalan, pembangunan gedung-gedung mewah, tempat-tempat wisata yang semua itu ada pulus (uang) untuk melaksanakannya. Karena pada dasarnya pemerintah tidak mau rugi, jika merugi maka siap-siap semuanya akan berubah, contoh kecil dengan menaikkan BBM namun memberikan uang kepada rakyat miskin sebesar Rp. 1.800.000/tahun.

Salah satu sorotan media tentang hal ini adalah masyarakat yang memiliki kekurangan (tuna rungu dan tuna-tuna lainnya), mereka berjuang untuk mendapatkan masa depan, walau pada akhirnya akan ada bantuan dari pemerintah ketika telah terekspos oleh media namun jika tidak maka tidak aka nada penghargaan sama sekali. Contok yang lain; pemulung sampah (Mak Yati) karena dengan perjuangannya untuk bisa berkurban dengan cara menabung selama kurang lebih tiga tahun dan berhasil, mak Yati menjadi sorota utama seluruh media yang ada. Mak Yati kemudian diundang di Hitam Putih Trans7 dan sejak itu mak yati menjadi artis dadakan, sampai-sampai dibangunkan rumah.

Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan, Mak Yati seorang pemulung yang ikut berkurban pada Idul Adha 2012 lalu, harus menjadi contoh bagi masyarakat. “Kita harapkan Mak Yati bisa jadi contoh saudara-saudara kita pemulung yang lain, asal punya kemauan pasti bisa keluar dari kemiskinannya,” kata Mensos di gedung Kementerian Sosial di Jakarta, Senin (18/2/2013), saat melepas kepulangan Mak Yati ke kampung halamannya. Sumber; http://salam-online.com/2013/02/dibangunkan-rumah-dan-dapat-bantuan-modal-pemulung-yang-berqurban-2-kambing-akhirnya-pulang-kampung.html. Ini adalah bukti bahwa pemerintah memang tidak bisa menangis bahkan lupa bagaimana cara untuk menangis. Ketika diberitahu oleh rakyatlah pemerintah bisa menangis dan tahu bagaimana cara untuk menangis.

Post a Comment

komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau

Simak juga Post Sarjana Muda 45 Minggu ini

Hidup hanyalah sekedar jalan-jalan untuk menikmati kehidupan, hidup hanyalah sekedar hembusan nafas untuk melangkah menikmati jeruji Tuhan, hidup hanyalah gambaran Tuhan akan kehidupan yang lebih abadi. Oleh karena itu…, tak perlu rebut, tak perlu risau, tak perlu bingung, tak perlu galau, tak perlu merasa tertipu, tak perlu merasa bahwa hidup ini tak adil, tak perlu memberontak, tak perlu bangga, tak perlu sombong. Yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap proses yang ada, karena proses akan menentukan bahwa jalan-jalan dibumi yang kita lakukan sukses atau gagal. (Surga ataukah Neraka).

Data Pengunjung

Popular Posts

My Archive RLM

 

Negara Pengunjung RLM


PUTRA NTB MENULIS
SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Statistic RLM

LOGO

LOGO
PUTRA LOMBOK MENULIS "BATUJAI"

Translate