Sumber; osanug.wordpress.com
Perdebatan
setiap hari didalam ruang kelas “ruang masa depan” tentang kesejahteraan
masyarakat tidak pernah usang, bahkan terus merajai di otak-otak para penerus
bangsa. seminar-seminar nasional dan international tentang pemberantasan
kemiskinan terus digalakkan oleh para pemikir bangsa, mulai dari tataran
mahasiswa, hingga tataran pemerintah. Namun kenyataan yang dihadapi masih saja
semakin menakutkan. Padahal, tempat pelaksanaan pembeicaraan tersebut selalu
berada ditempat-tempat yang mewah; kampus, hotel, dan yang lainnya. dengan
demikian, kita masih dapat bertanya; kesejahteraan sesungguhnya untuk siapa?
Kehadiran
BPJS sebagai salah satu solusi nasional dalam mengentaskan kemiskinan dan
mewujudkan keadilan sejatera untuk rakyat indonesia, masih saja terjadi hal-hal
yang tidak seharusnya terjadi, banyak rumah sakit mengidap buah simalakama, menerima
“bangkrut”, menolak “akan menjadi tudingan buruk bagi masyarakat” hingga pada
akhirnya tumpang tindih terjadi, kemudian berdampak pada terlantarnya
masyarakat miskin dalam menikmati pasilitas kesehatan dari pemerintah. Namun,
alih-alih BPJS masih dalam tahap awal dan akan terus ditingkatkan, hal ini
menjadi buah bibir yang manis didengar oleh masyarakat banyak (miskin).
Momentum PEMILU
menjadi salah satu bukti bahwa rakyat adalah penguasa yang sesungguhnya, nama “kemiskinan”
dan “kesejahteraan” menjadi barang dagangan yang laku terjual, baik mulai dari
tataran elit, hingga kelas teri. Bumbu-bumbu kesejahteraan pun dikemas dengan semaksimal
mungkin agar mendapat perhatian lebih dan dukungan dari rakyat banyak, mulai
dari pemberian tunai sebesar satu juta rupiah untuk setiap kepala keluarga, hingga
pemberdayaan masyarakat melalui pemberian dana bagi pemerintah desa hingga
mencapai satu (1) miliar lebih. Hujan kata-kata indah ini tentang kesejahteraan
seolah-olah masyarakat miskin sedang dibanjiri uang. Akan tetapi dalam
pandangan saya; seolah-olah masyarakat sedang diberi mimpi yang indah, hingga
harus terlena dan terlelap dengan damainya. Namun setelah mereka bangun harus
berjuang dan bertanya, kemana suara indah yang mereka dengar tadi? Dan jawabanya;
mereka berlari dan bersembunyi dibalik kata “pemerintah”
Sumber; luckyug.wordpress.com
dan akan kah rakyat terbebas oleh janji manis PEMILU untuk kesejahteraan?
Post a Comment
komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau