Saturday, February 1, 2014

0 Acara Wisuda IAIN Walisongo




Selamat dan sukses selalu buat senior ku, semoga ilmu yang sudah didapatkan dapat berguna buat keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Amin.
 



“Tak terasa perjalanan dua tahun lebih telah berakhir dengan kebahagiaan dan buah yang sudah bisa dipetik dengan perlahan. Perjalanan selama dua tahun, kini menjadi memori indah dan berharga, setipa kenangan menjadi anugrah yang terindah disaat berjibaku dengan berbagai keadaan dan rintangan, di mana, semua itu menjadi bagian penting dalam sejarah yang telah ditorehkan walau setiap detiknya berlalu tanpa dokumentasi dalam setiap lembaran putih, namun telah terdokumentasi pada memori otak yang tak bisa hilang untuk selamanya. Kamis, 30 Januari 2014 menjadi saksi dari kisah-kisah yang telah berlalu.”

Perjalanan dari Yogyakarta menuju Semarang (Kontrakan Bang Edi) untuk menghadiri wisudanya adalah perjalanan yang begitu melelahkan namun mengasikkan ketika pandangan baru disetiap perjalanan menjadi iringan yang menyejukkan, apalagi ini adalah awal saya mengenal Kota Semarang. Kota yang indah namun padat akan pengguna jalan, sehingga perjalanan kami lebih lama dari prediksi awal. Berangkat dari jam setengah satu, dan sampai dikontrakan bang Edi kurang lebih sekitar jam enam (habis Adzan Magrib).

Perjalanan yang melelahkan dan tikungan yang banyak, membuat perjalanan kami tak menentu, hal ini dikarenakan kami tidak mengetahui jalan mana yang harus kami lewati agar tidak salah jalan. Namun agar hal tersebut tidak terjadi, akhirnya saya mencoba menghubungi Bang Edi untuk menjemput kami di bundaran Semarang (simpang lima), walau pada dasarnya, menurut salah satu teman saya, bahwa tidak selayaknya seorang senior untuk menjemput kadernya, hanya karena tidak tahu jalan. Akan tetapi, dari pada harus tersesat dan lama sampai ditempat tujuan, apa boleh buat, dan Bang Edi adalah senior yang tidak sombong atau gengsi akan hal tersebut. Lelah dan badan terasa remuk karena perjalanan jauh adalah hal yang pertama aku rasakan, namun itu terlupakan oleh sambutan hangat dan suguhan kopi Lombok.



Menjelang pagi, Bang Edi bersiap-siap untuk melaksanakan momen bahagia, momen yang ditungguh-tunggu selama dua tahun lebih, dan kami sebagai pengiring berangkat sekitar jam 10 lebih. Saat berlangsungnya acara wisuda, saya dan temen-temen jalan-jalan melihat situasi dan kondisi, serta sambil menunggu selesai acara wisuda. Cuaca yang cerah berubah menjadi mendung, dan lama kelamaan hujan pun turun dengan lebatnya, saat beberapa menit hujan berlansung, suara musik terdengar dari arah barat, saya mengira bahwa musik tersebut adalah acara yang dibuat oleh orang-orang wisuda sebagai iringan mereka, namun setelah semakin dekat, ternyata musik tersebut berasal dari UKM IAIN Walisongo, dengan membawa beberapa alat musik dan beberapa rekan-rekan mereka sebagai pengiring. Tak lama kemudian, UKM yang lain pun bermunculan satu persatu.

Namun…, yang paling asik terdengar ditelinga ku adalah ketika nyanyian yang dikenal oleh seluruh mahasiswa gerakan, datang dengan penuh semangat, sebuah nyanyian pembebasan untuk rakyat. Dan ini tidak lain adalah sahabat-sahabat PMII IAIN Walisongo, dengan membawa bendera PMII, mereka bernyanyi dengan penuh semangat dan khidmat.

“Di sini negeri kami
Tempat padi terhampar
Samuderanya kaya raya
Negeri kami subur, Tuhan
Di negeri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah luka
Anak kurus tak sekolah
Pemuda desa tak kerja

Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Untuk membebaskan rakyat

Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berbakti


setelah selesai semua sesi acara, mulai dari berphoto bersama, makan bersama, dan menghadiri salah satu undagan dari Buk Murjenah, salah satu Putri NTB (Lombok) yang menjadi POLWAN di Semarang selama 30 tahun lebih.

Post a Comment

komentar anda sangat berarti bagi kami, terima kasih telah membaca blog Rantauan Lombok Merantau

Simak juga Post Sarjana Muda 45 Minggu ini

Hidup hanyalah sekedar jalan-jalan untuk menikmati kehidupan, hidup hanyalah sekedar hembusan nafas untuk melangkah menikmati jeruji Tuhan, hidup hanyalah gambaran Tuhan akan kehidupan yang lebih abadi. Oleh karena itu…, tak perlu rebut, tak perlu risau, tak perlu bingung, tak perlu galau, tak perlu merasa tertipu, tak perlu merasa bahwa hidup ini tak adil, tak perlu memberontak, tak perlu bangga, tak perlu sombong. Yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap proses yang ada, karena proses akan menentukan bahwa jalan-jalan dibumi yang kita lakukan sukses atau gagal. (Surga ataukah Neraka).

Data Pengunjung

Popular Posts

 

Negara Pengunjung RLM


PUTRA NTB MENULIS
SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Statistic RLM

LOGO

LOGO
PUTRA LOMBOK MENULIS "BATUJAI"

Translate